Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Musik Progressive Metal di Medan

4.2 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Musik Progressive Metal di Medan

Perkembangan musik progressive metal di Medan tentu saja dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya oleh media massa sebagai barometer perkembangan musik progressive metal, remaja Medan sebagai pelaku, studio Perkembangan musik progressive metal di Medan tentu saja dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya oleh media massa sebagai barometer perkembangan musik progressive metal, remaja Medan sebagai pelaku, studio

4.2.1 Media Massa

Perlu diingat kembali bahwa musik progressive metal sebagai salah satu musik populer yang disebarkan melalui media massa, sama halnya dengan musik populer lainnya. Untuk membahas bahwa musik progressive metal berkembang dikota-kota besar yang selalu dikaitkan dengan media massa. Menurut penulis, musik berkembang melalui media massa ketika suatu massyarakat mengalami proses industrialisasi. Akibat dari proses itu, maka tercipta produk budaya yang diproduksi oleh produser untuk kemudian dijual dipasar luas dan diproduksi ulang oleh media massa yang akhirnya dikonsumsi oleh penggemarnya.

Akhirnya, media massa sangat berperan penting untuk mendekatkan penggemar dengan idolanya. Jadi, fungsi media massa adalah untuk mempromosikan ketertarikan penggemar secara terus-menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari idola yang akan membuat penggemarnya selalu berfantasi tenteang kehidupan idolanya itu. Hal-hal ini yang dianggap dapat mempengaruhi dan mengubah perilaku remaja Indonesia pada umumnya.

Ada beberapa media yang sangat berperan dalam perkembangan musik progressive metal di Medan, diantaranya radio, televisi dan internet. Seperti stasuin radio Bonsita Fm yang dominan mengisi program siarannya dengan musik Ada beberapa media yang sangat berperan dalam perkembangan musik progressive metal di Medan, diantaranya radio, televisi dan internet. Seperti stasuin radio Bonsita Fm yang dominan mengisi program siarannya dengan musik

Selain radio, masih ada TVRI Medan yang juga pernah menyiarkan pertunjukkan musik rock anak-anak band Medan maupun musisi-musisi rock dari Ibukota. Dan yang baru-baru ini adalah Deli TV. Berdasarkan penelitian penulis, TV swasta milik Medan ini pernah beberapa kali menampilkan liputan-liputan tentang musik underground di kota Medan. Namun media televisi di Indonesia sampai saat ini masih merupakan suatu lembaga yang sangat sentralistis sehingga potensi-potensi lokal tadi menjadi sulit diangkat ketingkat nasional, kecuali oleh

televisi lokal juga. 6 Selain itu, masih ada media-media cetak di Medan, yang selalu menyajikan berita-berita terbaru tentang perkembangan musik. Walau pun

kolom yang disediakan oleh media-media cetak ini tidak besar tetapi paling tidak media cetak ini juga ikut berperan dalam mempromosikan perkembangan musik di Medan khusunya musi progressive metal. Beberapa bulletin-bulletin yang khusus meliput tentang musi metal di Medan yang di produksi oleh komunitas- komunitas musik underground, seperti Brontakzine, Fateful, empatbelas.tk, Sparky, Siam Balalngan Zines, anakmedan.com dan lain sebagainya.

6 Lihat tulisan “Peran Media Radio didalam Pengembangan Industri Musik” oleh Dimardi Abas yang disampaikan pada seminar Perkembangan Industri Musik di Sumatera Utara tanggal 9

Mei 2001.

4.2.2 Remaja

Dalam ilmu-ilmu sosial, studi atas remaja pertama kali dilakukan oleh sosiolog Talcott Parsons pada awal 1940-an. Berbeda dengan anggapan umum bahwa remaja adalah kategori yang bersifat alamiah dan dibatasi secara biologis oleh usia, menurut Parsons remaja adalah sebuah konstruksi sosial yang terus- menerus berubah sesuai dengan waktu dan tempat (Barker 2000). Para pemikir ”cultural studies” juga berpendapat konsep remaja bukalah sebuah kategori biologis yang bermakna universal dan tetap. Remaja, sebagai usia dan sebagai masa transisi, tidak mempunyai karakteristi-karakteristik umum. Dalam ”Subculture, Cultures and Class” (Clarke et al.), ditunjukkna bahwa remaja terbentuk dalam suatu artikulasi ganda, yaitu dalalam perlawanannya dengan kebudayaan orang tua dan sekaligus salam perlawanannya dengan kebudayaan dominan. Ritual-ritual seperti fesyen, musik atau bahasa, dilihat sebagai usaha untuk memenangkan ruang kultur dalam melawan kebudayaan dominan dan

