21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, dengan alasan bahwa Provinsi Sumatera
Utara merupakan pengimpor bawang putih dengan volume tertinggi ketiga dibandingkan dengan provinsi lainnya yang merupakan gerbang masuknya
bawang putih impor di Indonesia yakni Provinsi Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.
Untuk lebih spesifik dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini
Tabel 3.1. Volume dan Nilai Impor Bawang Putih di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2012
Provinsi Volume Kg
Nilai USD Sumatera Utara
33.873.998 25.613.118
Riau 1.722.349
1.600.224 Kep. Riau
5.179.965 3.199.594
DKI Jakarta 79.746.767
53.245.779 Jawa Tengah
16.308.581 9.900.624
Jawa Timur 313.322.430
176.536.251 Kalimantan Barat
529.000 285.309
Sulawesi Selatan 1.562.000
853.500 Sumber: Lampiran 1, diolah
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data time series harga bawang putih impor
tahun 1998-2013 dan data volume impor bawang putih tahun 1998-2013. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait
Universitas Sumatera Utara
22 dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara dan
bebagai literatur yang mendukung penelitian ini.
3.3. Metode Analisis Data
Identifikasi masalah yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat akan dianalisis dengan menggunakan analisis Uji-tsampel bebas dengan menggunakan
alat bantu SPSS 19 yaitu salah satu metode pengujian hipotesis dimanadata yang digunakan bersifat bebas. Ciri-ciri yang sering ditemui padakasus yang bersampel
bebas adalahobjek penelitian dikenai dua perlakuan yang berbeda. Peneliti memperoleh dua macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dandata
dari perlakuan kedua. Uji ini akan digunakan untuk membuktikan semua hipotesa.Untuk melihat perbedaan harga bawang putih impor dan volume bawang
putih impor sebelum dan sesudahCAFTA China ASEAN Free Trade Area dapat menggunakan uji statistik t-hitung sampel bebas dengan formulasinya sebagai
berikutWalpole, 1995: � ℎ����� =
d − do
Sd �
1 n
+
1 n
₀
Dimana: d = Rata-rata harga bawang putih impor dan volume bawang putih impor
sesudah pelaksanaan CAFTAChina ASEAN Free Trade Area do = Rata-rata harga bawang putih impor danvolumebawang putihsebelum
pelaksanaanCAFTA China ASEAN Free Trade Area Sd = Standar deviasi
n = Jumlah sampel sesudah CAFTA China ASEAN Free Trade Area
Universitas Sumatera Utara
23
no = Jumlah sampel sebelum CAFTA China ASEAN Free Trade Area. Hipotesis menunjukkan adanya perbedaan harga bawang putih impor dan
volume bawang putih imporsebelum dan sesudah pelaksanaan CAFTA. Hipotesis tersebut dapat dinyatakansebagai berikut:
H0: µ1 = µ2 H1: µ1
≠ µ2 Dimana:
µ1 = Hargabawang putih impor dan volumebawang putih impor sebelum pelaksanaan CAFTA China ASEAN Free Trade Area.
µ2 = Hargabawang putih impor dan volumebawang putih impor sesudah pelaksanaan CAFTA China ASEAN Free Trade Area.
Kriteria uji: Jika -t-tabel
≤ t-hitung ≤ t-tabel, H0 diterima, H1 ditolak Jika t-hitung -t-tabel atau t-hitung t-tabel, H0 ditolak, H1 diterima
Penggunaan α = 0,05 dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan kebutuhanpeneliti, bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha yang digunakan
dapatbernilai satu persen atau lima persen. Penentuan besarnya alpha tersebuttergantung kepada peneliti Usman dan Purnomo, 2008.
3.4Defenisi dan Batasan Operasional 3.4.1 Definisi
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. CAFTA China ASEAN Free Trade Area adalah perjanjian area perdagangan bebas antara China dan ASEAN. CAFTA China ASEAN
Free Trade Areadibuat untuk mengurangi bahkan menghapuskan hambatan perdagangan barang tarif maupun non tarif, memudahkan arus
perdagangan jasa, peraturan investasi, dan untuk mendorong kerjasama dibidang ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat China-
ASEAN. 2. Volumebawang putih imporSumatera Utara adalah jumlah seluruh impor
bawang putihSumatera Utara yang tercatat di BPS Sumatera Utaradan dinyatakan dalam satuan ton.
3. Harga bawang putih impor Sumatera Utara adalah nilai impor bawang putihFree on Board dibagikan dengan volume impor bawang putih yang
tercatat di BPS Sumatera Utaradan dinyatakan dalam satuanUSD per ton. 4. Volume bawang putih impor Sumatera Utara dari China adalah jumlah
seluruh impor bawang putihSumatera Utara dari China yang tercatat dalam BPS Sumatera Utaradan dinyatakan dalam satuan ton.
