Pengertian Pengangkutan dan Perjanjian Pengangkutan 1 Pengertian Pengangkutan

b Barang-barang yang dilarang oleh Undang-undang, misalnya narkotika; c Warisan yang belum terbuka. 39 C. Pengertian Pengangkutan dan Perjanjian Pengangkutan C.1 Pengertian Pengangkutan Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan manusia yang modern senantiasa didukung oleh pengangkutan. Bahkan salah satu barometer penentu kemajuan kehidupan dan peradaban suatu masyarakat adalah kemajuan dan perkembangan kegiatan maupun teknologi yang dipergunakan masyarakat tersebut dalam kegiatan pengangkutan. 40 Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk pembangunan ekonomi bangsa. Dapat dilakukan melalui udara, laut, dan darat untuk mengangkut orang dan barang. 41 Istilah pengangkutan berasal dari kata “angkut” yang berarti mengangkut dan membawa, sedangkan istilah pengangkutan dapat diartikan sebagai pembawaan barang-barang atau orang-orang penumpang. 42 Pengangkutan adalah perjanjian timbal-balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pemgangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang danatau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu 39 Komariah, Op. Cit., hlm. 176. 40 Hasim Purba, Op. Cit., hlm. 3. 41 Sinta Uli, Pengangkutan: Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkutan Laut, Angkutan Darat Angkutan Udara, USU Press, Medan, 2006, hlm. 1. 42 Hasim Purba, Op. Cit. Universitas Sumatera Utara dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 43 Menurut pendapat R. Soekardono, pengangkutan pada pokoknya berisikan perpindahan tempat baik mengenai benda-benda maupun mengenai orang-orang, karena perpindahan itu mutlak perlu untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta efisiensi. Adapun proses dari pengangkutan itu merupakan gerakan dari tempat asal dari mana kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan dimana angkutan itu diakhiri. 44 Pengertian lain dari pengangkutan adalah kegiatan pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain baik melalui angkutan darat, angkutan perairan, maupun angkutan udara dengan menggunakan alat angkutan. 45 Konsep pengangkutan meliputi tiga aspek, yaitu : 1. Pengangkutan sebagai usaha business; 2. Pengangkutan sebagai perjanjian agreement; 3. Pengangkutan sebagai proses penerapan applying process. Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan yang berakhir dengan pencapaian tujuan pengangkutan. Ketiga aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengangkutan sebagai Usaha business Pengakutan sebagai usaha business adalah kegiatan usaha di bidang jasa pengangkutan yang menggunakan alat pengangkut mekanik. Alat pengangkut mekanik contohnya adalah gerbong untuk mengangkut barang, kereta untuk mengangkut penumpang, truk untuk mengangkut barang, bus untuk mengangkut penumpang, pesawat cargo untuk mengangkut barang, pesawat penumpang untuk mengangkut penumpang, kapal kargo untuk 43 H.M.N Purwosutjipto, Op. Cit, hlm. 2. 44 Hukum Pengangkutan, http:manfiroceanscienceoflaw.blogspot.com201201hukum- pengangkutan.html , diakses pada tanggal 03 April 2015. 45 Hasim Purba, Op. Cit., hlm. 4. Universitas Sumatera Utara mengangkut barang, dan kapal penumpang untuk mengangkut penumpang. Kegiatan usaha tersebut selalu berbentuk perusahaan perseorangan, persekutuan, atau badan hukum. Karena menjalankan perusahaan, usaha jasa pengangkutan bertujuan memperoleh keuntungan danatau laba. 2. Pengangkutan sebagai Perjanjian Agreement Pengangkutan sebagai perjanjian selalu didahului oleh kesepakatan antara pihak pengangkut dan piahk penumpang atau pengirim. Kesepakatan tersebut pada dasarnya berisi kewajiban dan hak pengangkut dan penumpang atau pengirim. 3. Pengangkutan sebagai Proses Penerapan Applying Process Pengangkutan sebagai proses terdiri atas serangkaian perbuatan mulai dari pemuatan ke dalam alat pengangkut, kemudian dibawa oleh pengangkut menuju ke tempat tujuan yang telah ditentukan, dan pembongkaran atau penurunan di tempat tujuan. 