commit to user
57
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Program BLBU Padi Hibrida
Program  BLBU  padi  hibrida  adalah  sejumlah  benih  padi  hibrida  yang disalurkan  oleh  pemerintah  secara  gratis  kepada  petani  atau  kelompok  tani
yang  telah  ditetapkan.  Program  BLBU  padi  hibrida  di  laksanakan  di Kecamatan  Karanganyar  mulai  tahun  2008-2010,  dengan  tujuan  meringankan
beban petani dalam penyediaan dan penggunaan benih varietas unggul bermutu dan  meningkatkan  kesadaran  petani  dalam  penggunaan  benih  varietas  unggul
bermutu sehingga terjadi peningkatan hasil produksi padi. Tahun pertama program BLBU padi hibrida dijalankan petani merespon
baik,  karena  petani  mempunyai  harapan  dengan  adanya  program  BLBU  padi hibrida  dapat  meningkatkan  hasil  produksi.  Petani  merasa  senang  diberi
bantuan  benih  padi  hibrida,  karena  di  pasaran  harga  benih  padi  hibrida  lebih mahal  dibandingkan  harga  benih  padi  inbrida.  Harga  benih  padi  hibrida
Rp 60.000,00 per kilogram sedangkan harga benih padi inbrida Rp 30.000,00- Rp 40.000,00 per kilogram. Selain itu, varietas yang diberikan adalah varietas
arize dan bernas. Hasil produksi padi hibrida meningkat sekitar 4 tonha, dari 4 tonha menjadi 8 tonha, rasa nasi pulen, wangi dan tahan hama dan penyakit.
Petani merasa puas dengan hasil panen yang dicapai, sehingga untuk tahun ke dua  penggunaan  benih  padi  hibrida  pada  program  BLBU  padi  hibrida  terjadi
peningkatan  jumlah  peserta  progam  BLBU  padi  hibrida,  dari  10  peserta menjadi  14  peserta.  Terjadinya  peningkatan  jumlah  peserta  program  karena
petani melihat secara langsung keunggulan benih padi hibrida. Tahun  ke  dua  program  BLBU  padi  hibrida,  varietas  yang  diberikan
berbeda  dengan  tahun  pertama  yaitu  varietas  Intani  2.  Hasil  produksi  yang dihasilkan varietas  intani sekitar 3 tonha, tetapi  varietas  ini tidak tahan hama
dan penyakit, serta rasa nasi tidak pulen. Sehingga untuk tahun ke tiga program BLBU  padi  hibrida  terjadi  penurunan  jumlah  peserta  program  BLBU  padi
hibrida,  dari  14  peserta  menjadi  4  peserta.  Selain  tidak  tahan  hama  dan
commit to user
penyakit, harga jual padi hibrida turun. Hal ini disebabkan karena persedian di pasaran  terbatas,  sehingga  petani  menjadi  rugi  karena  biaya  produksi  lebih
tinggi dibandingkan harga jual padi hibrida. Adapun perbedaan varietas bernas, arize dan intani 2 dapat di lihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut :
Tabel 5.1 Perbedaan Varietas Bernas, Arize dan Intani II
No. Varietas
Tahun Di Lepas
Umur hari
Potensi Hasil
GKG tonha
Rasa Nasi
Ketahanan Terhadap Hama
Penyakit Anjuran
Tanam
1. Bernas
2006 111-112
10 Enak
Agak tahan
terhadap tungro
dan  HDB  strain III, IV dan VIII
SDR-OPT
2. Arize
2003 108-129
10 Enak
Tahan WCK
biotipe 2
dan strain IV, VIII
SDR-OPT3 3.
Intani II 2001
108-116 10
Enak Agak  tahan  WCK
biotipe 3. Agak  tahan  HDB
strain III, IV SDR-OPT
Sumber : Balitbang Deptan 2007 Keterangan :
§  HDB  =  Hawar daun bakteri §  WCK  =  Wereng coklat
Dari  uraian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  program  BLBU  padi hibrida  di  Kecamatan  Karanganyar  tidak  berhasil  karena  petani  tidak  mau
beralih menggunakan benih padi hibrida. Petani di Kecamtan Karanganyar mau untuk  menggunakan  benih  padi  hibrida,  tetapi  dengan  catatan  menggunakan
varietas arize dan bernas.
B. Mekanisme Penyaluran BLBU Padi Hibrida