Hasil Belajar Kimia Kerangka Teoritis 1. Hakekat Belajar Kimia

Alasan lain adalah realita bahwa manusia berada di lingkungan kimia, dalam arti bahan kimia dan peristiwa kimia ada di lingkungan kita, baik lingkungan alami maupun rekayasa manusia. Sehingga pemahaman terhadap fenomena-fenomena itu akan menghindari manusia dari keterasingannya terhadap lilngkungan, serta dapat berbuat sesuatu terhadap lingkungan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang lebih bermanfaat baginya. Menurut Subagio 2003, tujuan pembelajaran kimia adalah memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal berbagai fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam menggunakan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Belajar kimia dikatakan berhasil jika tujuan pembelajaran kimia dapat tercapai. Pembelajaran kimia dilakukan dengan memberikan metode pembelajaran yang tepat untuk tiap-tiap materi. Hal ini dikarenakan pada tiap-tiap materi dalam kimia memiliki karakteristik tersendiri. Beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam mempelajari kimia disesuaikan dengan sifat-sifat khas dari ilmu kimia. Jadi, hakikat belajar kimia adalah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar kimia secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

2.1.2. Hasil Belajar Kimia

Hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan tes, kemudian diolah dan dinilai oleh guru. Arikunto 2006, menggunakan tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran dan guru dapat mengetahui kelemahan siswa serta penyebabnya, sehingga lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan implikasi dari bentuk hubungan guru siswa di dalam kelas. Kadar hasil belajar yang dapat diramalkan sebagai akibat hubungan guru siswa adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan diri secara bebas sebagai hasil belajar Kebebasan anak sebagai hasil belajar meupakan realisasi dari usaha yang dilakukan oleh guru yang bersikap memberi kebebasan penuh kepada siswanya dalam belajar. 2. Pembentukan memori sebagai hasil belajar Memori atau ingatan sebagai hasil belajar bersifat mentalistik, artinya merupakan proses verbal dari fakta ataupun proses tingakah laku secara fisik. Pengukuran hasil belajar ingatan dilakukan melalui tes. Bentuk tes yanng sesuai untuk mengukur atau mengecek ingatan- ingatan yang masih tinggal dalam pikiran siswa adalah esai dan objektif. 3. Pembentukan pengalaman sebagai hasil belajar Pemahaman diartikan sebagai penggunaan sesuatu secara produktif. Ada dua jenis pemahaman yang terbentuk pada siswa sebagai hasil belajar yaitu explanatory understanding dan exploratory understanding. Pemahaman yang disebut explanatory understanding terjadi jika guru menjelaskan kepada siswa suatu hukum, suatu relasi atau suatu generalisasi. Jika pengajaran berhasil, maka siswa akan mendapat pengetahuan tentang sejumlah fakta beserta prinsip-prinsip yang berhubungan dengan fakta-fakta tersebut. Pada exploratory understanding , siswa dihadapkan kepada hal yang problematik setelah mereka diberi sejumlah data dan prinsip. Kemudian siswa meneliti data dan prinsip untuk memecahkan masalah. Disini siswa aktif, kreatif dan berfikir kritis karena ditantang untuk memenuhi keingintahuannya tentang pemecahan masalah yang sesuai. Jadi, hasil belajar kimia adalah tingkat kemampuan dan penguasaan siswa terhadap mata pelajaran kimia. Siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar kimia apabila siswa tersebut menerapkan hasil belajarnya, sebagaimana dikatakan oleh Hamalik 2001 bahwa bukti seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut yang sebelumnya tidak ada atau tingkah laku tersebut masih lemah atau kurang. Penerapan hasil belajar tersebut dapat diamati melalui kemampuan siswa dalam menerapkan hasil belajar kimia baik dari kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dalam penelitian ini, aspek yang ditinjau dibatasi pada aspek kognitif dengan menilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pretest dan postest.

2.1.3. Karakteristik Ilmu Kimia