Keabsahan Akta Perikatan Dalam Hak Tanggungan Jaminan Kredit

BAB IV ASPEK YURIDIS TENTANG SUATU KEABSAHAN AKTA PERIKATAN

DALAM HAK TANGGUNGAN JAMINAN KREDIT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG BLANG PIDIE

A. Keabsahan Akta Perikatan Dalam Hak Tanggungan Jaminan Kredit

1. Kekuatan pembuktian yang melekat pada akta perikatan Menurut Pasal 165 HIR Ps. 285 Rbg, 1870 BW , maka akta otentik merupakan bukti yang sempurna bagi kedua belah pihak, ahli warisnya dan orang- orang yang mendapat hak daripadanya, yang berarti bahwa akta otentik itu masih juga dapat dilumpuhkan oleh bukti lawan. Terhadap pihak ketiga akta otentik itu merupakan alat bukti dengan kekuatan pembuktian bebas, yaitu bahwa penilainnya diserahkan kepada pertimbangan hakim. Kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat yang terdapat padanya. Apabila salah satu kekuatan cacat mengakibatkan akta otentik tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna volledig dan mengikat bindende. Oleh karena itu untuk melakukan nilai kekuatan seperti itu pada akta otentik, harus terpenuhi secara terpadu kekuatan pembuktian yang disebutkan di bawah ini. 45 1. Kekuatan Bukti Luar Suatu akta otentik yang diperlihatkan haruslah dianggap dan diperlukan sebagai akta otentik, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya, bahwa akta itu bukan akta otentik. Selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya pada akta tersebut melekat 45 Ibid, hal 566 Universitas Sumatera Utara kekuatan bukti luar. Maksudnya harus diberikan kebenarannya sebagai akta otentik. Sebaliknya jika dapat dibuktikan kepalsuannya, hilang atau gugur kekuatan bukti luar dimaksud, sehingga tidak boleh diterima dan dinilai sebagai akta otentik. 2. Kekuatan Pembuktian Formil Kekuatan pembuktian formil yang melekat pada akta otentik dijelaskan pada Pasal 1871 KUH Perdata, bahwa segala keterangan yang tertuang di dalamnya adalah benar diberikan dan disampaikan penanda tangan kepada pejabat yang membuatnya. Oleh karena itu, segala keterangan yang diberikan penanda tangan dalam akta otentik, dianggap benar sebagai keterangan yang dituturkan dan dikehendaki yang bersangkutan. Anggapan atas kebenaran yang tercantum di dalamnya, bukan hanya terbatas pada keterangan atau pernyataan yang terdapat di dalamnya benar dari orang yang menandatanganinya, tetapi juga meliputi kebenaran formil yang dicantumkan pejabat pembuat akta: 46 - Mengenai tanggal yang tertera di dalamnya; - Tanggal tersebut harus dianggap benar; - Berdasar kebenaran formil atas tanggal tersebut, tanggal pembuatan akta tidak dapat digugurkan lagi oleh para pihak dan hakim. 3. Kekuatan Pembuktian Materiil Apabila terdapat dua orang atau lebih, dan antara yang satu dengan yang lain saling memberi keterangan untuk dituangkan dalam akta, tindakan mereka itu 46 Ibid, hal. 567 Universitas Sumatera Utara dituangkan dari kekuatan pembuktian materil akta otentik, menimbulkan akibat hukum sebagai berikut: 47 - Keterangan atau pernyataan itu sepanjang saling bersesuaian, melahirkan persetujuan yang mengikat kepada mereka. - Dengan demikian akta tersebut menjadi bukti tentang adanya persetujuan sebagaimana yang diterangkan dalam akta tersebut. 2. Bentuk akta otentik Ditinjau dari segi pembuatan, Pasal 1868 KUH Perdata mengenal dua bentuk cara mewujudkannya: 1 Dibuat oleh pejabat Bentuk peratama, dibuat oleh pejabat yang berwenang. Biasanya akta otentik yang dibuat oleh pejabat: - Meliputi akta otentik dibidang hukum publik; - Yang membuatnya pun, pejabat publik yang betugas dibidang eksekutif Jika bentuk akta otentik dihubungkan dengan kekuatan pembuktian luar, formil dan materill, kebenarannya sebagai akta otentik harus diterima kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. Sedangkan dari segi formil segala isi dan tanggal yang tercantum di dalamnya semuanya dianggap benar. Demikian juga dari segi materill, isi keterangan yang ada di dalamnya sepenuhnya dianggap benar. Kecuali dapat dibuktikan kebohongan atau kepalsuannya. 2 Dibuat di Hadapan Pejabat 47 Ibid, hal. 570 Universitas Sumatera Utara Kalau bentuk yang pertama dibuat oleh pejabat yang berwenang, bentuk yang kedua dibuat di hadapan pejabat yang berwenag. Pada umumnya akta otentik yang dibuat di hadapan pejabat: - Meliputi hal-hal yang berkenaan dalam bidang hukum perdata dan bisnis, - Biasanya berupa akta yang berisi dan melahirkan persetujuan bagi para pihak yang datang menghadap dan menandatanganinya, - Caranya, para pihak yang berkepentingan datang menghadap pejabat yang berwenang, dan kepada pejabat itu mereka sampaikan keterangan serta meminta agar keterangan itu dituangkan dalam bentuk akta. 3 Pejabat yang berwenag membuat akta Pejabat yang berwenang membuat akta otentik agak sejalan dengan bidang hukum yang bersangkutan dengan akta itu sendiri meskipun hal itu tidak bersifat mutlak, sebab ada juga akta di bidang perdata dibuat oleh pejabat tata usaha negara Pejabat TUN.

B. Prosedur Pelaksanaan Perikatan Hak Tanggungan Menggunakan Akta Perikatan Jaminan