commit to user
F. Hubungan Antara Variabel-Variabel Penelitian Dengan Sikap Petani
Terhadap Penggunaan Benih Padi Hibirda Pada Program BLBU Padi Hibrida Di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap, dengan sikap petani terhadap penggunaan benih
padi hibrida pada program BLBU padi hibrida di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap yang
diteliti antara lain tingkat pengalaman berusahatani, tingkat pengaruh orang lain, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, tingkat
penggunaan media massa dan tingkat pengaruh kepercayaan. Sedangkan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida diukur dengan tiga parameter,
yaitu : sikap petani terhadap tujuan penggunaan benih padi hibrida, sikap petani terhadap hasil penggunaan benih padi hibrida dan sikap petani terhadap
kualitas penggunaan benih padi hibrida. Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan
dengan sikap, dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida digunakan uji korelasi Rank Spearman rs dengan bantuan SPSS for windows
12. Untuk mengetahui tingkat signifikasi dengan membandingkan besarnya nilai t hitung dengan t tabel menggu
nakan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Jika t hitung t tabel, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap, dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida di Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Berikut adalah hasil analisis hubungan faktor-faktor yang berhubungan
dengan sikap, dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida dapat dilihat pada tabel 5.10 sebagai berikut :
commit to user
Tabel 5.10 Hubungan Antar Variabel Penelitian Tingkat Pengalaman Berusahatani, Tingkat Pengaruh Orang Lain, Tingkat Pendidikan
Formal, Tingkat Pendidikan Non Formal, Tingkat Penggunaan Media Massa dan Tingkat Pengaruh Kepercayaan Dengan Sikap
Petani Terhadap Penggunaan Benih Padi Hibrida Pada Program BLBU Padi Hibrida.
No. Y
X Y
1
Y
2
Y
3
Y
Total
rs t
Hitung
rs t
Hitung
rs t
Hitung
rs t
Hitung
1. X
1
0,003 0,020 0,030
0,207 0,066 0,459 0,041
0,284 2.
X
2
-0,032 -0,221 0,121
0,844 0,048 0,332 0,016
0,110 3.
X
3
-0,086 -0,593 0,164
0,151 0,208 1,473 0,137
0,958 4.
X
4
0,210 1,488 0,344
2,538 -0,005 -0,381 0,209
1,480 5.
X
5
0,557 4,894 0,535
4,387 0,550 4,562
0,733 7,465
6. X
6
0,192 1,355 0,075
0,521 0,111 0,773 0,154
1,079
Sumber : Analisis Data Primer Keterangan :
X1 : Tingkat Pengalaman Berusahatani Y1 : Tujuan Penggunaan Benih Padi Hibrida X2 : Tingkat Pengaruh Orang Lain
Y2 : Hasil Penggunaan Benih Padi Hibrida X3 : Tingkat Pendidikan Formal
Y3 : Kualitas Penggunaan Benih Padi Hibrida X4 : Tingkat Pendidikan Non Formal
: Signifikan pada a = 0,05 2,000 X5 : Tingkat Penggunaan Media Massa : Sangat Signifikan pada a = 0,01 2,660
X6 : Tingkat Pengaruh Kepercayaan 1. Hubungan antara tingkat pengalaman berusahatani dengan sikap petani
terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Berdasarkan Tabel 5.10, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman berusahatani dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,020 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,003 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengalaman berusahatani tidak ada hubungannya dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman berusahatani dengan
hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,207 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,030 dengan arah
commit to user
hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengalaman berusahatani tidak ada hubungannya dengan hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman berusahatani dengan
kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,459 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,066 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengalaman berusahatani tidak ada hubungannya dengan kualitas pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman berusahatani dengan
sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,284 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,041 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima,
hal ini berarti tingkat pengalaman berusahatani tidak ada hubungannya dengan sikap petani terhadap pengguanaan benih padi hibrida pada program
BLBU padi hibrida. Menurut Hasan 2000 menyatakan, pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam
menerima suatu inovasi. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani, diharapkan produktivitas petani akan semakin tinggi, sehingga dalam
mengusahan usahataninya akan semakin baik. Dari hasil di lapangan proses perubahan sikap petani tidak
dipengaruhi oleh pengalaman berusahatani tetapi dipengaruhi oleh bukti yang telah dilihat di lingkungan sekitar mereka tinggal. Petani cenderung
mengamati dan menilai hasil dari petani lain yang lebih awal menggunakan benih padi hirbrida. Setelah mengetahui keunggulan benih padi hibrida
dibanding benih padi inbrida, mereka baru tertarik untuk menggunakan benih padi hibrida.
