45
4.2.4 Masa Kerja
Karakteristik masa kerja petani pemetik kopi di Dusun Banua Desa Purba Sipinggan dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8. Karakteristik Masa Kerja Pemetik Kopi Di Dusun Banua Desa Purba Sipinggan Tahun 2015
No
Masa Kerja Tahun
JumlahJiwa Persentase
1 3-8
8 26.67
2 3
4 9-14
15-20 21-26
4 4
1 13,33
13,33 3,33
5 6
27-32 33
9 4
30,00 13,33
Jumlah 30 100,00
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah petani yang mempunyai masa kerja memetik kopi terbanyak ialah pada kelompok 27-32 tahun sebanyak 9 orang atau
30,00 , sedangkan untuk masa kerja yang terkecil berada pada kelompok 21-26 tahun sebanyak 1 orang.
4.3 Sikap Kerja Pemetik Kopi
4.3.1 Sikap Kerja Posisi Berdiri pada Proses Memetik Kopi
Berdasarkan pengamatan selama proses memetik buah kopi, para petani membagi wilayah pemetikan dimana satu orang memetik satu barisan kopi sampai
ke ujung barisan. Sehingga apabila sudah habis satu barisan buah kopi dipetik, petani memulai memetik dengan barisan baru lagi. Jumlah barisan pohon kopi
berbeda-beda dari ladang satu dengan ladang lainnya tergantung luas ladang tersebut. Pohon kopi diatur sedemikian hingga dengan hitungan jarak per pohon
1x1m agar pohon tidak terlalu berdekatan.
Universitas Sumatera Utara
46
Pada saat musim panen kopi tiba, para pemilik ladang kopi meminta bantuan para warga yang sudah biasa di pekerjakan untuk memetik kopi. Dimana
para petani pemetik kopi tersebut bekerja dari jam 09.00-17.00 dengan upah kerja Rp 60.000,00 per hari. Selama musim panen, sistem pemetikan buah kopi berjalan
secara berangsur-angsur dimana pemetikan dilakukan selama seminggu, kemudian diperlukan waktu sela seminggu untuk berhenti memetik buah kopi
sehingga petani mulai memetik kembali di minggu berikutnya. Hal ini dikarenakan buah kopi akan matang kembali seminggu kemudian setelah pohon
kopi tersebut di petik. Sehingga dalam sekali panen dapat dilakukan proses pemetikan hasil buah kopi sebanyak tiga 3 kali. Namun hal ini tidak dapat
dipastikan terjadi di setiap panen, tergantung banyaknya buah kopi yang dihasilkan oleh pohon kopi tersebut. Faktor cuaca menentukan banyak tidaknya
buah yang di hasilkan karena pohon kopi akan menghasilkan buah yang banyak di musim penghujan, sedangkan cuaca sekarang ini tidak menentu.
Proses memetik buah kopi itu sendiri tidak ada aturan yang mengharuskan dilakukan oleh petani. Namun pemetikan buah haruslah sampai semua bagian
buah terpetik agar tidak menghambat pertumbuhan buah selanjutnya. Buah yang dipetik adalah buah kopi yang sudah masak, ditandai dengan warna buah yang
sudah merah. Sikap kerja petani pemetik kopi selama bekerja adalah sikap kerja posisi
berdiri. Petani memetik buah kopi yang sudah matang dari atas hingga ke bawah pohon. Posisi berdiri petani tersebut berubah-ubah disesuaikan posisi buah yang
di petik. Apabila buah yang dipetik sejajar dengan posisi tangan petani maka
Universitas Sumatera Utara
47
petani berdiri dengan posisi tegak dengan lengan terangkat. Posisi leher pada saat memetik adalah lurus kedepan dan berputar ke kiri dan kanan mencari buah kopi.
Gambar 4.1 Sikap Kerja Posisi Berdiri Tegak
Gambar 4.2 Posisi Lengan Terangkat ke Atas
Universitas Sumatera Utara
48
Kondisi lainnya apabila buah yang di petik berada di atas, maka petani kopi tersebut berdiri dengan posisi tangan dan leher menengadah ke atas. Selain
itu posisi lengan atas terangkat ke atas menjauhi tubuh Gambar 4.3. Proses menengadahan ini berlangsung ± 1 menit untuk satu pohon. Hal ini di sesuaikan
dengan tinggi pohon kopi tersebut. Apabila tinggi pohon kopi melebihi tinggi tubuh petani, maka tidak jarang petani melakukan posisi jinjit selama ± 1 menit
per pohon Gambar 4.4.
