Hasil Penelitian dari semua domian PO, yang mendekati tingkat
3. Hasil Penelitian dari semua domian PO, yang mendekati tingkat
3.1. Nilai Kematangan Tata Kelola Teknologi kematangan yang diharapkan (managed and Informasi measurable) adalah PO10 yang mewakili proses
dengan nilai tingkat nilai
Melalui hasil pengukuran dapat diperoleh
mengelola
proyek
kematangan adalah 2,900 (Gambar 3). kematangan tata kelola teknologi informasi
perhitungan mengenai
rekapitulasi
penerapan E-SAS. Nilai perhitungan yang dikhususkan
memperlihatkan mengenai kondisi saat ini (terjadi) dan kondisi tata kelola teknologi informasi yang menjadi harapan kedepannya (tabel 3).
Tabel 3 Kesenjangan Tingkat Kematangan
Hasil
Maturit
Domain Proses
Pengujia
y Level
PO1 Mendefinisikan rencana strategis teknologi informasi
PO2 Mendefinisikan arsitektur informasi
Gambar 3 Model Tingkat Kematangan
PO3 Menentukan arahan teknologi
informasi
Mendefinisikan proses
Kondisi ini terjadi karena dalam menerapkan
PO4 teknologi informasi, organisasi dan
4 E-SAS belum memiliki komunikasi yang efektif
keterhubungannya.
dalam menerapkan standar QMS (Quality
PO5 Mengelola investasi teknologi informasi
4 Management System). Manajemen belum dapat
PO6 Mengomunikasikan tujuan
4 dan arahan manajemen mengawasi dan mengukur kepatutan terhadap
prosedur dan mengambil tindakan jika proses
PO7 Mengelola sumberdaya
teknologi informasi
4 tidak dapat dikerjakan secara efektif. Proses
PO8 Mengelola kualitas
4 berada di bawah peningkatan yang konstan dan
PO9 Menaksir dan mengelola resiko teknologi informasi
4 penyediaan praktek yang baik. Otomatisasi dan
PO10 Mengelola proyek
4 perangkat digunakan dalam batasan tertentu sehingga belum sepenuhnya E-SAS dalam
meningkatkan kinerja menghasilkan rata-rata domain PO dengan nilai
Penerapan E-SAS dalam bisnis ritel ini
memperlancar
dan
manajemen dan bisnis.
2,782, dan berada dalam skala tingkat Belum memiliki perencanaan, pelaksanaan kematangan dari 2,51 - 3,50. Tingkat kematangan
dan memelihara QMS sesuai standar persyaratan yang terendah ada pada PO8 dalam hal mengelola
kualitas, prosedur, kebijakan dan pola komunikasi kualitas, yaitu 2,600. Nilai tingkat kematangan
terstruktur. Pernyataan kualitas persyaratan dan semua proses domain PO berada tingkat ke 3
mekanisme komunikasi sebagai indikator nilai (defined
kuantitatif secara jelas belum dapat terealisasi.
Belum ada mekanisme perbaikan berkelanjutan
mengelola resiko
melalui pemantauan yang jelas, analisis dan teknologi informasi
PO10
Mengelola proyek
2,900 4 1,100 Priority
tindakan penyimpangan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada pemangku kepentingan. Belum
Hasil pengukuran membawa pada kebutuhan memiliki manajemen mutu untuk memastikan
akan pendefinisian tingkat kematangan proses pemanfaatan teknologi informasi memberikan
yang mengindikasikan semakin baik hasil nilai
pengukuran kinerja atau semakin terpenuhinya berkesinambungan
perbaikan, proses
bisnis
yang
ukuran kinerja yang didefinisikan, maka tingkat pemangku kepentingan.
kematangan proses semakin tinggi juga. Tingkat kematangan ditentukan dengan menyesuaikan
3.3. Implikasi Pada Aspek Manajerial hasil pengukuran dengan standar COBIT 4.1.
Penerapan tata kelola teknologi informasi Pihak manajemen kemudian meninjau hasil pada bisnis ritel khususnya perawatan kecantikan
pengukuran kinerja dan tingkat kematangan tiap diharapkan dapat mencapai tingkat kematangan
proses kemudian dengan mengacu kepada standar pada tingkat ke 4 (managed and measurable)
kerangka kerja COBIT 4.1 mengarahkan kepada dengan spesifikasi yang memenuhi standarisasi
pemenuhan objektif kontrol dalam tiap proses COBIT 4.1. Sementara dari sisi berdasarkan hasil
teknologi informasi.