kebudayaan orang tua. 7 Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kata ”remaja” memiliki banyak

kesan. Ada yang menganggap bahwa remaja merupakan kelompok biasa saja, tidak berbeda dengan kelompok manusia yang lain. Ada yang menganggap bahwa remaja adalah sekelompok orang yang suka menyusahkan orang tua. Anggapan lain, bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi jika remajanya sendiri diminta pendapatnya, maka mereka akan berbicara tentang ketidakpedulian, ketidakacuhan orang-orang dewasa terhadap mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang berkata bahwa kelompok mereka adalah kelompok

7 Artha Nugraha Jonar. “Remaja, Gaya Selera”. Artikel Zine ANTARIKSA. 28 November ,2004 7 Artha Nugraha Jonar. “Remaja, Gaya Selera”. Artikel Zine ANTARIKSA. 28 November ,2004

bangsa dan masa depan. 8 Diantara sekian banyak anggapan di atas remaja, anggapan yang terakhir

tampaknya dapat dijadikan acuan untuk para remaja agar dapat mengisi waktu luang dalam kehidupannya dengan kegiatan-kegiatan positif yang bertanggung jawab demi masa depannya. Tidak disalahkan jika salah satu kegiatan remaja dalam mengisi waktu luangnya adalah bemain musik. Hal ini tentunya bermanfaat untuk pengetahuan musik dan sebagai tempat untuk mengasah bakat yang mereka miliki.

Dalam aspek sosiologi musik, dapat diketahu sebab-sebab terjadinya problem-problem sosial yang terjadi pada remaja, misalnya krisis identitas diri, masalah pergaulan di sekolah, masalah keluarga yang tidak harmonis dan lain sebagainya. Akibat dari hal-hal tersebut, bisanya mereka akan mencari ruang/tempat yang sesuai dengan keinginan mereka. Selanjutnya mereka akan sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan baru, sangat cepat tertarik terhadap sesuatu yang beru dan popular di kalangan mereka sehingga mudah dimanipulasi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pembeli kaset-kaset industri rekaman musik progressive metal atau pada umumnya musik keras adalah kaum remaja sebagai respon mereka terhadap musik yang mereka sukai. Problema sosial ini muncul sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial remaja di keluarga, sekolah, kampus dan lingkungan masyarakat. Jadi, secara keseluruhan dapat di

8 Artha Nugraha Jonar. “Remaja, Gaya Selera”. Artikel Zine ANTARIKSA. 28 November , 2004 8 Artha Nugraha Jonar. “Remaja, Gaya Selera”. Artikel Zine ANTARIKSA. 28 November , 2004

Dari kesimpulan angket yang penulis sebarkan, terbukti mereka memang banyak mengambil pengaruh positif yang disebarkan oleh musisi dan musik progressive metal itu sendiri. Menurut mereka, semua dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing penggemar untuk menyaring semua pengaruh yang ada secara positif. Mereka selalu melihat kenyataan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitar mereka. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya adalah sikap idealis/arogan yang terlalu berlebihan pada sebagian remaja Medan yang kurang bisa menerima kelebihan orang lain. Selain itu, ada sebagian remaja yang dilarang orang tuanya untuk menekuni musik seperti musik progressive metal karena dianggap musik hanya sekedar kegemaran, tidak bisa dijadikan sumber keuangan dalam aspek ekonomi.

4.2.3 Studio Musik

Studio musik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu studio latihan dan studio rekaman. Secara umum banyak sekali terdapat studio-studio musik di Medan, tetapi sebagian besar berfungsi sebagai studio latihan bermusik.

