22 6.  Temperatur
Temperatur  air  yang  lebih  tinggi  menurunkan  viskositas  larutan  dan meningkatkan laju difusi partikel ke dalam pori. Temperatur yang lebih tinggi juga
dapat merusak ikatan adsorpsi yang menyebabkan penurunan kemampuan adsorpsi. Oleh  karena  itu,  temperatur  bergantung  pada  senyawa  organik  yang  diadsorpsi,
namun pada umumnya, temperatur yang lebih rendah meningkatkan laju adsorpsi.
2.11 APLIKASI INDUSTRI
Karbon  aktif  digunakan  dalam  industri  makanan  dan  minuman  untuk menghilangkan warna atau bau dari produk seperti  jus buah,  madu, gula, pemanis,
minyak sayur, minuman beralkohol, soft drinks, dan lain-lain. Dalam proses-proses kimia, karbon aktif membantu mengontrol kualitas produk seperti antibiotik, vitamin
dan  steroid  dengan  menghilangkan  impurities  dan  juga  zat-zat  kimia  beracun. Aplikasi-aplikasi karbon aktif lainnya seperti dry cleaning pada industri, pembersih
larutan electroplating, pembersih akuarium dan dekafeinasi [22].
2.12  ANALISA EKONOMI
Karbon  aktif  merupakan  komoditi  yang  dibutuhkan  untuk  dikembangkan penggunaannya,  mulai  dari  skala  rumah  tangga  sampai  skala  pabrik.  Selain  itu,
komoditi  ini  memiliki  kecenderungan  peningkatan  produksi  setiap  tahunnya, khususnya di Indonesia.
Karena karbon aktif ini berpotensi yang baik, perlu dilakukan kajian ekonomi terhadap  hal  ini.  Namun,  dalam  tulisan  ini  hanya  akan  dilakukan  kajian  ekonomi
secara sederhana. Sebelum  melakukan kajian tersebut, perlu diketahui  harga bahan baku yang digunakan dalam produksi dan harga jual karbon aktif. Berikut ini adalah
harga bahan baku dan produk. Harga kulit salak
= Rp 1.000.000 ton Harga ZnCl
2
= Rp 11.700.000 ton Biaya listrik
= Rp 1.428 kWh Harga karbon aktif  = Rp 21.840.000 ton
Perhitungan sederhana dalam basis 1 ton bahan baku dan asumsi rasio bahan baku : larutan aktifator ZnCl
2
adalah 1 : 2 kgkg, maka dirincikan sebagai berikut:
23 Kulit salak 1 kg ukuran 50 mesh
= 1000 kg ZnCl
2
yang dibutuhkan = 2000 kg
Air yang dibutuhkan = 20000 kg
Karbon aktif yang dihasilkan = 360,4 kg karbon aktif
Bila dimasukkan dengan rincian biaya produksi, maka diperoleh: Kulit salak
= Rp 1.000.000 Kebutuhan ZnCl
2
= 2 x Rp 11.700.000 = Rp 23.400.000 Kebutuhan Air
= liter ×
,
× =Rp 13.186.000
Sehingga total biaya produksi yang dibutuhkan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.4 Rincian Singkat Bahan Baku yang Digunakan Beserta Total Biaya Asumsi spesifikasi furnace adalah 445 kW selama 1 jam sehingga energi yang
dibutuhkan untuk 3 jam adalah 1335 kWh
Biaya energi yang dibutuhkan = 1335 kWh ×
.
= Rp  . .
Maka biaya total yang dibutuhkan = Rp 37.586.000 + Rp 1.906.380 = Rp 39.492.380 Harga jual produk =
,
× Rp  . .
= Rp  . .136
ZnCl
2
dapat di daur ulang sehingga untuk produksi berikutnya biaya ZnCl
2
dan air ditiadakan.
Biaya produksi menjadi biaya bahan baku + biaya energi
= Rp 1.000.000 + Rp 1.906.380 = Rp 2.906.380 Jadi diperoleh laba kotor Rp 7.871.136 - Rp 2.906.380 = Rp 4.964.756
Dan dibutuhkan produksi sebanyak 6,4 kali untuk mendapatkan laba bersih.
Dari  perhitungan  berbasiskan  1  ton  kulit  salak  di  atas,  karbon  aktif  ini memberikan nilai keuntungan yang cukup baik. Oleh karena itu, produksi komersial
karbon aktif dari kulit salak dengan aktifator ZnCl
2
ini layak untuk dipertimbangkan.
Bahan Baku Jumlah kg
Biaya Rp Kulit Salak
1000 1.000.000
Aktifator ZnCl
2
2000 23.400.000
Air 20000
13.186.000 Total Biaya Bahan Baku
37.586.000
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.6  LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN