Faktor-Faktor Penyebab Kejahatan Kemanusiaan

menegaskan Human rights must be considered one of the major achievents of modern day philosophy. Ruth Gavison juga menegaskan the twentieth century is often described as “the age of rights”. Begitu derasnya kemauan dan daya tarik desak HAM, maka jika ada sebuah negara diidentifikasikan melanggar dan mengabaikan HAM, dengan sekejap mata nation-state di belahan bumi ini memberikan respon, terlebih beberapa negara yang dijuluki sebagai adi kuasa memberikan kritik, tudingan bahkan kecaman keras seperti embargo dan sebagainya. 25

B. Faktor-Faktor Penyebab Kejahatan Kemanusiaan

Definisi kejahatan terhadap kemanusiaan menurut statuta roma pada Pasal 7 ialah Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil. Di dalam hukum internasional, istilah kejahatan terhadap kemanusiaan mengacu pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan fisik. Biasanya kejahatan kemanusiaan dilakukan atas dasar kepentingan politis, seperti yang terjadi di Jerman oleh pemerintahan Hitler dan yang terjadi di Rwanda ataupun Yugoslavia. Kejahatan-kejahatan terhadap perikemanusiaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 Statuta Roma tersebut adalah serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil dengan tujuan: a. Pembunuhan; b. Pemusnahan; c. Perbudakan; 25 Majda El Muhtaj, Op-cit, hlm. 1 Universitas Sumatera Utara d. Pengusiran atau pemindahan penduduk; e. Perampasan kemerdekaan perampasan kebebasan fisik lain; f. Menganiaya; g. Memperkosa, perbudakan seksual, memaksa seorang menjadi pelacur, menghamili secara paksa, melakukan sterilisasi secara paksa, ataupun bentuk kejahatan seksual lainnya; h. Penyiksaan terhadap kelompok berdasarkan alasan politik, ras, kebangsaan, etnis, kebudayaan, agama, jenis kelamin gender sebagaimana diatur dalam artikel 3 ICC ataupun adengan alasan-alasan lainnya yang secara umum diketahui sebagai suatu alasan yang dilarang oleh hukum internasional; i. Penghilangan seseorang secara paksa; j. Kejahatan apartheid; k. Perbuatan lainnya yang tak berperikemanusiaan yang dilakukan secara sengaja sehingga mengakibatkan penderitaan, luka parah baik tubuh maupun mental ataupun kesehatan fisiknya. 26 Dari definisi diatas maka dapat dilihat bahwa yang menjadi tindak pidana pada kejahatan kemanusiaan adalah adanya serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan langsung pada penduduk sipil, yang berarti bahwa suatu rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap penduduk sipil. Dari faktor penyebab terjadinya kejahatan terhadap kejahatan kemanusiaan tersebut ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Keinginan untuk menguasai suatu daerah atau kelompok dengan tujuan menjadi pemimpin adalah alasan yang 26 Boer Mauna. “Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, Fungsi dan Era Dinamika Global Edisi Kedua”, Bandung: Alumni, 2005, hlm. 295-296 Universitas Sumatera Utara mendasar penyebab terjadinya kejahatan kemanusiaan tersebut. Lebih lanjut menurut Bassiouni, kejahatan terhadap kemanusiaan adalah kejahatan-kejahatan yang dilakukan sebagai bagian dari “aksi atau kebijakan negara”, bila berkaitan dengan pelaku-pelaku yang memiliki hubungan dengan negara state actors, dan sebagai bagian dari suatu “kebijakan”,bila berkaitan dengan para pelaku yang tidak memiliki hubungan dengan negara namun memiliki karakteristik negara berkenan dengan kemampuannya menggunakan dominasi dan kontrol atas wilayah dan rakyat non-state actors. 27 Faktor penyebab terjadinya kejahatan kemanunsiaan terhadap Muslim di Uighur disebabkan oleh kekerasan struktural, dan kekerasan kultural. Kekerasan kultural bersumber dari struktur politik yang menjajah. Struktur yang menjajah memberikan kesempatan terciptanya struktur ekonomi yang timpang, di mana sumber daya alam dari daerah minoritas dikuasai oleh pihak mayoritas. Sementara itu, kekerasan kultural terjadi disebabkan ketiadaan politics of differentiation untuk mengakomodasi masyarakat minoritas. Konflik yang disebabkan struktur ekonomi tidak semata-mata dapat berkembang secara langsung menjadi tindakan kekerasan politik apabila tidak disertai konflik yang menyangkut identitas seperti etnis, bahasa, dan agama. 