Perspektif Syaikh DR.Sholih bin Fauzan Al Fauzan

selalu menyertakan dalil-dalil Al Qur`an dan Hadist sehingga materi beliau tetap kongkrit dan diminati. 2. Penulis melihat konsep pendidikan aqidah perspektif Syaikh DR.Shalih Fauzan Al Fauzan merupakan pendidikan aqidah relevan dengan konteks sekarang. Oleh karena itu, secara internal sebaiknya perlu dibandingkan antara konsep pendidikan didalam pendidikan aqidah Syaikh DR.Shalih Fauzan Al Fauzan dengan kurikulum pendidikan aqidah yang tengah berjalan di Madrasah Tsanawiyah. Dan secara eksternal sebaiknya perlu dibandingkan antara konsep pendidikan didalam pendidikan aqidah Syaikh DR.Shalih Fauzan Al Fauzan dengan berbagai permaalahan aqidah di tengah-tengah masyarakat hari ini. Sehingga mudah-mudahan dapat menjadi solusi dan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan didalam pendidikan aqidah yang telah diterapkan dan menjadi solusi bagi setiap permasalahan aqidah yang ada ditengah-tengah masyarakat. 3. Pemikiran Syaikh DR.Shalih Fauzan Al Fauzan dalam pendidikan aqidah jarang diangkat sebagai pembahasan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahasnya. C. Latar Belakang Masalah Hasan Al Banna menjelaskan bahwa “pendidikan aqidah” adalah pendidikan dimana mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai aqidah sehingga memahami tugasnya sebagai manusia yang dilahirkan didunia dengan mengemban fitrah yang dibawanya. 9 Dan menurut Syarif, pendidikan aqidah dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan yang berdaarkan pada aqidah yang benar. 10 Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, para Ulamalah yang menggantikan posisi beliau dalam menjaga kemurnian Aqidah umat Islam. Baik melalui dakwah secara lisan, maupun tulisan. Pendidikan aqidah dapat dikatakan sebagai intisari pendidikan Islam, karena pendidikan aqidah adalah tujuan diutusnya Rasul di muka Bumi ini. Namun sungguh disayangkan, pendidikan aqidah yang selama ini di anggap sebagai ujung tombak pendidikan Islam semakin hari kian merosot. Khususnya, semenjak runtuhnya khilafah Islam pada tahun 1924 di Turki disebabkan pengkhianatan Mustafa Kamal Ataturk yang bekerjasama dengan kaum Yahudi dan Nasrani. Tidak puas dengan runtuhnya khilafah, kaum Yahudi dan Nasrani berencana menghancurkan agama Islam dari dalam melalui ghozawatul fikri perang pemikiran. Mereka sadar, sepanjang sejarah peperangan fisik antara yahudi-nasrani dengan umat Islam, Umat Islam tercatat lebih banyak mendapatkan kemenangan dari pada kekalahan. Justru kerugian yang menimpa kaum yahudi dan nasrani tidak lagi terhitung. Melihat kenyataan itu, musuh-musuh Islam terutama Yahudi dan Nasrani semakin sadaar bahwa melumpuhkan umat Islam hanya dengan mengandalkan 9 Hasan AlBanna Ter Abdul Ghani dan Zainal Abidin Ahmad, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al Banna Jakarta,Bulan Bintang,1980.Hal.16 10 Online tersedia di :Http:eprints.umsac.id2044204Bab I.pdf 3januari 2017