commit to user
2. Hubungan antara tingkat pengaruh orang lain dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh orang lain dengan tujuan
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
-0,221 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,032 dengan arah hubungan negatif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini berarti tingkat
pengaruh orang lain tidak ada hubungannya dengan tujuan pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh orang lain dengan hasil
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,844 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,121 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini berarti tingkat
pengaruh orang lain tidak ada hubungannya dengan manfaat penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh orang lain dengan
kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,332 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,048 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengaruh orang lain tidak ada hubungannya dengan kualitas pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh orang lain dengan sikap
petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,110 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,016 dengan
commit to user
arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengaruh orang lain tidak ada hubungannya dengan sikap petani terhadap pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi
hibrida. Dari hasil di lapangan proses perubahan sikap petani tidak
dipengaruhi oleh pengaruh orang lain karena hanya orang-orang tertentu yang memberikan saran serta ajakan kepada petani untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik, seperti Penyuluh Pertanian Lapang PPL dan petani lain. Pengaruh aparat desa dianggap kurang dalam proses
perubahan sikap petani karena frekuensi pertemuan antara aparat desa dengan petani sangat kurang, sehingga saran serta ajakan banyak
disampaikan oleh Penyuluh Pertanian Lapang PPL dan petani lain. 3. Hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap petani terhadap
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini
dapat dilihat dari nilai t
Hitung
-0,593 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,086 dengan arah hubungan negatif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini berarti tingkat
pendidikan formal tidak ada hubungannya dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dengan hasil
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
1,151 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,164 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini berarti tingkat
pendidikan formal tidak ada hubungannya dengan hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
commit to user
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dengan kualitas
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
1,473 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,208 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini berarti tingkat
pendidikan formal tidak berhubungan dengan kualitas pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap
petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,958 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,137 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pendidikan formal tidak ada hubungannya dengan sikap petani terhadap pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi
hibrida. Petani yang tingkat pendidikan formalnya tinggi sarjana atau rendah SD atau tidak tamat SD melakukan hal yang sama dalam
penggunaan benih padi hibrida. Pendidikan formal merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya
diperkirakan akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju
penggunaan praktek
pertanian yang
lebih modern
Soekartawi 1988. Dari hasil di lapangan proses perubahan sikap petani tidak dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi dipengaruhi oleh bukti
nyata lingkungan sekitar mereka tinggal dan pengalaman berusahatani. Semakin tinggi pendidikan formal responden belum tentu sikap terhadap
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida juga tinggi.
commit to user
4. Hubungan antara tingkat pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan non formal dengan
tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
1,488 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,210 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pendidikan non formal tidak berhubungan dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan non formal
dengan hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
2,538 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,344 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
berarti H ditolak, hal ini
berarti tingkat pendidikan non formal berhubungan dengan hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Semakin
tinggi pendidikan non formal yang dimiliki petani maka akan semakin tinggi hasil yang diperoleh petani dalam penggunaan benih padi hibrida
pada program BLBU padi hibrida. Dengan diadakannya pendidikan non formal penyuluhan dan pelatihan maka responden akan lebih banyak
mengetahui manfaat dari penggunaan benih padi hibrida. Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan non formal dengan kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi
hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
-0,381 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,005 dengan arah hubungan negatif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pendidikan non formal tidak ada hubungannya dengan kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
commit to user
Hal ini disebabkan karena sebagian petani ada yang mengakui keunggulan padi hibrida dan ada juga yang masih meremehkan keunggulan dari padi
hibrida. Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU
padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
1,480 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,209 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima,
hal ini berarti tingkat pendidikan non formal tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU
padi hibrida. Pendidikan non formal diukur dengan frekuensi petani mengikuti
kegiatan penyuluhan dan pelatihan selama satu tahun. Petani mengikuti kegiatan non formal seperti penyuluhan, Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu SLPTT, cara pembuatan pupuk organik dan cara budidaya padi hibrida. Materi pendidikan non formal, banyak memberikan
pengetahuan petani mengenani budidaya padi hibrida dan menangani atau mengelola tanaman agar terbebas dari gangguan hama penyakit.
