24 norma-norma sosial yang berlaku di tempat perusahaan tersebut
melangsungkan kegiatannya. Hasil penelitian di atas menjelaskan bahwa legitimasi perusahaan
dapat ditingkatkan melalui corporate social responsibility. Untuk itu, pengungkapan corporate social responsibility merupakan salah satu
bentuk perhatian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya program corporate social responsibility, perusahaan dapat
memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar, sehingga masyarakat sekitar dapat menerima baik keberadaan perusahaan di
lingkungannya.
2.2. Pengungkapan
Corporate Social Responsibility
Menurut Untung 2008:1 corporate social responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap
aspek ekonomis, sosial,dan lingkungan. Keberadaan perusahaan idealnya bermanfaat untuk masyarakat sekitar.Bahwa prinsip dasar corporate social
responsibility adalah pemberdayaan masyarakat setempat yang notabene miskin agar terbebas dari kemiskinan.
Selain memberdayakan masyarakat, dari sisi perusahan, jelas agar operasional berjalan lancar tanpa gangguan. Jika hubungan antara perusahaan dan
masyarakat tidak mesra bisa dipastikan ada masalah. Dari uraian tersebut,
Universitas Sumatera Utara
25 menurut Untung 2008:6 tampak bahwa manfaat corporate social responsibility
bagi perusahaan antara lain: a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.
f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah. g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator. i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
j. Peluang mendapatkan penghargaan.
2.3. Tipe industri
Tipe industri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu industri high-profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk ke dalam tipe industri high-profile
merupakan perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas tingi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat kompetisi yang kuat
Robert, 1992. Preston 1997 mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih
mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain.
Perusahaan yang termasuk ke dalam industri low-profile adalah perusahaan yang tidak terlalu memperoleh sorotan luas dari masyarakat manakala
operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek tertentu dalam proses atau hasil produksinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Robert 1992, perusahaan yang termasuk ke dalam industri high-profile adalah perusahaan perminyakan dan
Universitas Sumatera Utara
26 pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agribisnis,tembakau
dan rokok, makana dan minuman, media dan komunikasi, energy listrik, enggenering, kesehatan serta transportasi dan pariwisata. Sedangkan perusahaan
yang termasuk ke dalam industri low-profile adalah bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, property, retailer, tekstil dan produk tekstil,
produk personal, dan produk rumah tangga.
2.4. Ukuran Dewan Komisaris