5. Harga bawang putih impor Sumatera Utara dari China adalah nilai impor bawang putihFree on Board dari China dibagikan dengan volume impor
bawang putih dari China yang tercatat di BPS Sumatera Utaradan dinyatakan dalam satuan USD per ton.
3.4.2 Batasan Operasional
1. Tempat penelitian adalah Provinsi Sumatera Utara. 2. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
25
3. Sumber data dalam penelitian ini adalah data Statistik Perdagangan Impor Sumatera Utara dari tahun 1998-2012.
4. Volume dan harga sebelum CAFTA adalah volume dan harga impor bawang putih ke Sumatera Utara tahun 1998-2005.
5. Volume dan harga sesudah CAFTA adalah volume dan harga impor bawang putih ke Sumatera Utara tahun 2006-2013.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH
4.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1
⁰-4⁰ Lintang Utara dan 98⁰-100⁰ Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Povinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia dan Selat Malaka,
sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km², sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias,
Pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun di bagian Timur Pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut
kabupatenkota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km² atau sekitar 9,23 persen dari total luas
Sumatera Utara, diikuti Kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 km² atau 8,74 persen, kemudian Kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,60 km² atau sekitar
6,12 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km² atau sekitar 0,02 persen dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam tiga kelompok wilayahkawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai
Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan,
Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabubaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang
Universitas Sumatera Utara
27
Sidimpuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten
Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota
Pemetangsiantar. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu
Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.
Sumatera Utara terletak dekat garis khatulistiwa, tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara
sangan bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter diatas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 30,1
⁰C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi
berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 21,4 ⁰C.
Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada
bulan November sampai dengan Maret dan Musim Penghujan biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan September, diantara dua musim itu diselingi oleh
musim pancaroba. Sumatera Utara merupakan provinsi ke empat yang terbesar jumlah
penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk Sumatera Utara keadaan
tanggal 31 Oktober 1990 hari sensus penduduk Provinsi Sumatera Utara berjumlah 10,26 juta jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tahun 2012 Penduduk Sumatera Utara berjumlah 13.215.401 jiwa. Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah sekitar
6.544.299 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 6.671.102 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 99,52. Penduduk Sumatera
Utara lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dari daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,67 juta jiwa 50,48
persen dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 6,54 juta jiwa 49,52 persen.
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan KabupatenKota Tahun 2012 Jiwa
KabupatenKota Laki-laki Perempuan
Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
Nias 64.685
68.175 132.860
94,88 Mandailing Natal
201.686 209.245
410.931 96,39
Tapanuli Selatan 133.140
134.955 268.095
98,66 Tapanuli Utara
160.012 158.896
318.908 100,70
Toba Samosir 140.238
143.633 283.871
97,64 Labuhan Batu
86.932 87.933
174.865 98,86
Asahan 214.452
210.192 424.644
102,03 Simalungun
340.302 337.574
677.876 100,81
Dairi 413.871
417.115 830.986
99,22 Karo
136.483 136.911
273.394 99,69
Deli Serdang 928.434
180.750 1.109.184
513,66 Langkat
492.424 917.181
1.409.605 53,69
Nias Selatan 145.498
484.461 629.959
30,03 Humbang Hasundutan
86.769 148.121
234.890 58,58
Pakpak Bharat 20.938
87.996 108.934
23,79 Samosir
60.384 20.554
80.938 293,78
Serdang Bedagai 303.039
61.210 364.249
495,08 Batu Bara
191.652 300.987
492.639 63,67
Padang Lawas Utara 114.979
189.371 304.350
60,72 Padang Lawas
116.289 114.085
230.374 101,93
Labuhan Batu Selatan 145.214
115.877 261.091
125,32 Labuhan Batu Utara
169.327 139.595
308.922 121,30
Nias Utara 63.678
166.132 229.810
38,33 Nias Barat
39.597 64.855
104.452 61,05
Sibolga 43.036
43.104 86.140
99,84 Tanjung Balai
79.202 77.973
157.175 101,58
Pematang Siantar 115.488
121.459 236.947
95,08 Tebing Tinggi
73.036 74.735
147.771 97,73
Medan 1.047.875 1.074.929
2.122.804 97,48
Binjai 124.869
125.383 250.252
99,59 Padang Sidimpuan
96.841 101.968
198.809 94,97
Gunung Sitoli 62.793
65.544 128.337
95,80 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2013
Universitas Sumatera Utara
30
4.2 Indikator Makro Ekonomi Sumatera Utara