5. Hubungan antara tingkat penggunaan media massa dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat penggunaan media massa
dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
4,894 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,557 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
berarti H ditolak, hal ini
berarti tingkat penggunaan media massa ada hubungannya dengan tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi tingkat penggunaan media massa maka tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida akan
commit to user
semakin tinggi. Dengan adanya media massa akan lebih membantu responden agar paham dan mengerti tentang tujuan dari penggunaan benih
padi hibrida. Jika tujuan penggunaan benih padi hibrida sudah dipahami, maka diharapkan responden beralih untuk menggunakan benih padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat penggunaan media massa
dengan hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
4,387 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,535 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
berarti H ditolak, hal ini
menunjukkan semakin tinggi tingkat penggunaan media massa maka hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida akan
semakin tinggi. Media massa bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai padi hibrida. Dengan adanya media massa, diharapkan responden
mengetahui hasil yang akan diperoleh dalam penggunaan benih padi hibrida. Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara tingkat penggunaan media massa dengan kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi
hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
4,562 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,550 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
berarti H ditolak, hal ini
menunjukkan semakin tinggi tingkat penggunaan media massa maka kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida
akan semakin tinggi. Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara tingkat penggunaan media massa dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program
BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
7,465 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau α = 0,05 dengan nilai rs adalah
0,733 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
berarti H ditolak, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat penggunaan media
commit to user
massa maka sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida akan semakin tinggi.
Media massa merupakan sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh dalam opini dan kepercayaan. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang Azwar, 1995.
Hubungan yang signifikan disebabkan karena media massa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Media massa yang biasa digunakan responden untuk memperoleh informasi
seputar pertanian khususnya padi hibrida adalah media cetak dan media elektronik, seperti radio, televisi, majalah dan koran atau surat kabar.
Menurut responden, media massa bermanfaat karena mampu menumbuhkan aspirasi dan memperluas pengetahuan. Tingkat penggunaan media massa
yang tinggi memiliki tingkat sikap terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida tinggi.
6. Hubungan antara tingkat pengaruh kepercayaan dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh kepercayaan dengan
tujuan penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
1,355 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,192 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengaruh kepercayaan tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi
hibrida. Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat penagruh kepercayaan dengan hasil
commit to user
penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,521 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,075 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini berarti tingkat
pengaruh kepercayaan tidak ada hubungannya dengan hasil penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh kepercayaan dengan
kualitas penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
0,773 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,111 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima, hal ini
berarti tingkat pengaruh kepercayaan tidak ada hubungannya dengan kualitas pengguanaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida.
Berdasarkan Tabel 5.10 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengaruh kepercayaan dengan
sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU padi hibrida. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
Hitung
1,079 t
Tabel
2,000, pada taraf signifikansi 95 atau
α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,154 dengan arah hubungan positif. t
Hitung
lebih kecil dari t
Tabel
berarti H diterima,
hal ini berarti tingkat pengaruh kepercayaan tidak ada hubungannya dengan sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida pada program BLBU
padi hibrida. Tingkat pengaruh kepercayaan diukur dengan sering tidaknya
responden melakukan tradisi, tradisi yang dimaksud antara lain selalu membuat sesaji sebelum menggarap sawah dan sebelum panen, mengadakan
rasulan sesudah menanam padi, mengadakan kondangan tirakat setelah panen padi, mengadakan bersih desa setelah panen dan menggunakan
tanda-tanda alam untuk menentukan musim tanam padi. Tingkat pengaruh kepercayaan dikatakan tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap
penggunaan benih padi hibrida karena sudah lunturnya hilang
commit to user
tradisi-tradisi yang ada. Hanya sebagian petani yang masih melakukan tradisi tersebut, biasanya petani yang melakukan tradisi rata-rata umurnya
50 tahun ke atas. Petani yang masih muda jarang melakukan tradisi kepercayaan, bahkan tidak melakukan tradisi kepercayaan tersebut, karena
mereka menganggap jaman sudah semakin modern.
commit to user
87
VI. KESIMPULAN DAN SARAN