perhitungan tingkat kematangan dapat dilihat Selain peningkatan proses, pihak manajemen bahwa tingkat kematangan tata kelola teknologi
perlu melakukan tindakan perbaikan terhadap informasi masih berkisar dalam skala interval
ketidaksesuaian proses yang telah ada agar tidak 2,51 – 3,50 yaitu pada tingkat kematangan pada
akan terjadi hal serupa di masa mendatang. Oleh posisi ke 3 (ditetapkan/define) dan belum
karena pentingnya peningkatan pengelolaan melebihi dari nilai batas maksimal 3,50. Hal ini
penentuan indikator menandakan
proses,
kemampuan
pengukuran kinerja dan pemahaman kondisi saat kesenjangan yang harus dihilangkan agar tingkat
ini melalui penentuan tingkat kematangan. kematangan yang diinginkan dapat dicapai
keterlibatan yang dengan baik. Untuk itu harus dilakukan
Membutuhkan
berkesinambungan antara pihak manajemen dan perbaikan-perbaikan keseluruhan proses teknologi
pengguna dalam proses teknologi informasi. informasi pada domain PO dengan merujuk kepada detail objektif kontrol masing-masing
3.4. Rekomendasi Tata Kelola Teknologi
proses. Rincian kriteria implikasi hasil penelitian
Informasi PO8
dibawah ini. Tata kelola teknologi informasi pada domain Hasil penelitian memperlihatkan dari semua
PO, sesuai dengan pedoman COBIT 4.1 terkait rincian proses tersebut memiliki tipe prioritas
dengan control objective pada PO8 yaitu yang berbeda dari sisi kebutuhan untuk segera
mengelola kualitas dalam tata kelola tersebut dilakukan perbaikan dan yang menjadi prioritas
terkait dengan control objective yang lain dimana utama. Proses tata kelola teknologi informasi
sebagai control objective input terdiri dari PO1 yang menjadi prioritas utama yaitu pada proses
(mendefinisikan rencana), PO10 (mengelola PO1, PO4, PO5, PO7, dan PO8. Selanjutnya
proyek), ME1 (mengawasi dan mengevaluasi untuk proses-proses lainnya yang perlu diperbaiki
kinerja teknologi informasi) dan sebagai control adalah rata-rata proses tata kelola teknologi
objective output terdiri dari AI1 (mengidentifikasi informasi dengan tipe prioritas (priority) meliputi
solusi otomatis), AI2 (memperoleh dan PO2, PO3, PO6, PO9, dan PO10 (tabel 4).
memelihara perangkat lunak aplikasi), AI3 (memperoleh dan memelihara infrastruktur
Tabel 4 Implikasi Pada Aspek Manajerial teknologi informasi), AI5 (memenuhi sumberdaya
Domain Proses Current
Expected
teknologi informasi), DS2 (mengelola layanan
Priority Type
Mendefinisikan PO1
pihak ketiga) dalam kegiatan untuk melakukan
rencana strategis 2,762
Super
teknologi informasi
Priority
standarisasi akuisisi; P10 (mengelola proyek),
PO2 Mendefinsikan arsitektur informasi
AI1 (mengidentifikasi solusi otomatis), AI2
PO3 Menentukan arahan
(memperoleh dan memelihara perangkat lunak
teknologi informasi 2,833
Priority
aplikasi), AI3 (memperoleh dan memelihara
Mendefinsikan
proses teknologi
infrastruktur teknologi informasi), dan AI7
PO4 informasi, 2,741
akreditasi solusi beserta
organisasi dan
keterhubungannya Mengelola investasi
perubahannya) dalam kegiatan untuk melakukan
PO5 teknologi informasi 2,727
standar pengembangan; ALL untuk semua
Mengomunikasikan PO6
domain dan proses yang terlibat didalamnya
tujuan dan arahan 2,882
untuk melakukan penyusunan dan pengembangan
Mengelola PO7
standar kualitas dan matriks kebutuhan; PO4 (mendefinisikan proses teknologi informasi,
teknologi informasi
Priority
PO8 Mengelola kualitas 2,600
Super Priority
organisasi
dan
keterhubungannya), AI6
PO9 Menaksir dan 2,856
Priority
(mengelola perubahan) untuk melakukan kegiatan mengelola proyek, dan mengomunikasikan tindakan pengembangan kualitas (Gambar 4).
