Tipe Emulsi sediaan pH sediaan

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Organoleptis Sediaan

Sediaan yang dihasilkan adalah masa setengah padat berwarna kecoklatan, homogen dan mudah dioleskan. Terdapat perbedaan penampilan organoleptis dari setiap formula yang dihasilkan, basis krim dan blanko berwarna putih sedangkan FI - FIV memiliki warna coklat, dimana semakin meningkatnya ekstrak maka warna krim semakin coklat tua Lampiran 7 dan terdapat perbedaan konsistensi kepadatan krim mulai dari basis krim sampai FIV. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya jumlah ekstrak kulit manggis yang ditambahkan pada krim tersebut sehingga meningkatkan kepadatan krim. 4.2 Mutu Fisik Sediaan 4.2.1 Homogenitas sediaan Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap ke enam sediaan tabir surya, hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya butiran - butiran pada objek gelas Lampiran 7 halaman 55, sehingga dapat dikatakan bahwa semua sediaan tabir surya yang dihasilkan adalah homogen.

4.2.2 Tipe Emulsi sediaan

Menurut Syamsuni 2006, dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi dengan pengenceran fase dimana setiap emulsi diencerkan dengan fase eksternalnya, lalu dengan pengecatan atau pewarnaan misalnya emulsi ditambah larutan metilen biru dapat memberikan warna biru pada tipe emulsi ma, karena metil biru larut dalam air Lampiran 4 halaman 53. Hasil percobaan untuk 36 pengujian tipe emulsi sediaan dengan menggunakan biru metil dan kelarutan dalam air dapat dilihat pada Tabel 4.1: Tabel 4.1 Tipe emulsi sediaan pada pewarnaan dengan metil biru dan pengenceran dalam air. No Formula Metil Biru Pengenceran dalam air Merata Tidak merata Dapat diencerkan Tidak dapat diencerkan 1 Basis Krim  -  - 2 Blanko  -  - 3 F I  -  - 4 F II  -  - 5 F III  -  - 6 F IV  -  - Keterangan: Basis Krim = Dasar Krim Blanko = Avobenson 2 + Basis Krim + OMS 5 F I = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 4 + Basis Krim F II = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 6 + Basis Krim F III = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 8 + Basis Krim F IV = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 10 + Basis Krim Dari hasil uji tipe emulsi yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 di atas, semua formula krim menunjukkan warna biru dari metil biru yang merata yang menunjukkan bahwa fase luar krim adalah air karena metil biru larut dalam air. Hasil ini dapat membuktikan bahwa sediaan krim yang dibuat mempunyai tipe emulsi ma.

4.2.3 pH sediaan

Nilai pH penting untuk mengetahui tingkat keasaman dari sediaan agar tidak mengiritasi kulit sehingga pH sediaan kosmetik topikal harus sesuai dengan pH kulit, yaitu antara 4,5 – 6,5 Wasitaatmadja, 1997. Jika krim memiliki pH yang terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi bersisik sedangkan jika 37 pH terlalu asam maka menyebabkan iritasi kulit Setiawan, 2010; Wasitaatmadja, 1997. Derajat keasaman pH sediaan ditentukan dengan mengggunakan pH meter dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 56. Tabel 4.2 Nilai pH sediaan selama 1 minggu hingga penyimpanan selama 12 minggu. Waktu Minggu Formula Basis Krim Blanko F I F II F III F IV 1 6,4 6,43 6,26 6,1 6,06 6,0 4 5,96 6,0 5,7 5,66 5,6 5,56 8 5,83 5,9 5,66 5,6 5,56 5,53 12 5,83 5,86 5,5 5,33 5,2 5,1 Keterangan: Basis Krim = Dasar Krim Blanko = Avobenson 2 + Basis Krim + OMS 5 F I = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 4 + Basis Krim F II = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 6 + Basis Krim F III = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 8 + Basis Krim F IV = Avobenson 2 + OMS 5 + Ekstrak Kulit Manggis 10 + Basis Krim Gambar 4.1 Grafik pengukuran pH selama 12 minggu pada suhu kamar 1 2 3 4 5 6 7 1 4 8 12 pH Waktu Minggu Basis Krim Blanko F I F II F III F IV 38 Derajat ke asaman pH sediaan selama 1 minggu berbeda dengan pH setelah 12 minggu. Setelah pengamatan 12 minggu, pH masing-masing formula lebih rendah di bandingkan setelah pembuatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi hidrolisis polifenol sehingga polifenol terlepas dari glikosidanya dan terdapat dalam bentuk bebas yang lebih asam Setiawan, 2010. Nilai pH sediaan masih termasuk ke dalam kisaran 4,5 – 6,5. Hal ini menandakan sediaan krim memenuhi syarat dan masih aman digunakan untuk kulit.

4.2.4 Stabilitas sediaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

2 25 87

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

0 0 15

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

0 0 2

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

0 0 4

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

0 0 21

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

0 0 5

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

0 0 38

Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson dan Oktil Metoksisinamat

0 0 16

Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Oktil Metoksisinamat Dan Avobenson

1 1 47

Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Oktil Metoksisinamat Dan Avobenson

0 0 14