21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Stakeholder
Stakeholder, kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan hubungannya dengan berbagai ilmu dan konteks, misalnya manajemen
bisnis, ilmu komunikasi, pengelolaan sumber daya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga public telah menggunakan istilah stakeholder
ini secara luas ke dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusan. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus meberikan manfaat bagi stakeholder nya. Dengan demikian, keberadaan
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahan tersebut Ghozali dan Chariri 2007:25.
Istilah pemangku kepentingan stakeholder merujuk kepada semua pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan perusahan.
Dengan perkembangan akhir-akhir ini, stakeholder menyadari adanya hal yang dapat menambah nilai suatu perusahaan. Salah satu cara nya adalah
dengan melakukan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas sosial atau corporate social responsibility. Oleh karena itu, teori
pemangku kepentingan stakeholder menjadi relevan untuk menjelaskan pengembangan corporate social responsibility di perusahaan. Dengan
adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan
Universitas Sumatera Utara
22 harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Manfaat tersebut
dapat dilakukan dengan cara menerapkan program corporate social responsibility. Dengan adanya program tersebut pada perusahaan
diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan mayarakat lokal. Sehingga diharapkan akan terjalin hubungan yang
baik antara perusahan dengan lingkungan sekitarnya.
2.1.2 Teori Agensi
Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari
perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan
hubungan kontrak
antara pemegang
sahampemilik dan
manajemenmanajer. Menurut teori ini, hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang
saling bertentangan. Dalam teori agensi, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau
lebih principal mempekerjakan orang lain agent umtuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut Jensen dan Meckling, 1976. Tujuan dari teori agensi adalah, pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu
baik principal maupun agen dalam mengevaluasi lingkungan di mana keputusan harus diambil The belief revision role. Kedua, untuk
mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah
Universitas Sumatera Utara
23 pengalokasian hasil antara principal dan agen sesuai dengan kontrak kerja
The performance evaluation role. Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering
disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-
kepentingan tersebut, sehingga timbul biaya keagenan agency cost. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, diantaranya adanya
kepemilikan saham oleh institusional dan kepemilikan saham oleh manajemen Haruman, 2008.
2.1.3 Teori Legitimasi