56
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Sikap Kerja Pada Proses Memetik Kopi
Berdasarkan pengamatan, para petani pemetik kopi melakukan sikap kerja berdiri. Petani pemetik kopi melakukan kegiatan memetik kopi dengan
posisi berdiri menengadahkan leher dan leher berputar ke kiri dan kanan. Proses ini terjadi berulang-ulang dengan durasi ± 1 menit untuk setiap pohonnya dan
berpindah ke pohon berikutnya. Sikap kerja dengan menengadah leher dan leher berputar ke kiri kanan adalah sikap kerja tidak ergonomi dimana terjadi
kejanggalan pada postur tubuh. Menurut Humantech 1995, posisi normal leher adalah lurus dan tidak miringmemutar ke samping kiri atau kanan. Posisi miring
pada leher tidak melebihi 20° sehingga tidak terjadi penekanan pada discus tulang cervical.
Humantech 1995 juga mengatakan postur leher menyimpang apabila melakukan rotasi berputar, refleksi mendekati tubuh dan ekstensi menjauhi
tubuh. Berdasarkan pengamatan terhadap petani pemetik kopi, terlihat terjadi kejanggalan pada potur leher ketika memetik buah kopi dimana mereka sering
melakukan rotasi, refleksi, dan ekstensi pada leher pada saat mencari buah kopi yang akan di petik, terutama buah kopi yang berada di dalam pohon dan buah
kopi yang berada di bagian atas pohon dimana tinggi pohon lebih tinggi dibandingkan tinggi tubuh petani.
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Humantech 1995 tentang postur tubuh yang ergonomis dalam bekerja, posisi leher menunduk dan
Universitas Sumatera Utara
57
menenggadah ke atas ini apabila dipertahankan dalam waktu ≥ 10 detik, dan dilakukan secara berulang-
ulang sebanyak ≥ 2 kali per menit dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal.
Pemetik kopi di Dusun Banua bekerja selama 8 jam per hari dari pukul 09.00-17.00 dan istirahat makan siang pukul 12.00-13.00. Di sela-sela melakukan
kegiatan memetik kopi, para petani mengambil waktu istirahat sejenak merebahkan badan kemudian melanjutkan aktivitas kembali. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat di simpulkan selama bekerja, 90 dari lama kerja para petani melakukan kegiatan memetik kopi dengan posisi berdiri.
Pemetik kopi sepanjang melakukan kegiatan memetik kopi bekerja dengan sikap kerja berdiri dan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya.
Bekerja dengan posisi berdiri dalam selang waktu yang lama dapat mempengaruhi sikap kerja seseorang. Pemetik kopi sering bekerja dengan posisi berdiri
punggung membungkuk, berdiri memiringkan badan, dan berdiri dengan badan berputar rotasi badan ke kiri dan kanan. Hal tersebut harus di hindari karena
dapat mempengaruhi postur punggung. Selain itu posisi berdiri secara terus menerus akan mengakibatkan penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada
kaki yang menimbulkan kelelahan otot dan kebas. Menurut
Suma’mur 1996, posisi kerja berdiri lebih melelahkan daripada posisi duduk dan energi yang
dikeluarkan lebih banyak 10-15 daripada duduk. Bekerja dengan posisi berdiri menggunakan lebih banyak energi
dibandingkan dengan posisi duduk, sehingga banyak pembebanan otot statis pada daerah kaki. Hal ini disebabkan sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan
Universitas Sumatera Utara
58
membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga mengakibatkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki.
Kondisi tersebut juga menyebabkan mengumpulnya darah pada anggota tubuh bagian bawah. Pembebanan terhadap kaki juga terjadi saat petani harus berjalan
kesana kemari berpindah tempat dari satu pohon kopi ke pohon lainnya. Hal ini juga mengakibatkan kaki terutama bagian betis menjadi cepat lelah dan sering
terasa sakit. Selain itu sikap kerja lainnya yang sering dilakukan petani adalah posisi
jongkok pada saat memetik buah kopi yang berada di bawah. Sikap kerja seperti ini tidak ergonomis sehingga tidak jarang petani mengalami kesemutan ataupun
kebas pada kaki pada saat petani kembali berdiri. OHSAS 2010 dalam Ariani 2009 menjelaskan bahwa pekerjaan dengan posisi membungkuk, berlutut atau
jongkok mempunyai risiko cedera terhadap sistem muskuloskeletal. Berlutut dan jongkok menyebabkan overstretches ligament lutut dan dapat menyebabkan
iritasi, peradangan, dan rasa sakit. Selama melakukan pekerjaan memetik kopi, lengan tangan petani sering
terangkat ke atas menjauhi tubuh. Posisi lengan ini berulang terus-menerus selama memetik kopi dengan durasi ± 3 menit untuk satu pohon dan berpindah ke pohon
berikutnya. Posisi tangan ini disesuaikan dengan tinggi buah yang di capai. Semakin tinggi buah yang ingin di petik, maka posisi lengan semakin tinggi
terangkat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan keluhan pada bahu dan lengan atas bagian kiri dikarenakan kebiasaan petani menarik ranting pohon pada saat
memetik buah kopi yang tinggi dengan tangan kiri sambil menahan posisi
Universitas Sumatera Utara
59
tersebut, sedangkan tangan kanan memetik buah kopinya.Bekerja dengan lengan terangkat seperti ini semakin meningkatkan risiko keluhan muskuloskeletal. Hal
tersebut karena semakin jauh bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi risiko keluhan Tarwaka, 2004.
Sikap kerja lainnya yang dilakukan selama proses memetik kopi adalah mengangkat hasil pemetikan dari satu pohon ke pohon lainnya. Ember yang
dibawa oleh petani adalah ember bermuatan 5 kg dimana apabila ember tersebut sudah penuh maka buah kopi disatukan kedalam karung goni. Menurut
Humantech 1995 postur janggal pada bahu kiri dan kanan adalah ketika melakukan pekerjaan lengan atas memben
tuk sudut ≥ 45º kearah samping atau ke arah depan terhadap badan selama lebih dari 10 detik dengan frekuensi lebih dari
satu atau sama dengan 2 kali per menit dan beban ≥ 4,5 kg. Hal ini dapat
mempengaruhi kondisi lengan yang sering terasa sakit setelah bekerja.
5.2 Keluhan Muskuloskeletal Ditinjau dari Sikap Kerja