2. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan perbandingan antara beda tinggi jarak vertikal suatu lahan dengan jarak mendatarnya, yang dinyatakan dalam satuan
persen . Berdasarkan hasil pengolahan data dari citra radar SRTM menjadi peta kelerengan yang dilakukan, diperoleh empat kelas lereng yang terdapat di
Daerah Aliran Sungai Ular yakni datar 0-8, landai 8-15, agak curam 15-25, dan curam 25-40 dengan luasan masing-masing pada Tabel 12.
Tabel 12. Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Ular
No. Kemiringan lereng
Skor Skor x bobot
Luas ha Luas
1 0 - 8 datar
5 150
106074,392 82,473
2 8 - 15 landai
4 120
13908,695 10,814
3 15 - 25 agak curam
3 90
7305,093 5,680
4 25 - 40 curam
2 60
1328,957 1,033
Total 128617,137
100
Daerah Aliran Sungai Ular didominasi dengan kelerengan datar 0-8 yakni 106074,392 ha dan luas yang terendah adalah kemiringan lereng
curam 25-40 yaitu seluas 1328,957 ha. Dalam analisa banjir, kelerengan dianggap sebagai salah satu faktor penting karena datar atau terjalnya suatu lahan
dapat mempengaruhi aliran permukaan. Ditinjau dari kemiringan lereng, DAS Ular dapat dikategorikan daerah
rawan banjir karena didominasi oleh kemiringan lereng datar. Sesuai dengan pernyataan Pratomo 2008, semakin landai kemiringan lerengnya, maka aliran
limpasan permukaan akan menjadi lambat dan kemungkinan terjadinya genangan atau banjir menjadi besar sedangkan semakin curam kemiringan lereng akan
menyebabkan aliran limpasan permukaan menjadi cepat sehingga air hujan yang jatuh akan langsung dialirkan dan tidak menggenangi daerah tersebut, sehingga
Universitas Sumatera Utara
resiko banjir menjadi kecil. Sama halnya dengan pernyataan Sukiyah 2004, yang menyatakan bahwa daerah yang berpotensi banjir umumnya berada di bagian
tengah dan menempati lembah-lembah sungai dengan kemiringan agak landai. Sedangkan untuk daerah yang relatif aman dari banjir umumnya terdapat di
wilayah dengan kemiringan lereng agak terjal hingga terjal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Peta Sebaran Kelerengan di Daerah Aliran Sungai Ular
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis Tanah