32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pembuatan karbon aktif menggunakan bahan baku kulit salak. Terlebih dahulu kulit salak dihaluskan hingga berukuran 50 mesh. Secara garis besar,
pembuatannya dimulai dengan perendaman kulit salak dalam larutan ZnCl
2
dengan konsentrasi tertentu pada temperatur 85°C selama 4 jam, dan dilanjutkan dengan
pirolisis pada temperatur tertentu selama waktu tertentu dengan adanya aliran gas nitrogen. Kemudian karbon aktif dicuci dengan larutan HCl dan akuades. Hasil
campuran disaring, dikeringkan dan ditimbang lalu dilanjutkan dengan analisa bilangan iodin.
4.1 ANALISA PERSEN YIELD
Yield adalah kuantitas produk yang diperoleh dari reaksi. Pada penelitian ini, data yield karbon aktif diperoleh dengan melakukan penimbangan sampel pada
awal keadaan berat kering sampel mula-mula dan pada akhir proses berat kering karbon aktif. Adapun nilai yield dapat ditunjukkan melalui persamaan:
Yield = karbon aktif setelah pengeringan gr
sampel mula − mula gr x
4.1.1 Pengaruh Waktu Aktivasi terhadap Yield
Pengaruh waktu aktivasi terhadap yield karbon aktif dari kulit salak disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hubungan Waktu Aktivasi terhadap Yield
10 20
30 40
50 60
1 2
3
Y ie
ld
Waktu Aktivasi Jam
600 °C, 1:12 gg 400 °C, 1:23 gg
400 °C, 1:1 gg
33 Pembuatan karbon aktif menggunakan furnace yang telah dilengkapi dengan
aliran gas nitrogen. Gas nitrogen ini berguna untuk menghindari adanya gas oksigen di dalam furnace selama proses dan membantu mendorong zat volatil keluar dari
furnace. Sampel sebanyak 15 gram dimasukkan ke dalam furnace dan di-pirolisa dengan variasi waktu 1, 2, dan 3 jam. Dari Gambar 4.1, pada rasio sampel-ZnCl
2
1: 1 2 ⁄ , 1: 2 3
⁄ dan 1:1 gramgram, temperatur aktivasi 400 dan 600°C dapat dilihat bahwa yield menurun seiring dengan meningkatnya waktu aktivasi dari 1, 2 sampai
3 jam. Yield terendah diperoleh pada waktu aktivasi 3 jam, sedangkan yield tertinggi diperoleh pada waktu aktivasi 1 jam.
Semakin lama waktu aktivasi maka akan semakin banyak jumlah komponen volatil yang akan diproduksi yang menyebabkan penurunan yield [47] [48].
Senyawa-senyawa volatil yang berada pada bagian dalam arang dapat menguap bila waktu aktivasi semakin panjang sesuai dengan pernyataan Olafadehan, et al. [49].
Waktu aktivasi harus pada rentang waktu yang cukup supaya semua kandungan air dan komponen-komponen volatil dapat ter-eliminasi [50]. Dengan demikian,
semakin panjang waktu aktivasi akan menurunkan yield karbon aktif yang diperoleh.
Data yield maksimum diperoleh pada rasio sampel-ZnCl
2
1:1 gg, waktu pirolisis 1 jam dan temperatur aktivasi 400°C yaitu 50,32. Hasil yang serupa juga
diperoleh oleh Thajeel, et al. [50] yang meneliti karbon aktif dari sekam padi menggunakan aktivator ZnCl
2
pada waktu aktivasi 1,5 dan 2 jam, terjadi penurunan yield seiring meningkatnya waktu aktivasi. Yield maksimum diperoleh pada
konsentrasi ZnCl
2
0,1 N, temperatur aktivasi 500°C dan waktu aktivasi 1,5 jam yaitu sebesar 40. Kajian ini menunjukkan yield yang lebih besar daripada penelitian
oleh Thajeel, et al. [50].
34
4.1.2 Pengaruh Rasio Sampel-ZnCl