3. Pengawasan diarahkan untuk masa sekarang yang berarti bahwa pengawasan hanya ditujukkan terhadap kegiatan-kegiatan yang kini
dilaksanakan. 4. Pengawasan hanyalah sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi,
pengawasan tidak boleh dianggap tujuan. 5. Pengawasan hanyalah sekedar alat administrasi dan manajemen maka
pelaksanaan pengawasan itu harus mempermudah pencapaian tujuan. 6. Proses pelaksanaan pengawasan harus efisiensi jangan sampai terjadi
pengawasan yang menghambat usaha peningkatan efesiensi. 7. Pengawasan tidak dimaksudkan untuk menentukan siapa yang salah jika
ada ketidakberesan akan tetapi untuk menemukan apa yang tidak benar. 8. Pengawasan harus bersifat membimbing agar supaya pelaksanaan
meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas yang ditentukan kepadanya.
Sifat-sifat pengawasan diatas dapat juga diguanakan sebagai dasar penyusunan rencana dan pelaksanaan pengawasan agar rencana dan penyusunan
rencana efektif harus diketahui terlebih dahulu siapa dan apa saja subjek serta objek dari pengawasan.
1.5.1.6 Fungsi-Fungsi Pengawasan
Menurut Belkoui dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap 2000:35, fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 4 unsur, yaitu:
1. Penetapan standar pelaksana 2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksana
3. Pengukuran pelaksana nyata dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
4. Mengambil tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksana menyimpang dari standar
Pada hakekatnya itu adalah berfungsi sebagai pengarah supaya jangan terjadi kekeliruan dan sesuai dengan rencana.Melalui pelaksanaan membuat orang
menjadi disiplin dalam mengerjakan tugasnya dan menghindari penyimpangan.
1.5.1.7 Proses Dasar Pengawasan
Ibrahim Lubis 2000:160 menyatakan proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan atau langkah pokok tertentu yang bersifat fundamental bagi
semua pengawasan manajerial. Adapun langkah-langkah pokok ini meliputi : 1. Penentuan ukuran atau pedoman baku standar.
Standar terlebih dahulu harus ditetapkan. Ini tidak lain suatu model atau suatu ketentuan yang telah diterima bersama atau yang telah ditentukan
oleh pihak yang berwenang. Standar berguna antara lain sebagai alat pembanding di dalam pengawasan, alat pengukur untuuk menjawab
pertanyaan berapa suatu kegiatan atau sesuatu hasil telah dilaksanakan, sebagai alat untuk membantu pengertian yang lebih cepat antara
pengawasan dengan yang diawasi, sebagai cara untuk memperbaiki uniformitas.
2. Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah atau senyatanya dikerjakan.
Ini dapat dilakukan dengan melalui laporan lisan atau tertulis, buku catatan harian tentang bagan jadwal atau grafik produksi, inspeksi atau
pengawasan langsung, pertemuan atau konferensi dengan petugas-petugas yang bersangkutan, dan survei yang dilakukan oleh tenaga staff atau badan
tertentu. 3. Perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran atau standard
yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Ini dilakukan untuk pembandingan antara hasil pengukuran
tadi dengan standar, dengan maksud untuk mengetahui apakah diantaranya terdapat suatu perbedaan dan jika ada seberapa besarnya perbedaan itu,
kemudian untuk menentukan perbedaan itu perlu diperbaiki atau tidak. 4. Perbaikan atau pembentulan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi sehingga pekerjaan tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Bila hasil analisa menunjukan adanya tindakan koreksi, tindakan ini harus
diambil.Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk.Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan
bersamaaan.
1.5.2 Disiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan masalah yang sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Tanpa adanya disiplin kerja akan
menyebabkan pelaksanaan kerja terhambat atau tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga tujuan organisasi akan terhambat dan sulit tercapai. Sebelum