38
BAB V HASIL DAN PEMBHASAN
5.1 Harga Impor Bawang Putih di Sumatera Utara
Harga impor bawang putih di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1Kondisi Harga Impor Bawang Putih Sumatera Utara Sebelum dan Sesudah CAFTA
Tahun Harga Impor
Bawang Putih Sebelum CAFTA
USDTon Tahun
Harga Impor Bawang Putih
Sesudah CAFTA USDTon
1998 sem I 333,41
2006 sem I 332,17
1998 sem II 348,32
2006 sem II 362,79
1999 sem I 240,96
2007 sem I 365,16
1999 sem II 262,86
2007 sem II 377,73
2000 sem I 228,31
2008 sem I 365,09
2000 sem II 262,23
2008 sem II 375,49
2001 sem I 282,61
2009 sem I 382,00
2001 sem II 281,71
2009 sem II 381,83
2002 sem I 330,91
2010 sem I 389,54
2002 sem II 259,91
2010 sem II 705,84
2003 sem I 239,94
2011 sem I 800,26
2003 sem II 237,65
2011 sem II 742,04
2004 sem I 234,87
2012 sem I 748,77
2004 sem II 234,70
2012 sem II 758,79
2005 sem I 259,85
2013 sem I 761,97
2005 sem II 245,57
2013 sem II 828,06
Total 4.284
Jumlah 8.678
Rataan 268
Rataan 542
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2013 Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa rata-rata harga bawang putih impor
sebelum CAFTA yaitu sebesar USD 268ton, dan setelah CAFTA rata-rata harga bawang putih impor adalah USD 542ton. Rata-rata harga bawang putih setelah
CAFTA lebih mahal dibandingkan dengan harga sebelum CAFTA atau terjadi peningkatan harga sebesar 102,57 persen.
Universitas Sumatera Utara
39 Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang nyata antara
harga impor bawang putih di Sumatera Utara sebelum dan sesudah CAFTA secara statistik diuji dengan menggunakan uji t sampel bebas dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Hasil Uji Beda Rata-Rata Sampel Bebas untuk Harga Bawang Putih Impor Sumatera Utara
Uraian N
Rata-Rata Harga Impor Bawang
Putih USDTon t-
hitung df
Sig. 2- tailed
Harga impor bawang putih sebelum CAFTA
16 267
-5,303 30
0.000 Harga impor bawang
putih sesudah CAFTA 16
542 Sumber: Lampiran 5, diolah
Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa nilai signifikani harga impor bawang putih sebelum CAFTA dan harga impor bawang putih sesudah CAFTA sebesar
0,000 0,05. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata yang signifikan antara harga bawang putih sebelum dan sesudah CAFTA.
Hal ini juga dibuktikan dengan pengujian t-hitung. Dari tabel 5.2 t-hitung sebesar -5,303 dan dari tabel distribusi t-tabel sebesar -1,697 dimana
t-hitung t-tabel -5,303 -1,697. Maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga impor
bawang putih Sumatera Utara sebelum dan sesudah CAFTA. Harga bawang putih sesudah CAFTA lebih mahal dibandingkan dengan
harga sebelum CAFTA, dapat disimpulkan bahwa CAFTA berdampak negatif terhadap harga bawang putih impor. Dikatakan berdampak negatif karena hal ini
akan memberatkan konsumen Sumatera Utara, sedangkan menurut teori impor
Universitas Sumatera Utara
40 suatu negara akan mengimpor suatu barang apabila barang tersebut lebih murah
diimpor dibandingkan diproduksi sendiri.
Tabel 5.3 Perbandingan Volume Impor Bawang Putih dan Produksi Bawang Putih di Sumatera Utara Tahun 1998-2013
Tahun Volume Impor Ton
Produksi Ton
1998 4.970
53741 1999
8.033 53728
2000 5.007
11.682 2001
3.014 13.277
2002 4.748
14.388 2003
7.074 12.501
2004 9.326
18.158 2005
24.162 -
2006 11.144
1.036 2007
20.524 635
2008 22.053
248 2009
18.859 283
2010 17.149
218 2011
20.794 256
2012 32.678
200 2013
42.167 109
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2013 Menurut teori dampak tarif, apabila tarif impor ditiadakan akan
menyebabkan harga di Sumatera Utara akan menurun . Dengan harga yang rendah produsen bawang putih di Sumatera Utara menurunkan suplainya, sedangkan
konsumen bawang putih di Sumatera Utara meningkatkan permintaannya, sehingga permintaan untuk impor bawang putih menjadi meningkat. Hal ini bisa
dilihat dari Tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa volume impor bawang putih Sumatera Utara terus meningkat setiap tahun, sedangkan produksi bawang putih
Sumatera Utara setelah tahun 2006 menurun secara drastis. Peningkatan permintaan untuk impor, menyebabkan harga bawang putih
di pasar Asing meningkat. Harga yang lebih tinggi menyebabkan penawaran meningkat dan pemintaan menurun di pasar Asing, dan karena itu penawaran
Universitas Sumatera Utara
41
untuk ekspor menurun. Penurunan suplai ekspor di pasar Asing mengakibatkan meningkatnya harga di pasar Sumatera Utara. Kenyataan yang diperoleh di
lapangan bahwa harga bawang putih impor setelah CAFTA lebih mahal yakni setelah penghapusan tarif.
5.2 Volume Impor Bawang Putih Sumatera Utara