Gambar 4.3 Sikap Kerja Posisi Leher Menengadah Ke Atas
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 4.4 Sikap Kerja Berdiri Posisi Jinjit
Pohon kopi yang di tanam di Dusun Banua ini adalah jenis kopi ateng dan arabika, dimana berdasarkan hasil pengamatan tinggi pohon kopi tersebut tidak
terlalu jauh berbeda dengan tinggi rata-rata para petani. Hal ini disuaikan juga dengan umur pohon kopi tersebut. Apabila umur pohon kopi tersebut sudah
melebihi umur 10 tahun, maka tinggi pohon kopi tersebut jauh di atas tinggi tubuh petani pada umumnya.
Pohon kopi yang sudah berumur lebih dari 10 tahun menghasilkan buah tidak sebanyak pohon kopi yang masih muda. Pertumbuhan pohon kopi tersebut
sudah tidak teratur menjulang ke atas. Oleh karena itu petani biasanya menarik ranting pohon kopi dengan satu tangan dan menahannya, sedangkan tangan
lainnya memetik buah kopi Gambar 4.5.
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 4.5 Posisi Tangan Petani Pemetik Kopi
Sikap kerja posisi berdiri lainnya yang di lakukan petani pemetik kopi adalah berdiri dengan posisi membungkuk dan memiringkan badan pada saat
mengambil buah kopi yang berada di bagian bawah. Posisi buah kopi yang berada di bawah dimana tidak sejajar dengan posisi tangan petani ketika berdiri. Hal ini
mengharuskan petani mengambil posisi membungkuk. Dimana posisi batang tubuh membungkuk, leher menekuk ke bawah berputar kiri kanan dan lengan
tangan menjulur ke bawah mencari buah kopi Gambar 4.6 dan 4.7. Berdasarkan hasil pengamatan, rata-rata petani melakukan posisi membungkuk tersebut
memakan waktu ± 2 menit sehingga apabila dijumlahkan selama memetik buah kopi dalam satu pohon petani menghabiskan waktu ± 4 menit.
Universitas Sumatera Utara
51
Gambar 4.6 Sikap Kerja Berdiri Posisi Membungkuk
Gambar 4.7 Sikap Kerja Berdiri Posisi Memi ringkan Badan
Universitas Sumatera Utara
52
Sikap kerja petani untuk memetik buah kopi yang berada di bawah adalah sikap kerja posisi jongkok sambil mengitari pohon kopi tersebut Gambar 4.8.
Posisi jongkok ini bertahan ± 1 menit.
Gambar 4.8 Sikap kerja posisi jongkok 4.3.2 Sikap Kerja Posisi Berdiri Pada Proses Pengangkatan Hasil
Pemetikan Kopi
Selama melakukan kegiatan memetik buah kopi, para petani membawa ember masing-masing untuk menampung buah kopi. Ember tersebut dibawa
dengan satu tangan selama proses memetik buah kopi sehingga berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Apabila ember tersebut sudah penuh maka buah
tersebut di satukan ke dalam karung goni yang biasanya diletakkan di pinggir ladang kopi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
53
Ember yang digunakan bervariasi bentuk dan ukuran. Ada yang menggunakan ember hitam berukuran 5 kg dan ada yang menggunakan ember
besar bekas cat dinding. Ember tersebut bermuatan 5 kg apabila terisi penuh dan petani mampu memperoleh hasil memetik kopi sebanyak 3 ember selama sehari.
Sehingga rata-rata dalam satu hari masing-masing petani mampu memperoleh hasil petikan kopi sebanyak 10-15 kg per orang.
Gambar 4.9 Hasil Petik Buah Kopi Yang Belum Terisi Penuh
Gambar 4.10 Sikap kerja mengangkat hasil buah kopi
Universitas Sumatera Utara
54
4.4 Keluhan Muskuloskeletal Pada Pemetik Kopi