tersebut dapat diamati melalui kemampuan siswa dalam menerapkan hasil belajar kimia baik dari kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dalam
penelitian ini, aspek yang ditinjau dibatasi pada aspek kognitif dengan menilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pretest dan postest.
2.1.3. Karakteristik Ilmu Kimia
Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang termasuk rumpun IPA, yang memiliki karakteristik sama dengan IPA, yakni kimia bukan hanya kumpulan
pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Rostianingrum, 2011. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran
kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. Menurut Sukma dalam Rostianingrum, 2011, karakteristik ilmu kimia adalah:
1. Ilmu kimia termasuk ilmu pengetahuan alam, sehingga pada pembelajarannya diperlukan contoh-contoh objek nyata yang ada di
alam dekat. 2. Ilmu kimia dibangun dengan metode ilmiah yang terdiri dari tahapan
proses-proses ilmiah untuk mendapatkan produk ilmiah konsep, prinsip, aturan dan hukum.
3. Sebagian besar bahan kajian ilmu kima yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajarannya, guru harus bisa
mengkontruksi model-model atau analogi-analogi yang tepat sehingga ilmu kimia mudah diterima oleh siswa.
4. Ilmu kimia mengkaji pula soal hitungan, namun hitungan dalam ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal yang terdiri dari
angka-angka tetapi soal tersebut berkaitan dengan fakta, aturan, hukum-hukum ilmu kimia sehingga untuk menyelesaikannya pun
perlu fakta, aturan dan hukum-hukum tersebut. 5. Konsep-konsep ilmu kimia dipelajari dengan ukuran tertentu, mulai
dari yang sederhana atau mendasar sampai pada yang kompleks. Dengan demikian, maka pembelajaran kimia diperlukan prasyarat
pengetahuan yang berhubungan dengan konsep terdahulu dengan konsep yang akan dipelajari.
2.1.4. Model Pembelajaran
Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan
dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif Meyer dalam Trianto, 2010. Adapun Soekamto dalam Trianto, 2010, mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah: “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Arends dalam Trianto, 2010 menyatakan, istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya. b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai Kardi dan Nur dalam Trianto, 2010
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif