KULIT BUAH SALAK KARBON AKTIF

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KULIT BUAH SALAK

Salak Salacca spp. adalah contoh buah yang khas yang hanya tersedia di pasar lokal. Nama buah ular menunjukkan struktur dan warna kulit salak yang sangat mirip dengan kulit reptil. Buah salak berasal dari pohon-pohon palem kecil berduri dan tumbuh di hutan hujan tropis dataran rendah. Tanaman betina dari spesies ini menghasilkan buah seukuran dengan buah ara dan memiliki rasa manis. [15]. Secara khusus, salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara Padang Sidempuan merupakan salah satu dari tiga jenis salak utama yang ada di Indonesia. Salak Sidempuan merupakan jenis yang berbeda dari dua jenis lainnya dan khas yang nama botaninya Salacca sumatrana Becc. Kulit salak mengandung air, karbohidrat, mineral dan protein. Tabel berikut menunjukkan komposisi kulit salak pondoh dan gading. Tabel 2.1 Komposisi Kulit Salak Pondoh dan Gading [16] Komposisi Salak Pondoh Salak Gading Kadar Air 74,67 30,06 Kadar Karbohidrat 3,8 5,5 Kadar Protein 0,565 1,815 Menurut Sahputra [16] yang meneliti potensi ekstrak kulit dan daging buah salak sebagai antidiabetes, hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daging dan kulit buah salak mengandung flavanoid, tanin, alkaloid dan hidrokuinon.

2.2 KARBON AKTIF

Karbon aktif didefinisikan sebagai bahan yang mengandung karbon dengan luas permukaan internal yang besar dan struktur berpori kompleks yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku pada reaksi suhu tinggi. Karbon aktif terdiri dari 87 sampai 97 karbon tetapi juga mengandung unsur-unsur lain tergantung pada bahan baku dan metode pengolahan yang digunakan. Struktur berpori karbon aktif memungkinkan karbon aktif tersebut untuk menyerap bahan-bahan berfasa cair dan 5 gas [17]. Volume pori karbon aktif biasanya berukuran antara 0,2 sampai 0,6 cm 3 g. Sedangkan luas permukaannya berukuran antara 800 sampai 1500 m 2 g [18]. Penggunaan pertama karbon aktif yang diketahui adalah oleh masyarakat Mesir Kuno yang memanfaatkannya untuk memurnikan minyak dan untuk tujuan pengobatan. Berabad-abad kemudian, karbon digunakan di dalam penyimpanan air minum dalam tong-tong kayu. Pada awal abad ke-19, arang yang berasal dari kayu dan tulang digunakan dalam skala besar untuk dekolorisasi dan pemurnian gula tebu [19]. Karbon aktif merupakan adsorben yang umum digunakan untuk menghilangkan kontaminan organik dari udara karena pori-pori yang sangat banyak dan luas permukaan internal yang besar [20]. Selain itu, karbon aktif juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia berbahaya dari air dan udara yang terkontaminasi [21]. Pada Tabel 2.2 dijelaskan kandungan bahan dalam pembuatan karbon aktif dari berbagai jenis bahan baku mentah. Tabel 2.2 Kandungan Karbon Aktif yang Dihasilkan [22] No. Bahan Baku Mentah Kandungan Karbon wt Komponen Volatil Kelembapan in situ 1. Kayu 50 65 _ 2. Gambut 60 60 75 3. Batubara Coklat 71 52 30 4. Sub-bituminous 80 40 5 5. Batubara high volatile bituminous 86 31 3 6. Batubara medium volatile bituminous 90 22 1 7. Batubara low volatile bituminous 91 14 1 8. Semi-antrasit 92 8 1 9. Antrasit 95 2 2 Berdasarkan ukuran partikelnya, ada dua jenis karbon aktif yang utama yaitu karbon aktif granular dan karbon aktif serbuk. Karbon aktif granular merupakan partikel dengan bentuk yang tidak seragam berukuran 0,2 – 0,5 mm. Karbon aktif granular dapat digunakan pada pengolahan limbah cair maupun gas. Sedangkan karbon aktif serbuk jauh lebih kecil dari karbon aktif granular dengan ukuran kurang dari 0,18 mm. Karbon aktif serbuk biasanya digunakan pada pengolahan limbah cair [23]. 6 Gambar 2.1 Karbon Aktif Granular [24] Gambar 2.2 Karbon Aktif Serbuk [24] Secara umum, ukuran diamater pori dalam suatu karbon aktif biasanya dikelompokkan sebagai berikut [22]: 1. Mikropori memiliki dimensi 2,0 nm 2. Mesopori memiliki dimensi antara 2 sampai 50 nm 3. Makropori memiliki dimensi 50 nm

2.3 PROSES PENGAKTIFAN KARBON