Pembelajaran Kooperatif

a. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin, Coperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Lungdren, sebagaimana dikutip Isjoni dalam bukunya, antara lain:

(1) siswa dalam kelompoknya harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”, (2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi, (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama, (4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompok, (5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi kelompok, (6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar, (7) Setiap siswa akan diminta untuk mempertanggung- jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Beberapa ahli berpendapat bahwa pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para ahli telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun siswa kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam.

Pembelajaran kooperatif memiliki efek penting dalam penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Tujuan penting selanjutnya adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain.

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh sebab itu banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kelompok, karena mereka menganggap telah terbiasa melakukannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kerja kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif.

Bennet seperti dikutip Isjoni (2007:42), menyatakan ada lima unsur yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:

Positive Interdependence, Interaction face to face, adanya tanggung jawab pribadi mengenai mengenai materi plajaran dalam

anggota kelompok, membutuhkan keluwesan, meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecah-kan masalah (proses kelompok).

1) Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2) Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.

3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya.

4) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar- pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.

5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di masyarakat.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan.

Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan toeri belajar Gestlat melalui insightful learning theori (M. Ali, 2002;69).

Dimana belajar dirumuskan sebagai hasil interaksi langsung dari siswa dengan lingkungannya. Belajar tidak hanya menghafal informasi dan konsep atau merespon stimulus tetapi belajar merupakan kegiatan aktif untuk mencari dan menemukan konsep baru yang bermanfaat bagi siswa secara pribadi maupun manfaat bagi kelompok, dalam hal ini belajar lebih mengarah pada proses (learning by proses).

Dalam pembelajaran kooperatif ada 6 langkah. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini diikuti dengan penyajian informasi. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Langkah terakhir meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Secara singkat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif menurut Widyantini (2008:6) nampak pada tabel berikut :

Tabel 2.1 6 Langkah Pembelajaran Kooperatif

Tingkah Laku Guru Langkah 1

Langkah

Indikator

Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan dan memotivasi siswa

tujuan pembelajaran dan Mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.

Langkah 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan Guru menyajikan

Langkah 3

Mengorganisasikan

Guru menginformasikan

siswa ke dalam

pengelompokan siswa.