Mengukur Kepuasan Kerja

2.1.4 Mengukur Kepuasan Kerja

Robbins (2003 : 101) mengatakan bahwa, “Kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya”. Ini berarti penilaian (assesment) seorang karyawan terhadap seberapa puas atau tidak puasnya dia dengan pekerjaannya merupakan penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang diskret (terbedakan dan terpisahkan satu sama lain). Dua pendekatan yang paling banyak digunakan adalah angka nilai global tunggal (single global rating) kerja. Metode angka-nilai global tunggal tidak lebih dari meminta individu- individu untuk menjawab satu pertanyaan, seperti misalnya semua hal dipertimbangkan, seberapa puaskah anda dengan pekerjaan anda.

Dengan tugas pokoknya yang secara inti sampai saat ini adalah sebagai pasukan pemukul pamungkas Polri dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi yang nmenggunakan bahan peledak, senjata api, insurgensi atau separatis dan kerusuhan massal yang semuanya dapat menggangggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat dalam negeri, hal yang menjadi penting dalam organisasi BRIMOB adalah kepemimipian. Dengan kepemimpinan yang dapat menyesuaikan dengan kriteria-kriteria tugas maupun tuntutan masyarakat kini, tentunya akan meningkatkan motivasi kerja anggota sehingga tugas-tugas yang dibebankan padanya dapat dilaksanakan dengan baik.

Faktor penting dalam keberhasilan kinerja suatu organisasi adalah adanya karyawan yang mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang memuaskan. Kenyataan tidak semua karyawan mempunyai kemampuan dan keterampilan serta semangat kerja sesuai dengan harapan organisasi. Seorang karyawan yang mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan harapan organisasi kadang-kadang tidak mempunyai semangat kerja tinggi sehingga kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan dalam suatu organisasi biasanya terdiri atas individu-individu yang mempunyai latar belakang berbeda dengan tujuan organisasi. Menghadapi kenyataan demikian, perlu bagi pimpinan atau manager Faktor penting dalam keberhasilan kinerja suatu organisasi adalah adanya karyawan yang mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat diharapkan suatu hasil kerja yang memuaskan. Kenyataan tidak semua karyawan mempunyai kemampuan dan keterampilan serta semangat kerja sesuai dengan harapan organisasi. Seorang karyawan yang mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan harapan organisasi kadang-kadang tidak mempunyai semangat kerja tinggi sehingga kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan dalam suatu organisasi biasanya terdiri atas individu-individu yang mempunyai latar belakang berbeda dengan tujuan organisasi. Menghadapi kenyataan demikian, perlu bagi pimpinan atau manager

Kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins (2003 : 30), pada buku 1 edisi bahasa Indonesia dengan judul “Perilaku Organisasi”, mengandung makna suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja menyatakan suatu sikap, bukan perilaku.

Dalam Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005 yang dikemukakan oleh Ramlan Ruvendi, indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek diantaranya :

• Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran. • Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan. • Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan. • Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya. • Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab. • Tingkat motivasi para pegawai yang tercermin dalam perilaku pekerjaan.

• Reaksi positif atau negatif terhadap kebijakan organisasi. • Unjuk rasa atau perilaku destruktif lainnya.

Berkenaan dengan masalah kepuasan kerja pegawai tersebut, sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan pegawai dalam pekerjaannya diantaranya adalah sistem imbalan yang dianggap tidak adil menurut persepsi pegawai. Karena setiap pegawai akan selalu membandingkan antara rasio hasil dengan input dirinya terhadap rasio hasil dengan input orang lain. Perlakuan yang Berkenaan dengan masalah kepuasan kerja pegawai tersebut, sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan pegawai dalam pekerjaannya diantaranya adalah sistem imbalan yang dianggap tidak adil menurut persepsi pegawai. Karena setiap pegawai akan selalu membandingkan antara rasio hasil dengan input dirinya terhadap rasio hasil dengan input orang lain. Perlakuan yang