Sedangkan untuk studio rekaman musik, hanya dibeberapa tempat saja yang menyediakan fasilitas untuk rekaman.

Studio-studio musik ini rata-rata dikunjungi setiap hari oleh kaum remaja yang memiliki kelompok musik. Mereka datang untuk latihan bermusik atau hanya sekedar berkumpul bersama teman-teman mereka. Dari pengunjung yang sering datang kestudio-studio ini, rata-rata didominasi oleh kaum remaja penggemar musik keras. Hal ini terbukti bahwa mereka memiliki grup band yang beraliran seperti progressive rock, progressive metal, grindcore, metal core, trashmetal, metal dan sebagainya. Biasanya mereka juga sering membawa teman- teman hanya untuk sekedar bertemu, bercerita dan berkumpul.

Jika dikaitkan dengan adanya aspek sosiologis musik dalam konteks remaja, merupakan suatu hal utama, karena dalam kehidupan manusia khususnya remaja, ada dua hasrat atau keinginan utama yang harus dipenuhi, yaitu: keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya dan keinginan untuk menjadi satu dengan orang-orang di sekitarnya (Soekanto 1982:110-111). Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa manusia pada umumnya (khusus remaja) selalu mempunyai keinginan untuk bertemu dan mengenal sesamanya, bergabung, dan bersatu dengan orang-oarang disekitarnya. Salah satu tempat untuk mewujudkan keinginan para remaja penggemar musik progressive metal ini adalah studio musik. Disini mereka saling mengenal dan menyesuaikan diri dengan remaja lainnya. Disini juga, akhirnya mereka memiliki banyak teman yang biasanya melahirkan ide untuk membentuk suatu kelompok musik.

Di Medan, studio-studio yang paling banyak pengunjung biasanya karena fasilitas yang diberikan oleh studio tersebut lebih baik dari pada studio-studio lain Di Medan, studio-studio yang paling banyak pengunjung biasanya karena fasilitas yang diberikan oleh studio tersebut lebih baik dari pada studio-studio lain

Selain studio-studio latihan bermusik, juga ada studio-studio rekaman musik, diantaranya Biru Studio, Citra Studio, Grand Recording Studio, Bazzkill Records Studio, Fatal Records, 52 Studio dan Musik Room. Mereka meneriman produksi rekaman secara indie lable, yaitu dengan pengeluaran modal yang relative kecil. Hal ini desebabkan belum adanya keberanian para produser rekaman tersebut untuk menjamin bahwa modal mereka akan kembali. Itu adalah kendala penyebab musisi Medan pada umumnya sulit untuk ikut masuk ke industri musik nasional.

4.2.4 Pertunjukan Musik

Salah satu ciri khas musik underground adalah disajikan dalam bentuk perunjukan live yang ditonton oleh banyak orang. Di Medan pertunjukan musik underground sangat berpengaruh dalam perkembangan musik progressive metal. hal ini dibukatikan dengan banyaknya generasi-generasi baru musik progressive metal Medan yang lahir dari sini. Yang mana setiap penyelenggaraan pertunjukan underground tidak pernah sepi dari peserta penonton khususnya penggemar musik progressive metal.

Untuk konser secara langsung atau live dapat dibagi menjadi dua bagian, yaiut didalam gedung (in door) dan konser dilapangan terbuka (open air). Keberadaan musik progressive metal oleh masyarakat pendukungnya harus dibuktikan melalui konser secara langsung. Seperti yang telah diketahui Untuk konser secara langsung atau live dapat dibagi menjadi dua bagian, yaiut didalam gedung (in door) dan konser dilapangan terbuka (open air). Keberadaan musik progressive metal oleh masyarakat pendukungnya harus dibuktikan melalui konser secara langsung. Seperti yang telah diketahui

Di Medan, lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat pnyelenggaraan konser musik progressive metal secara langsung adalah Gedung kapendam, Gedung Aek Mual, Pendopo USU, Pardede Hall, Kampus ITM, Rock Cafe, Studio Kalista dan Studio Kirana. Dan beberapa nama acara yang pernah berlangsung adalah Hardcore Attack, Medan Underground, Core and Roll, Macbeth dan masih banyak lagi.