34
4.1.2 Pengaruh Rasio Sampel-ZnCl
2
terhadap Yield
Pengaruh rasio sampel-ZnCl
2
terhadap yield karbon aktif dari kulit salak disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Hubungan Rasio Sampel-ZnCl
2
terhadap Yield
Pengujian dilakukan
pada variasi
rasio sampel-ZnCl
2
1: 1 2 ⁄ , 1: 2 3
⁄ , 1:1 dan 1:2 gg. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa yield pada waktu aktivasi 1 dan 3 jam, temperatur aktivasi 500 dan 600°C menunjukkan
penurunan seiring peningkatan rasio sampel-ZnCl
2
. Yield tertinggi diperoleh pada rasio sampel-ZnCl
2
1:0,5 sedangkan yang terendah diperoleh pada rasio sampel- ZnCl
2
1:2. Semakin tinggi konsentrasi ZnCl
2
, maka semakin rendah perolehan karbon aktifnya karena proses cracking pada arang yang semakin banyak sehingga semakin
banyak pula senyawa volatil yang dihasilkan [7]. Proses cracking pada pembuatan karbon aktif merupakan proses pemutusan rantai-rantai senyawa kompleks sehingga
menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu karbon dan senyawa-senyawa volatil seperti H
2
O, O
2
, CO
2
dan CO. Ahmed dan Theydan [51] juga menyatakan bahwa
menurunnya yield produk dapat disebabkan oleh pelepasan senyawa-senyawa volatil secara terus-menerus karena semakin banyak terbentuknya pori-pori oleh aktivitas
zat aktivator.
Yield karbon aktif maksimum diperoleh pada rasio sampel-ZnCl
2
1:0,50 yaitu 23,62. Anis [52] yang melakukan penelitian tentang karbon aktif dari pericarp biji
karet menyatakan hasil yang serupa, dimana yield karbon aktif semakin menurun 5
10 15
20 25
1:12 1:23
1;1 1;2
Y ie
ld
Rasio Sampel-ZnCl
2
gg
500 °C, 1 jam 500 °C, 3 jam
600 °C, 3 jam
35 seiring meningkatnya rasio sampel-ZnCl
2
dari 1:0,4 hingga 1:2 gramgram. Yield maksimum diperoleh pada rasio sampel-ZnCl
2
1:0,4 gg dan waktu aktivasi 1,5 jam yaitu sebesar 30. Kajian ini menunjukkan yield yang lebih besar daripada
penelitian oleh Anis [52].
4.1.3 Pengaruh Temperatur Aktivasi terhadap Yield
Pengaruh temperatur aktivasi terhadap Yield karbon aktif dari kulit salak disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hubungan Temperatur Aktivasi terhadap Yield
Variasi temperatur aktivasi yang diuji adalah 400, 450, 500, 550 dan 600 °C. Gambar 4.3 menyatakan bahwa yield pada waktu aktivasi 2 dan 3 jam, rasio
sampel-ZnCl
2
1:1 dan 1:2 gg secara umum menunjukkan penurunan seiring peningkatan temperatur aktivasi. Yield tertinggi diperoleh pada temperatur aktivasi
400 °C sedangkan yang terendah diperoleh pada temperatur aktivasi 600 °C.
Semakin meningkatnya temperatur aktivasi akan mengakibatkan semakin rendahnya perolehan karbon aktif karena proses devolatilisasi dari kulit salak untuk
membentuk pori-pori baru [53]. Menurut Yahaya, et al. [54] laju reaksi karbon- ZnCl
2
dan karbon-CO
2
meningkat seiring meningkatnya temperatur aktivasi, hal ini mengakibatkan penurunan perolehan karbon. Temperatur aktivasi yang semakin
tinggi akan meningkatkan proses pembentukan pori-pori sehingga senyawa volatil yang dilepaskan semakin meningkat dan yield semakin rendah [50]
[7] [49]. Yield karbon aktif maksimum diperoleh pada temperatur aktivasi 400 °C
yaitu, 30,93. Hasil yang serupa juga diperoleh oleh Thajeel, et al. [50] yang 5
10 15
20 25
30 35
400 450
500 550
600
Y ie
ld
Temperatur Aktivasi °C
1:1, 2 Jam 1:2, 2 Jam
1:1, 3 Jam 1:2, 3 Jam
36 meneliti karbon aktif dari sekam padi menggunakan aktivator ZnCl
2
pada temperatur aktivasi 500 hingga 800°C, terjadi penurunan yield seiring meningkatnya
temperatur aktivasi. Yield maksimum diperoleh pada temperatur aktivasi 500 °C dan waktu aktivasi 1,5 jam yaitu, 40. Kajian ini menunjukkan yield yang lebih
kecil daripada penelitian oleh Thajeel, et al. [50].
4.2 ANALISA NILAI IODINE