Kemiringan Lereng Jenis Tanah dan Infiltrasi Tanah

Selain itu, sebagian kecil air hujan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah Somantri, 2008.

2. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng mempengaruhi jumlah dan kecepatan limpasan permukaan, drainase permukaan, penggunaan lahan dan erosi. Diasumsikan semakin landai kemiringan lerengnya, maka aliran limpasan permukaan akan menjadi lambat dan kemungkinan terjadinya genangan atau banjir menjadi besar, sedangkan semakin curam kemiringan lereng akan menyebabkan aliran limpasan permukaan menjadi cepat sehingga air hujan yang jatuh akan langsung dialirkan dan tidak menggenagi daerah tersebut, sehingga resiko banjir menjadi kecil Pratomo, 2008. Semakin landai daerah maka tingkat kerawanan banjir tinggi begitu pula sebaliknya Raharjo, 2008.

3. Jenis Tanah dan Infiltrasi Tanah

Permasalahan dalam menentukan seberapa serius tingkat kerawanan banjir dapat ditentukan dari analisis profil tanah. Perkembangan profil tanah yang dicirikan oleh kondisi aquik, hidroksimorfik, fluventik adalah ciri-ciri satuan tanah yang secara berturut-turut menggambarkan wilayah yang paling rawan hingga kurang rawan terhadap bahaya banjir. Dengan demikian, melalui pendekatan geomorfologi tanah wilayah rawan banjir dapat ditentukan secara lebih mudah dan cepat namun tetap mempunyai akurasi tinggi. Satuan tanah yang terbentuk di wilayah rawan banjir pada umumnya tergolong pada ordo Entisols dan subordo Fluvents. Perlapisan material tanah yang menyusun Fluvents Universitas Sumatera Utara menggambarkan sifat dan karakteristik banjir yang pernah terjadi. Material kasar dan sortasi buruk menunjukkan bahwa banjir yang sering melanda bersifat mempunyai aliran yang cepat. Ketebalan lapisan material tanah pada setiap perlapisan tanah Fluvents menunjukkan lama kejadian banjir Sartohadi, 2003. Dalam proses air mengalir ke permukaan tanah ada sebagian yang mengalir sebagai aliran permukaan dan ada juga air yang meresap ke dalam tanah, perkolasi menjadi aliran bawah permukaan dan air tanah. Tingkat kemampuan permukaan dalam mempengaruhi proses infiltrasi air ke dalam tanah sangat besar ditentukan oleh jenis tanah. Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah serta merupakan satu-satunya sifat fisik tanah yang tetap dan tidak mudah diubah oleh tangan manusia jika tidak ditambah dari tempat lain. Infiltrasi tanah adalah perjalanan air kedalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan grafitasi. Proses terjadinya infiltrasi melibatkan beberapa proses yang saling berhubungan yaitu proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah, tertampungnya air hujan tersebut kedalam tanah dan proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain yang dipengaruhi oleh tekstur, struktur, kelembaban, organisme, kedalaman dan vegetasi Asdak, 2004 dalam Pratomo, 2008. Kelebihan air yang menggenangi suatu daerah yang biasanya kering terjadi sebagai akibat kapasitas sungai tidak mampu menampung air yang mengalir di atasnya atau berlebihnya air hujan lokal. Kelebihan air hujan lokal yang menyebabkan banjir dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu telah jenuhnya tanah di tempat tersebut dan masih tingginya ketinggian muka air di dalam alur sungai. Kejenuhan yang tinggi akan menyebabkan tingkat penyerapan infiltrasi jadi Universitas Sumatera Utara rendah sehingga aliran permukaan surface runoff menjadi tinggi. Tingginya aliran permukaan sebagai akibat hujan berlebih tersebut dapat ditampung oleh badan sungai. Akibat air berlebih sebagai luapan air sungai ataupun hujan lokal maka akan menyebabkan terbentuknya bentukan banjir dan dalam skala luas masuk dalam kelas bentukan asal fluvial Sartohadi, 2003. Kapasitas infiltrasi beberapa tipe tekstur tanah berdasarkan pengukuran lapangan yang dilakukan Kohnke and Bertrand 1959 adalah pasir berlempung 25-50 mmjam, lempung 12,5-25 mmjam, lempung berdebu 7,5-15,0 mmjam, lempung berliat 0,5-2,5 mmjam dan liat 0,5 mmjam Arsyad, 2006.

4. Intensitas Hujan