42
Ditambah lagi, semua sarana dan prasarana yang ada di dusun ini belum dapat dicapai dengan kendaraan umum karena tidak adanya kendaraan umum yang
melewati Dusun Banua tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana di Dusun Banua tahun 2015 No
Sarana Prasarana Unit
1 Gereja
2 2
Mesjid 3
Puskesmas 1
4 SMA
5 SMP
6 SD
1 7
TK Jumlah
4
4.2 Karakteristik Petani Pemetik Kopi
Petani pemetik kopi yang dimaksud disini adalah seluruh pemetik kopi yang berada di Dusun Banua Desa Purba Sipinggan dan bekerja selama 8 jam per hari.
Karakteristik petani pemetik kopi dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, jenis kelamin petani, pendidikan terakhir petani, dan masa kerja petani.
4.2.1 Umur
Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan memetik kopi. Semakin tua
umur petani kemampuan kerja cenderung semakin menurun, yang akhirnya dapat mempengaruhi hasil pemetikan kopi yang diperoleh petani itu sendiri. Hal ini
dikarenakan pekerjaan sebagai petani lebih banyak mengandalkan kondisi fisik
Universitas Sumatera Utara
43
petani tersebut. Adapun keadaan umur petani pemetik kopi di daerah penelitian dapat dilihat dari table 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5. Karakteristik Umur Pemetik Kopi di Dusun Banua Desa Purba Sipinggan tahun 2015
No Kelompok
Umur Tahun JumlahJiwa
Persentase
1 23-30
7 23,33
2 31-38
6 20,00
3 4
5 6
7 39-46
47-54 55-62
63-70 70
Jumlah 1
6 3
6 1
30 3,33
20,00 10,00
20,00 3,33
100,00
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah petani pemetik kopi terbesar berada
pada kelompok umur 23-30 sebanyak 7 orang atau 23,33 . Sedangkan yang terkecil pada kelompok umur 39-46 tahun dan 70 tahun dengan jumlah masing-
masing 1 orang atau 3,33 .
4.2.2 Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin petani pemetik kopi di Dusun Banua Desa Purba Sipinggan tahun 2105 dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6. Karakteristik Jenis Kelamin Pemetik Kopi di Dusun Banua Desa Purba Sipinggan tahun 2015
No Jenis Kelamin
JumlahJiwa Persentase
1 Laki-laki
15 50
2 Perempuan
Jumlah 15
30 50
100
Universitas Sumatera Utara
44
Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa terdapat persamaan jumlah petani pemetik kopi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yaitu sebanyak 15
orang 50.
4.2.3 Tingkat Pendidikan
Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam memahami teknik bertani yang dapat diperoleh dari penyuluh-penyuluh pertanian
yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan produksi pada usaha taninya tersebut. Adapun tingkat pendidikan petani sampel yang ada di Dusun Banua
bervariasi dari Tingkat SD, SMP, STM, SMK dan SMA. Lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan petani sampel dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut ini :
Tabel 4.7. Karakteristik Tingkat Pendidikan Pemetik Kopi Dusun Banua Desa Purba Sipinggan tahun 2015
No
Tingkat Pendidikan
JumlahJiwa Persentase
1 SD
8 26,67
2 SMP
11 36,67
3 STMSMA
SMK 11
36,67
Jumlah 30 100
Dari tabel 4.7. dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani responden rata-rata
berkisar pada tingkat SMP dan STMSMASMK. Untuk jumlah petani responden yang terbesar ialah pada tingkat SMP dan STMSMASMK yang memiliki
jumlah yang sama sebanyak 11 orang atau 36,67 dari jumlah keseluruhan, sedangkan yang terkecil berada pada tingkat SD yaitu sebanyak 8 orang atau
26,67 dari jumlah keseluruhan petani pemetik kopi.
Universitas Sumatera Utara
45
4.2.4 Masa Kerja