46 Pengangkutan dapat dibedakan sesuai dengan jenisnya, yaitu: 1 Pengangkutan darat 2 Pengangkutan laut 3 Pengangkutan udara 4 Pengangkutan perairan darat C.2 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Sebelum menyelenggarakan pengangkutan terlebih dahulu harus ada perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan penumpangpemilik barang. Perjanjian pengangkutan adalah persetujuan dimana pemgangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan penumpang danatau barang dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat dan penumpang atau pemilik barang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan. 47 46 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hlm.1. 47 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 41. Universitas Sumatera Utara Perjanjian pengangkutan biasanya meliputi kegiatan pengangkutan dalam arti luas, yaitu kegiatan memuat, membawa dan menurunkan atau membongkar, kecuali jika dalam perjanjian ditentukan lain. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui pihak-pihak yang terkait dalam proses angkutan, yaitu: 1 Pengangkut Untuk angkutan darat pihak pengangkut terdiri atas perusahaan Oto Bis dan Perusahaan Kereta Api PT. Kereta Api. Untuk perusahaan angkutan Oto Bis dapat dilakukan oleh BUMNBUMD, badan usaha milik swasta nasional, koperasi atau perorangan. 2 Pengirim Barang Pengirim barang bisa saja bukan sebagai pemilik barang tersebut, tetapi dia diberikan kuasa untuk melakukan pengiriman barang ke tempat tujuan sesuai dengan perjanjian pengangkutan. 48 Pengangkutan sebagai perjanjian selalu didahului oleh kesepakatan antara pihak pengangkut dan pihak penumpang atau pengirim. Kesepakatan tersebut pada dasarnya berisi kewajiban dan hak pengangkut dan penumpang atau pengirim. Kewajiban pengangkut adalah mengangkut penumpang atau barang sejak di tempat pemberangkatan sampai ke tempat tujuan yang telah disepakati dengan selamat. Sebagai imbalan, pengangkut berhak memperoleh sejumlah uang jasa atau uang sewa yang disebut biaya pengangkutan. Sedangkan kewajiban penumpang atau pengirim adalah membayar sejumlah uang sebagai biaya pengangkutan dan memperoleh hak atas pengangkutan sampai di tempat tujuan dengan selamat. 49 Esensi dari perjanjian pengangkutan adalah adanya hubungan hukum secara timbal balik antara pengangkut penyedia jasa angkutan dengan 48 Sinta Uli, Op. Cit., hlm 59. 49 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 2. Universitas Sumatera Utara penumpang danatau pengirim barang pengguna jasa angkutan dimana masing- masing pihak mempunyai kewajiban dan hak. 50 Perjanjian pengangkutan pada umumnya bersifat lisan tidak tertulis, tetapi selalu didukung oleh dokumen pengangkutan. Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai bukti sudah terjadi perjanjian pengangkutan dan wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak. Dokumen pengangkutan barang lazim disebut surat muatan, sedangkan dokumen pengangkutan penumpang lazim disebut karcis penumpang. Perjanjian pengangkutan dapat juga dibuat tertulis yang disebut perjanjian carter charter party, seperti carter pesawat udara untuk mengangkut jemaah haji ataupun carter kapal untuk mengangkut barang dagangan. 51 Alasan para pihak menginginkan agar perjanjian pengangkutan dibuat secara tertulis, ialah sebagai berikut: 1 Kedua pihak ingin memperoleh kepastian mengenai kewajiban dan hak. 2 Kejelasan perincian mengenai objek, tujuan, dan beban risiko pihak-pihak. 3 Kepastian dan kejelasan cara pembayaran dan penyerahan barang. 4 Menghindari berbagai macam tafsiran arti kata dan isi perjanjian. 5 Kepastian mengenai kapan, dimana, dan alasan apa perjanjian berakhir. 6 Menghindari konflik pelaksanaan perjanjian akibat ketidakjelasan maksud yang dikehendaki pihak-pihak. 52 D. Fungsi dan Sifat Perjanjian Pengangkutan D.1 Fungsi Pengangkutan