28
baru. Perkolasi dihentikan setelah perkolat menjadi bening atau tak berwarna dan saat diuapkan tidak meninggalkan sisa pelarut yang digunakan sebanyak 7,8 L.
Ekstrak hasil perkolasi kemudian dipekatkan di atas penangas air. Hasil ekstrak
diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental 100,094 gram. 3.3 Formula Krim
3.3.1 Formulasi dasar
Orientasi dilakukan menggunakan 2 formula, yaitu formula basis krim menurut Young, 1972 dan formula krim tabir surya menurut Mitsui, 1997.
Menurut Young 1972 : R Asam Stearat
12 Setil Alkohol
0,5 Sorbitol Syrup
5,0 Propilen glikol
3,0 TEA
1,0 Nipagin
q.s. Air suling ad
100 Berdasarkan formula krim tabir surya menurut Mitsui 1997:
R Propilen glikol 7,0
Natrium edetat 0,05
Trietanol amin 1,0
Petrolatum 5,0
Setil alkohol 3,0
Asam stearat 3,0
Gliseril monostearat 3,0
Titanium dioksida 5,0
Oxibenson 2,0
Oktil metoksisinamat 5,0
Etil poliakrilat 1,0
Squalen 10
Antioksidan q.s.
Pengawet q.s.
Parfum q.s.
Air suling 54,95
29
Berdasarkan hasil orientasi, basis krim menurut Young lebih baik sebab krim yang dihasilkan tidak terlalu berminyak dan lebih mudah merata di kulit
dibandingkan dengan basis krim menurut Mitsui. Oleh karena itu, basis krim yang digunakan untuk pembuatan krim tabir surya kombinasi avobenson, oktil
metoksisinamat dengan penambahan ekstrak kulit manggis adalah basis krim menurut Young.
Pada saat orientasi, ekstrak kulit manggis tidak menyatu dengan basis sehingga perlu ditambahkan surfaktan untuk membasahi ekstrak tersebut.
Surfaktan yang digunakan adalah tween 80, jumlah tween 80 yang digunakan sebanyak 0,8. Selain itu, hasil orientasi menunjukkan bahwa konsentrasi
terendah ekstrak kulit manggis yang memberikan pengaruh peningkatan nilai SPF adalah sebesar 4 maka penelitian dilanjutkan menggunakan penambahan ekstrak
kulit manggis sebesar 4, 6, 8, 10. Penambahan ekstrak kulit manggis hanya dilakukan hingga konsentrasi 10 sebab penambahan ekstrak kulit manggis
di atas 10 menyebabkan krim yang dihasilkan tidak stabilpecah. Pada saat pembuatan krim, avobenson dan oktil metoksisinamat
ditambahkan pada fase minyak karena avobenson dan oktil metoksisinamat merupakan bahan yang larut dalam minyak dan melting point avobenson berkisar
pada suhu 81–86
o
C Ditjen POM, 1985; Kyowa, 2010; Morabito, dkk., 2008.
3.3.2 Formula modifikasi
Berdasarkan hasil orientasi maka formula yang digunakan dalam pembutan krim tabir surya ini menggunakan formula dasar krim menurut Young dengan
adanya modifikasi seperti tertera pada Tabel 3.1:
30
Tabel 3.1 Formula krim tabir surya
Formula Dasar Krim Menurut Young
Formula Modifikasi Basis
Krim Blank
o F I F II
F III F IV Setil Alkohol
0,5 0,5
0,5 0,5
0,5 0,5
0,5 Asam Stearat
12 12
12 12
12 12
12 Sorbitol Syrup
5 5
5 5
5 5
5 Propilen glikol
3 3
3 3
3 3
3 Pengawet
Nipagin q.s
0,2 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
TEA 1
1 1
1 1
1 1
Avobenson -
- 2
2 2
2 2
Oktil Metoksisinamat
- -
5 5
5 5
5 Ekstrak Kulit
Manggis -
- -
4 6
8 10
Tween 80 -
0,8 0,8
0,8 0,8
0,8 0,8
Air Suling Ad 100
77,5 70,5
66,5 64,5
62,5 60,5
Parfum Lavender
- 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Keterangan: Basis Krim
= Dasar Krim Blanko
= Avobenson 2 + Basis Krim + OMS 5 F I
= Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 4 + Basis Krim
F II = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit
Manggis 6 + Basis Krim F III
= Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 8 + Basis Krim
F IV = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit
Manggis 10 + Basis Krim
3.4 Prosedur Pembuatan Krim