BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Secara etimologis, hak asasi berasal dari bahasa arab yaitu haqq dan asasiy. Kata haqq adalah bentuk tunggal yang diambil dari kata haqqa, yahiquq,
haqqan, yang artinya adalah benar, nyata, pasti, tetap, dan wajib, berdasarkan pengertian tersebut haqq adalah melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Sementara itu kata asasiy berasal dari kata assa, yaussu, asasaan, yang artinya adalah membangun, mendirikan, dan meletakkan. Kata asas adalah bentuk tunggal
dari kata asus yang berarti asal, esensial, asas, pangkal, dasar dari segala sesuatu. Sehingga dalam bahasa Indonesia HAM dapat diartikan sebagai hak-hak dasar
yang melekat pada diri manusia.
12
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia semata- mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif melainkan semata mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.
13
12
Majda El Muhtaj, “Dimensi-dimensi HAM mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan budaya”, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada , 2008, hlm. 17
13
Jack Donnely, “Universal Human Rights in Theory and Practice London”, Cornell, University Press, 2013, hlm. 21
Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir dengan ras, suku, jenis kelamin, bahasa, budaya, agama, dan
kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun juga. Dalam masyarakat abad pertengahan
permasalah HAM ini belum muncul, saat itu kepentingan individu dirasakan secara bersama-sama dengan kepentingan antar individu dan masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
Kehidupan individu dan pemerintahannya merupakan satu kesatuan berdasarkan kepercayaan agama yang sama.
14
Hak-hak asasi manusia internasional adalah ideologi universal pertama di dunia. Cita-cita agama, politik, filsafat, dan ekonomi memiliki penganutnya di
berbagai bagian dunia, akan tetapi hak-hak asasi manusia merupakan sebuah gagasan yang sekarang ini telah diterima di seluruh dunia.
Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 1:
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan Anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
15
Hak asasi manusia pada dasarnya ada sejak manusia dilahirkan, karena hak tersebut melekat sejak
keberadaan manusia itu sendiri, namun persoalan hak asasi manusia baru mendapat perhatian ketika mengimplemantisakan dalam kehidupan manusia dan
menjadi perhatian saat adanya hubungan dan keterkaitan antara individu dan masyarakat.
16
Hak asasi fundamental rights artinya hak yang bersifat mendasar, pokok ataupun juga prinsipil,
17
14
Dedi Supriyadi,Op-cit,. hlm: 223
15
Peter davies, “Hak-hak asasi manusia”, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1994, hlm. 1
16
Ahmad kosasi, “Ham dalam prespektif islam”, Jakarta, Salemba Dinniyyah, 2003, hlm.20
17
Pius A Pranoto dan M Dahlan Al Barry, “Kamus ilmiah popular”, Surabaya, Arkola, 1994, hlm. 48
dimana adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu keistimewaan yang membuka keinginan baginya untuk
diperlakukan sesuai dengan keistimewaan yang dimilikinya, sebaliknya juga
Universitas Sumatera Utara
demikian ada suatu kewajiban pada seseorang yang diminta dari suatu sikap atas dirinya terhadap keistimewaan yang ada pada orang lain.
Hukum Internasional telah lama mengatur tentang hak dan kewajiban individu, akan tetapi pengaturan masalah HAM dalah hukum internasional
belumlah lama. Setelah terjadinya Perang Dunia II, timbul kesadaran bahwa penghormatan atas HAM sangat penting untuk menjamin agar orang dapat hidup
sesuai dengan martabat manusianya, pengalaman sekitar keadaan dalam Perang Dunia II menunjukkan bahwa tidak ada penghormatan atas HAM yang
memungkinkan timbulnya kediktatoran dan tirani, yang kemudian dalam tataran Internasional dapat menimbulkan ketegangan dan perang. Untuk kepentingan
perdamaiaan diharapkan semua negara menghormati HAM, oleh karena itu, PBB yang dibentuk pada akhir Perang Dunia II menetapkan dalam piagam
pendiriannya dengan tujuan untuk mencapai kerjasama internasional dalam mempromosikan dan mendorong penghormatan HAM dan kebebasan
fundamental bagi semua orang, tanpa suatu pembedaan.
18
Kepedulian internasional terhadap HAM merupakan gejala yang relative baru. Meskipun kita dapat menunjuk pada sejumlah traktat atau perjanjian
internasional yang mempengaruhi isu kemanusiaan sebelum Perang Dunia II, baru setelah dimasukkan ke dalam piagam PBB pada tahun 1945, kita dapat berbicara
mengenai adanya perlindungan HAM yang sistematis di dalam sistem Internasional.
19
18
Todung mulya lubis, “Jalan panjang Hak Asasi Manusia”, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm. 216
19
Scott Davidson, “Hak asasi manusia; Sejarah, teori, dan praktek dalam pergaulan Internasional”, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti, 1994, hlm. 1
Universitas Sumatera Utara
Ruang lingkup hak asasi manusia dalam hukum internasional meliputi proses peradilan terhadap pelanggaran berat hak asasi manusia menurut Hukum
HAM internasional baik berupa pelanggaran terhadap Universal Declaration of Human Rights maupun oleh ketentuan-ketentuan khusus dalam konvensi
internasional lainnya yang menyangkut hak asasi manusia.
20
Yang terpenting dalam penegakan hak asasi manusia itu adalah pemberlakuan hukumnya perlu
dijalankan secara bertahap sambil mendidik bangsa sadar akan hak dan kewajibannya dalam bidang hukum hak asasi manusia.
