Sesuai dengan ketentuan dalam pasal-pasal dalam perjanjian tersebut, maka pihak pertama telah setuju untuk menyerahkan pekerjaan pengiriman tebu
dari kebun ke pabrik kepada pihak kedua dengan memberikan upah atau ongkos angkut atas pekerjaan tersebut. Pembayaran ongkos angkut akan disesuaikan
dengan Surat Pengantar Barang SPB dan lembar hasil penimbangan tebu. Dengan demikian maka target harian angkut tebu yang telah ditetapkan pihak
pertama harus dapat dicapai oleh pihak kedua, apabila target tersebut tidak terpenuhi maka pihak kedua akan dikenakan sanksi denda.
D. Jangka Waktu Pengiriman Tebu dan Pembayaran Ongkos Angkut
Jangka waktu pengiriman merupakan salah satu hal terpenting dalam perjanjian pengangkutan. Dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan,
hubungan kerja antara pengirim dan pengangkut tidak bersifat terus-menerus melainkan hanya kadang kala. Hal itu berarti ketentuan-ketentuan perjanjian akan
tetap mengikat kedua belah pihak selama jangka waktu yang diperjanjikan masih berlangsung dan akan terputus jika jangka waktunya telah habis.
Pembayaran ongkos angkut merupakan hal yang diatur dalam perjanjian pengangkutan, mengenai berapa tarifbiaya yang harus dibayarkan dan bagaimana
cara pembayarannya juga telah diatur dalam perjanjian pengangkutan. Dalam menentukan ongkos angkut, biasanya didasarkan atas pengeluaran
biaya yang sebenarnya untuk mengangkut orang atau mengirimkan barang dan adanya biaya tambahan additional cost. Biaya tambahan additional cost
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1.
Bahaya atau resiko yang kemungkinan timbul selama perjalanan. Hal ini tergantung pada sifat barang, seperti gelas yang mudah pecah, radio yang
Universitas Sumatera Utara
mudah rusak, barang yang mudah terbakar, ataupun tanaman yang mudah rusak atau membusuk.
2. Jumlah barang yang dikirim.
3. Barang-barang yang memerlukan pengawasan dan perawatan khusus.
4. Biaya istimewa yang harus dikeluarkan untuk mengirimkan barang, seperti
pembungkusan untuk barang-barang yang mudah pecah. 5.
Tempat yang menjadi tujuan pengangkutan, jarak yang ditempuh dari tempat asal ke tempat tujuan akan mempengaruhi biaya yang timbul dari
pengangkutan tersebut. Mengenai jangka waktu pengiriman dan pembayaran ongkos angkut dalam
pengiriman tebu dari kebun ke pabrik telah dituangkan dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong SPPP No. SUTBSPPPX45SMT-I2014.
Jangka waktu pengiriman tebu dari Kebun Sei Semayang ke pabrik pada TG. 20132014 yang dilakukan CV. Sari Persada sebagai pihak pengangkut
didasarkan oleh jumlah hari giling di pabrik yaitu selama 119 seratus sembilan belas hari giling efektif, dimulai dari tanggal 17 Februari sampai dengan tanggal
30 Juni 2014. Jangka waktu pengiriman tebu tersebut hanya dapat diperpanjang atau
dikurangi apabila ada persetujuan dari Kebun Sei Semayang sebagai Pihak Pertama, dalam hal ini jika :
a Terjadi keadaan memaksa atau kahar Force Majeure yang menyebabkan
pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan b
Terjadi penambahan atau pengurangan pekerjaan oleh pihak pertama
Universitas Sumatera Utara
c Terjadi keadaan-keaadan lain yang menurut pertimbangan pihak pertama
wajar diberikan perpanjangan atau pengurangan waktu perjanjian. Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong SPPP antara Kebun Sei
Semayang dengan CV. Sari Persada memiliki perbedaan pembayaran ongkos angkut tebu yang didasarkan pada asal dan tujuan pengiriman, yaitu dari masing-
masing DP Daerah Penanaman ke Pabrik Gula Sei Semayang maupun ke Pabrik Gula Kwala Madu.
Pengiriman tebu dari Kebun Sei Semayang ke Pabrik Gula Sei Semayang maka ongkos angkut tebutonhari termasuk retribusi, ialah :
a. DP. IV Kapveld G ± 8.086,93 ton adalah Rp 39.868,-ton
b. DP. IV Kapveld H ± 12.400,78 ton adalah Rp 39.868,-ton
c. DP.V Kapveld I ± 6.702,11 ton adalah Rp 40.061,-ton.
82
Jika Pabrik Gula Sei Semayang dalam keadaan rusak atau tidak giling, maka pengiriman tebu dilakukan ke Pabrik Gula Kwala Madu dengan ketentuan
ongkos angkut tebutonhari termasuk retribusi, ialah: a.
DP. IV Kapveld G ± 8.086,93 ton adalah Rp 43.890,-ton b.
DP. IV Kapveld H ± 12.400,78 ton adalah Rp 43.890,-ton c.
DP. V Kapveld I ± 6.702,11 ton adalah Rp 47.051,-ton Dalam pembayaran ongkos angkut tersebut terdapat beberapa ketentuan
pembayaran, yaitu: 1
Pembayaran dilakukan dua kali sebulan setelah ada persetujuan dari bagian akhir terkait, Direksi, dan disesuaikan dengan kondisi keuangan
PTPN II.
82
Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong SPPP No. SUTBSPPPX45SMT-I2014.
Universitas Sumatera Utara
2 Besarnya pembayaran sesuai dengan realisasi yang dikerjakan oleh pihak
kedua selama 15 hari kerja atau dua minggu disebut satu periode. 3
Permohonan pembayaran diajukan oleh pihak kedua kepada Manajer Kebun yang ditandatangani oleh Direkturkuasa dari pihak kedua.
4 Setiap pembayaran akan dilakukan pihak pertama kepada pihak kedua
dengan cara tunai ataupun transfer bank atas nama PTCVFA, Nomor Account, Bank dari mitra kerja yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
67
BAB IV TANGGUNG JAWAB YURIDIS PARA PIHAK DALAM