28 Ada juga faktor sosiologis yang menjadikan adanya suatu kejahatan kemanusiaan seperti diskriminasi yang terjadi terhadap Muslim di Uighur yaitu diskriminasi ras antara lain adanya kecenderungan manusia untuk berkumpul bersama dengan manusia lain yang berciri-ciri sama dari segi fisik, budaya, agama nilai-nilai norma dan kebiasaan, konflik budaya dalam proses sosialisasi, 27 M.Cherif Bassiouni, “Crimes Against Humanity In International Criminal Law”, Hague, Kluwer Law International 1999, hlm 85-86 Universitas Sumatera Utara kebencian karena sejarah kolonialisme historical enmity, kecenderungan kelompok tertentu untuk bersifat eksklusif dan tidak membaur social distance, social jealousy. 29 Selain faktor dari kebijakan dan aksi dari suatu negara, faktor kejahatan manusia menurut Statuta Roma mungkin juga terjadi dari suatu kebijakan suatu organisasi. Hal tersebut dapat terlihat dari terjadinya perang-perang saudara dan disintegrasi seperti kasus bekas negara Yugoslavia. Di dalam Putusan Tadic, Majelis Pengadilannya telah memandang bahwa entitas di balik kebijakan tersebut bisa saja suatu organisasi dengan kekuasaan de facto atas wilayah, dan membuka kemungkinan bahwa organisasi-organisasi lain mungkin memenuhi juga syarat tersebut. 30 28 Ibid hlm.87 29 Masyhur Effendi, Taufani S.Evandri, “HAM Dalam DinamikaDimensi Hukum, Politik, Ekonomi dan Sosial Edisi Keempat”. Bogor, Ghalia Indonesia. 2014. hlm.76 30 Tadic Opinion and Judgement, Trial Chamber, Paragraphs, hlm. 654-655 Dengan mencantumkan kata “kebijakan” yang memang lebih luas cakupan dan maknanya, tampaklah kalau Statuta Roma bermaksud untuk tidak hanya mencakup dan menjangkau perbuatan aktif bagi terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan, tapi pula perbuatan-perbuatan pasif oleh pihak berwenang yang mengetahui tentang terjadinya kejahatan-kejahatan internasional tersebut. Perbuatan pasif demikian dalam hal ini dianggap sebagai bagian dari terjadinya tindakan-tindakan kejahatan tersebut, lebih tepatnya ia merupakan bagian dari rangkaian, bangunan, atau sistem terjadinya tindakan-tindakan kejahatan tersebut. Universitas Sumatera Utara Beberapa aspek sosial yang oleh Kongres ke-8 PBB tahun 1990 di Havana, Cuba, diidentifikasikan sebagai faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan , antara lain: a. Kemiskinan, pengangguran, kebutaan huruf kebodohan, ketiadaan kekurangan perumahan yang layak dan sistem pendidikan serta latihan yang tidak cocokserasi. b. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai prospek harapan karena 81 proses integrasi sosial, juga karena memburuknya ketimpangan- ketimpangan sosial. c. Mengendurnya ikatan sosial dan keluarga. d. Keadaan-keadaan kondisi yang menyulitkan bagi orang-orang yang beremigrasi ke kota-kota atau ke negara-negara lain. e. Rusaknya atau hancurnya identitas budaya asli, yang bersamaan dengan adanya rasisme dan diskriminasi menyebabkan kerugiankelemahan dibidang sosial, kesejahteraan dan lingkungan pekerjaan. f. Menurun atau mundurnya kualitas lingkungan perkotaan yang mendorong peningkatan kejahatan dan berkurangnya pelayanan bagi tempat-tempat fasilitas lingkunganbertetangga. g. Kesulitan-kesulitan bagi orang-orang dalam masyarakat modern untuk berintegrasi sebagaimana mestinya didalam lingkungan masyarakatnya, keluarganya, tempat kerjanya atau lingkungan sekolahnya. h. Penyalahgunaan alkohol, obat bius dan lain-lain yang pemakaiannya juga diperlukan karena faktor-faktor yang disebut diatas. Universitas Sumatera Utara i. Meluasnya aktivitas kejahatan terorganisasi, khususnya perdagangan obat bius dan penadahan barang-barang curian. j. Dorongan-dorongan khususnya oleh media masa mengenai ide-ide dan sikap-sikap yang mengarah pada tindakan kekerasan, ketidaksamaan hak atau sikap-sikap tidak toleransi. 31 Jadi pada intinya bila suatu tindak kejahatan terhadap kemanusiaan terjadi dan pihak berwenang mengetahuinya, maka pihak terakhir ini harus segera mengambil tindakan-tindakan pencegahan dan penghukuman yang diperlukan. Bila tidak, maka mereka tersebut dapat dihukum berdasarkan Pasal 7 Statuta Roma. 32

C. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Internasional