21
1. Gerakan Renaisance Abad XV
Sejarah hak asasi dimulai dari gagasan hak asasi manusia yang muncul sebagai akibat dari reaksi atas kesewenang-wenangan penguasa yang memerintah
otoriter. Munculnya penguasa yang otoriter mendorong orang yang tertekan hak asasinya untuk menyatakan keberadaannya sebagai mahluk yang bermartabat.
Kemudian dalam perkembangan perjuangan dalam hal mendukung perlindungan hak asasi manusia dimulai dari gerakan hak asasi manusia di dunia, yaitu :
Gerakan ini muncul di Eropa dan bertujuan mengugah kembali kesadaran manusia akan martabat sebagai mahluk berakal.
2. Gerakan Reformasi Abad XVI
Gerakan ini terjadi di lingkungan agama Kristen pada tahun 1517 yang dipimpin oleh Marthin Luther. Tujuan gerakan ini adalah membebaskan
diri dari ikatan kepausan dan melahirkan agama Protestan. 3.
Revolusi Amerika
20
A.Bazar harahap, Nawangsih Sutardi, “Hak Asasi Manusia Dan Hukumnya”, Jakarta. PECIRINDO. 2007. hlm.36
21
Ibid hlm.37
Universitas Sumatera Utara
Revolusi Amerika adalah perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggeris. Revolusi ini kemudian melahirkan
Declaration of independence Deklarasi Kemerdekaan dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776.
4. Revolusi Prancis
Revolusi Prancis adalah penentangan rakyat Prancis pada rajanya sendiri Louis XVI yang bertindak sewenang-wenang dan absolut. Revolusi
Prancis menghasilkan Declaration dres drotis de I’homme et du citoyen Pernyataan Hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan ini memuat
tiga hal yaitu, hakatas kebebasan liberty, kesamaan egality, dan persaudaraan fraternite.
HAM memperoleh legitimasinya melalui pengesahan PBB terhadap Universal Declaration of Human Rights UDHR pada tanggal 10 Desember
1948. UDHR adalah sebuah pernyataan yang bersifat anjuran yang diadopsi oleh Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa. Sebagai sebuah pernyataan yang
bersifat universal, piagam ini baru mengikat secara moral namun belum secara yuridis. Tetapi dokumen ini mempunyai moril, politik dan edukatif yang sangat
besar, melambangkan “Commitment” moril dari dunia internasional pada norma- norma dan hak-hak asasi. Kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya
perlindungan HAM sangat meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Sejak tahun 1989, negara-negara maju dan negara-negara berkembang telah banyak
memproklamirkan dukungan terhadap HAM Internasional dengan tulus. Hal ini dikarenakan bahwa paham yang terkandung dalam HAM memiliki sifat
Universitas Sumatera Utara
universalitas yang luar biasa dalam menghargai prinsip manusia sebagai mahluk manusia.
Magnis Suseno
22
menjelaskan bahwa inti dari paham HAM terletak dari kesadaran bahwa masyarakat atau umat manusia tidak dapat dijungjung tinggi
kecuali setiap manusia, individu, tanpa diskriminasi, tanpa pengecualian, dihormati keutuhannya. Sementara itu Anthony Flew
23
Jadi, apapun yang diartikan atau dirumuskan dengan hak asasi, gejala tersebut tetap merupakan suatu manifestasi dari nilai-nilai yang kemudian
dikonkretkan menjadi kaedah hidup bersama. Sistem nilai yang menjelma dalam konsep HAM tidaklah semata-mata produk Barat, melainkan memiliki dasar
pijakan yang kokoh dari seluruh budaya dan agama. Pandangan dunia tentang HAM adalah pandangan kesemestaan bagi eksistensi dan proteksi kehidupan dan
martabat manusia. memberikan uraiannya
tentang hak dengan mengatakan A person entitlement as a member of society, including” liberties” such as the right to use public highway and claim righs,
such as the right to defence counsel. “To have a right” said Mill, “is to have something society ought to protect me in the possession of”
24
Wacana HAM terus berkembang seiring dengan intesitas kesadaran manusia atas hak dan kewajiban yang dimilikinya. Namun demikian, wacana
HAM menjadi actual karena sering dilecehkan dalam sejarah manusia sejak awal hingga kurun waktu ini. Gerakan dan diskriminisasi HAM terus berlangsung
bahkan dengan menembus batas-batas teritorial sebuah negara. Manfred Nowak
22
Frans Magnis Suseno, “Etika Politik; Prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan modern”,Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm. 145
23
Anthony Few, “A dictionary of philosophy”, New York, Martin’s press, 1984, hlm. 306
24
Ibid hlm. 307
Universitas Sumatera Utara
menegaskan Human rights must be considered one of the major achievents of modern day philosophy. Ruth Gavison juga menegaskan the twentieth century is
often described as “the age of rights”. Begitu derasnya kemauan dan daya tarik desak HAM, maka jika ada sebuah negara diidentifikasikan melanggar dan
mengabaikan HAM, dengan sekejap mata nation-state di belahan bumi ini memberikan respon, terlebih beberapa negara yang dijuluki sebagai adi kuasa
memberikan kritik, tudingan bahkan kecaman keras seperti embargo dan sebagainya.
25
B. Faktor-Faktor Penyebab Kejahatan Kemanusiaan