perkara yang timbul dalam dua tingkat Peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp. 110.000,- seratus sepuluh ribu rupiah.
Dengan demikian Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 2 Desember 2008 No. 83PDT-G2008P.N-Mdn sah dan mempunyai kekuatan hukum yang
tetap in krocht van gewijsde.
E. Hambatan Prosedural Dalam Menjalankan Eksekusi
Sehubungan dengan adanya Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 31 Agustus 2010 No. 609 KPDT2010 yang menolak
permohonan kasasi dari Para pemohon Kasasidahulu Para TergugatPara Pembanding dan sebelumnya ada putusan dalam tingkat banding yaitu Putusan
Pengadilan Tinggi Medan tanggal 3 Juli 2009 No. 191PDT2009P.T-Mdn dengan amar putusan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 2
Desember 2008 No. 83PDT-G2008P.N-Mdn maka Putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut di atas menjadi sah dan berkekuatan hukum yang tetap in kracht
van gewijsde. Oleh karena putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut di atas telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap in kracht van gewijsde maka Penggugat sebagai pihak yang memang dalam perkara perdata tersebut di atas telah
mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan tentang Eksekusi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
in kracht van gewijsde. Berdasarkan adanya Permohonan Eksekusi putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap yang diajukan oleh Penggugat sebagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pihak yang memang dalam perkaraPutusan Eksekusi maka Ketua Pengadilan Negeri Medan setelah meneliti dan mempelajari berkas-berkas perkara perdata
tersebut akhirnya menyetujui permohonan yang diajukan oleh Pemohon Eksekusi tentang eksekusi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap dan Ketua Pengadilan Negeri Medan membuat Penetapan No. 19Eks201183Pdt.G 2008P.N-Mdn tanggal 10 nopember 2011 dan
memerintahkan kepada Jurusita Pengadilan Negeri Medan dengan ditemani oleh 2 dua orang saksi untuk melaksanakan Sita Eksekusi excecutorial beslag
terhadap tanah objek perkara. Oleh karena para TergugatPara Termohon Eksekusi tidak mau secara
sukarela untuk mematuhimenjalankan Amar Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka dalam hal menjalankan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ditemui hambatan- hambatan prosedural dalam menjalankan eksekusi putusan pengadilan ini antara
lain : 1 Lamanya proses jangka waktu untuk mendapatkan Penetapan Ketua
Pengadilan Negeri Medan tentang eksekusi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Bahwa Penggugat sebagai
Pemohon eksekusi telah mengajukan permohonan eksekusi Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap pada
tanggal 18 Mei 2011 dan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No. 19Eks201183Pdt.G2008P.N-Mdn ditetapkan pada tanggal 10
Nopember 2011 sehingga berjalan waktu hampir 6 bulan lebih.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 Adanya pemberian teguranadumning oleh Ketua Pengadilan Negeri Medan terhadap pihak yang kalah dalam perkaraPara Termohon Eksekusi
agar dalam jangka waktu 8 delapan hari mematuhi dan menjalankan amar putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap. Namun pihak yang kalah dalam perkaraPara Termohon Eksekusi melakukan perlawanan physik dengan dibantu oleh para pedagang untuk
menolak pelaksanaan eksekusi pengosongan tanah objek perkara dan akhirnya eksekusi pengosongan tanah objek perkara terpaksa dilakukan
dengan bantuan pengamanan oleh aparat kepolisian. Adapun perlawanan physik yang dilakukan oleh Para Termohon Eksekusi telah menyebabkan
terjadinya penundaan dalam menjalankan suatu putusan pengadilan yang telah mempunyai mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
3 Adanya upaya hukum luar biasa yang diajukan oleh Para Termohon Eksekusi dengan mengajukan Permohon Peninjaun kembali kepada
Mahkamah Agung untuk menundamembatalkan putusan pengadilan walaupun sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Digunakannya
upaya hukum luar biasa berupa : Permohonan Peninjauan kembali Permohonan P.K dapat menunda pelaksanaan eksekusi putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Dalam kasus perkara PT. INATEX tersebut di atas bahwa eksekusi
pengosongan terhadap tanah objek perkara tetap dijalankan oleh Pengadilan Negeri Medan dengan bantuan pengamanan dari aparat
kepolisian sedangkan proses pemeriksaan perkara terhadap adanya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Permohonan Peninjauan kembali yang diajukan oleh Para Termohon Eksekusi Para Pemohon P.K diteruskan kepada Mahkamah Agung oleh
karena menurut Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dikatakan Permohonan Peninjauan kembali
tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan pengadilan. Bahwa Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang Nomor : 14 Tahun 1985
tetap berlaku Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tidak
mencabutmengadakan perubahan terhadap Pasal 66 ayat 2 Undang- Undang Nomor : 14 Tahun 1985.
4 Oleh karena tanah objek perkara mempunyai sertifikat Hak Guna Bangunan dan para Termohon Eksekusi mempermasalahkan tentang
batas-batas dan luas tanah objek perkata maka untuk kepastian hukum harus diminta bantuan Badan Pertanahan Kota Medan untuk melakukan
ukur ulang terhadap luas tanah objek terperkara. Proses permohonan untuk melakukan ukur ulang terhadap tanah objek perkara kepada Badan
Pertanahan Kota Medan telah menunda pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap sampai saat
Badan Pertanahan Kota Medan melakukan ukur ulang terhadap tanah objek perkara. Demikianlah beberapa hambatan prosedural yang ditemui
dalam menjalankan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F. Hambatan Eksternal Dalam Menjalankan Eksekusi