kepada pimpinan perusahaan. Tata kelola teknologi informasi untuk domain PO8 (mengelola kualitas) memiliki
AI1, AI2, AI3, AI5, DS2
hubungan dan keterkaitannya yang dilihat dari
PO1
Standar akuisisi
control objective input terdiri dari PO1, PO10, ME1 dan sebagai control objective output terdiri
Mendefinisikan rencana
dari AI1, AI2, AI3, AI5, dan DS2; PO10, AI1,
PO10, AI1, AI2, AI3, AI7
Standar pengembangan
AI2, AI3, dan AI7; ALL; PO4 dan AI6. Evaluasi
PO10
PO8
tingkat kematangan harus diukur secara periodik
Mengelola proyek Mengelola Kualitas
dan tidak hanya domain PO, namun perlu juga
ALL
Standar kualitas dan matriks kebutuhan
melibatkan domain lainnya agar memiliki
kesatuan informasi yang jelas dan terukur dalam
Mengawasi dan ME1
mengevaluasi kinerja teknologi informasi
perumusan dan perencanaan tata kelola teknologi
PO4, AI6 Tindakan
informasinya dalam mencapai tingkat kematangan
pengembangan kualitas
yang diharapkan.
Gambar 4 Keterkaitan Proses PO8 dengan Proses Daftar Pustaka: [1] Asante, K.K., 2010, Information Technology
Teknologi Informasi Lainnya Strategic Alignment: A Correlational Study Between The Impact of IT Governance
Untuk meningkatkan
Structures And IT Strategic Alignment, kematangan khususnya pada PO8 (mengelola
kualitas/mutu), maka pengembangan sistem Dissertation, Capella University, Published by ProQuest LLC.
manajemen mutu untuk bisnis ritel harus memiliki [2] Brand, K., Boonen, H., 2005, IT Governance perencanaan,
pemeliharaan sistem dengan standarisasi yang Based on COBIT ®4.1: A Management jelas dan mudah untuk dipahami oleh semua
Guide, Third Edition, Van Haren Publishing. [3] Debreceny, R. S., Gray, G. L., 2013, IT
fungsi bisnis dan unit kerja yang ada. Mengelola Governance and Process Maturity: A kualitas penting untuk memastikan bahwa Multinational Field Study, Journal of penerapan E-SAS dapat memberikan nilai-nilai
dalam pertumbuhan omzet dan profitabilitas Information Systems, Vol.27, No.1, Spring, bisnis ritel untuk produk perawatan kecantikan,
hal 157-188. [4] Grembergen, Wim Van., De Haes., 2008, IT
kemajuan yang bersifat terus menerus, dan memiliki transparansi informasi bagi pihak Governance Implementation Guide, ITGI.
[5] Huang, R., Zmud, R.W., Price, R. L., 2010, shareholder dan pimpinan perusahaan. Fokus tata Influencing The Effectiveness of IT kelola teknologi informasi PO8 merujuk pada Governance Practices Through Steering ketentuan sistem manajemen mutu, melakukan
monitoring kinerja terus menerus terhadap Committees and Communication Policies, sasaran yang sudah dikenal, dan penerapan
European Journal of Information Systems, Vol 19, hal 288-302.
program bagi kemajuan yang teus menerus dari [6] Hendriadi, A. A., Jajuli, M., T, Kun S., layanan teknologi informasi. 2012, Pengukuran Kinerja Sistem Informasi Akademik Dengan Menggunakan Kerangka