Faktor pengaruh lain yang perlu dipertimbangkan adalah konteks pekerjaan atau lingkungan pekerjaan seperti, gaya kepemimpinan penyelia, hubungan dengan rekan kerja, dan lain-lain. Meskipun banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dalam suatu organisasi tetapi mengingat keterbatasan penulis untuk mengupas seluruh faktor penyebabnya maka setelah dilakukan studi awal (penjajagan) kepada obyek penelitian yaitu Detasemen C Satuan III Pelopor Korps BRIMOB, penulis akan membatasi kepada dua variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja saja. Penelitian yang dilakukan akan diarahkan pada pengumpulan dan analisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan korelasi pada persepsi anggota mengenai:

• Gaya kepemimpinan atasan terhadap kepuasan kerja para anggotanya. • Motivasi kerja yang diterima anggota terhadap kepuasan kerjanya. • Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap

kepuasan kerja anggota Den C Sat III Por. Untuk lebih mengefektifkan proses pengumpulan data dan pengolahannya

perlu diidentifikasi aspek-aspek yang akan diteliti dan menjadi ruang lingkup penelitian, yaitu :

• Kondisi psikologis yang menyangkut tingkat kepuasan umum para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan atau menerima tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam penelitian perlu melihat • Kondisi psikologis yang menyangkut tingkat kepuasan umum para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan atau menerima tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam penelitian perlu melihat

• Persepsi pegawai terhadap sistem imbalan yang diberlakukan meliputi: gaji pokok, tunjangan, insentif, uang lembur, hadiah, cuti, serta

penghargaan yang diterima. • Persepsi pegawai terhadap gaya kepemimpinan dengan mengacu kepada gaya kepemimpinan situasional. Aspek-aspek tersebut akan

digali dari para responden yaitu anggota Den C Sat III Por melalui instrumen penelitian kuesioner yang didesain untuk kepentingan penelitian, tujuan yang telah ditetapkan serta menelaah catatan-catatan dan laporan-laporan yang relevan untuk melengkapi data dan analisisnya.

Menurut Minnesota Satisfaction Questionaire (MSQ) dalam Weiss, et.al (1967 : 22) yang penulis kutip dari sebuah tesis Pinondang Simanjuntak (1995), seorang mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi dengan kekhususan Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, indikator kepuasan kerja yaitu : (1) kebebasan memanfaatkan waktu kerja, (2) kebebasan bekerja sendiri, (3) kebebasan berganti-ganti pekerjaan dari waktu ke waktu, (4) kebebasan bergaul, (5) gaya kepemimpinan pimpinan, (6) kompetensi pengawas, (7) tugas yang diterima, (8) kesempatan bertindak pada orang lain, (9) persiapan kerja, (10) kebebasan memerintah, (11) kesempatan memanfaatkan kemampuan, (12) penerapan peraturan, (13) gaji, (14) kesempatan mengembangkan karir, (15) kebebasan mengambil keputusan, (16) kesempatamn mengembangkan karir, (17) kondisi kerja, (18) kerjasama, (19) penghargaan terhadap prestasi, dan (20) perasaan pegawai terhadap prestasinya.

Produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian prestasi kerja yang adil, rasional dan obyektif, sistem imbalan dan berbagai faktor lainnya. Sondang P. Siagian (1999 : 286) mengatakan bahwa motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian dari berbagai faktor tersebut. Akan tetapi Produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian prestasi kerja yang adil, rasional dan obyektif, sistem imbalan dan berbagai faktor lainnya. Sondang P. Siagian (1999 : 286) mengatakan bahwa motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian dari berbagai faktor tersebut. Akan tetapi

Kepuasan kerja sangat penting dalam suatu organisasi. Jadi, kegiatan- kegiatan yang berkenaan untuk memperbaiki/ meningkatkan kepuasan kerja adalah penting dilakukan oleh setiap pemimpin organisasi. Karena pada hakekatnya ketidakberhasilan pemimpin dikarenakan pemimpin tidak mampu menggerakkan dan memuaskan bawahan pada suatu pekerjaan dan lingkungan tertentu.