commit to user
5. Reaksi Tanah pH
Keasaman at penunjuk keaktifan
dengan H
-
tidak te dapat larut yang b
dari suatu dinyata dengan takaran H
sistem. Sistem tana Poerwowidodo, 1991
Berdasarkan seresah gamal ber
tetapi sistem budi P0,05 dan kom
berpengaruh nyata
Gambar 4.6 Komb D= Dosis, B= Sist
Keterangan : Ang tidak n
Berdasarkan tertinggi didapat
400 kg urea, 100
6, 6
a b
6, 5
a b
6.0 6.1
6.2 6.3
6.4 6.5
6.6 6.7
6.8 6.9
D1 B
1 D2
B 1
p H
pH Tanah
atau kealkalian tanah pH tanah adalah suatu pa ifan ion H
+
dalam suatu larutan, yang berkesetim terdisosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut da
g berada dalam suatu sistem. Jadi intensitas kem atakan dengan pH dan kapasitas kemasaman din
H
+
terdisosiasi dan H
-
tidak terdisosiasi di dala tanah yang dirajai oleh ion-ion H
+
akan bersifat dodo, 1991.
kan uji F pemberian pupuk organik, anorga berpengaruh nyata terhadap pH tanah 0,01 P
budidaya berpengaruh tidak nyata terhadap pH kombinasi perlakuan dosis dan sistem budi
ata terhadap pH tanah F
0,05
F
Hit
F
mbinasi Perlakuan Dosis dan Sistem Budidaya Terhadap istem budidaya
ngka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan k nyata pada uji DMR taraf 5
an Gambar 4.6 pada sistem budidaya SRI, ni t pada dosis perlakuan D1B1 Dosis kebiasaan
, 100 SP36, 100 kg KCl sebesar 6,6 lebih
6, 5
a b
6, 5
a b
6, 5
a
6, 3
a b
6, 5
a b
6, 5
a b
6, 3
a 6,
4 a
6, 4
a 6,
6 a
b 6,
5 a
b 6,
5 a
b 6,
5 a
b 6,
7 b
6, 8
b
D3 B
1 D4
B 1
D5 B
1 D6
B 1
D7 B
1 D8
B 1
D9 B
1 D1
B 2
D2 B
2 D3
B 2
D4 B
2 D5
B 2
D6 B
2 D7
B 2
D8 B
2
Dosis Perlakuan
u parameter timbangan
ut dan tidak kemasaman
dinyatakan dalam suatu
sifat masam
ganik dan P 0,05,
pH tanah budidaya
F
0,01
.
p pH Tanah kan berbeda
, nilai pH saan petani
bih tinggi
6, 8
b
6, 6
a b
D8 B
2 D9
B 2
commit to user 43
dibandingkan pada perlakuan yang sama, dengan sistem budidaya konvensional D1B2 sebesar 6,3 dan nilai pH terendah diperoleh pada
perlakuan D6B1 50 dosis rekomendasi pupuk organik 42,5 pupuk kandang sapi + 7,5 seresah gamal + 100 dosis rekomendasi dan
D9B1 50 dosis rekomendasi pupuk organik 40 pupuk kandang sapi + 10 seresah gamal + 50 dosis rekomendasi sebesar 6,3 lebih
rendah dibandingkan pada perlakuan yang sama , dengan sistem budidaya konvensional D6B2 dan D9B2 berturut – turut sebesar 6,5
dan 6,6. Pada sistem budidaya konvensional, nilai pH tertinggi dicapai pada
perlakuan D8B2 50 dosis rekomendasi pupuk organik 40 pupuk kandang sapi + 10 seresah gamal + 100 dosis rekomendasi sebesar
6,8 lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan yang sam, dengan sistem budidaya SRI D8B1 sebesar 6,5 dan pH terendah diperoleh pada
perlakuan D1B2 Dosis kebiasaan petani 400 kg urea, 100 SP36, 100 kg KCl dan D2B2 Dosis pupuk rekomendasi menurut Balai Penelitian
Tanah, 2005 250 kg urea, 75 kg SP36, 100 kg KCl sebesar 6,4 lebih rendah dibandingkan pada perlakuan yang sama, dengan sistem budidaya
SRI D1B1 dan D2B1 berturut – turut sebesar 6,6 dan 6,5. Secara umum, pH tanah pada sistem budidaya konvensional lebih tinggi
dibandingkan pada sistem budidaya SRI. Sutami dan Djakamihardja cit Prasetyo et al. 2004 menyatakan bahwa pada saat penggenangan pH
tanah akan menurun selama beberapa hari pertama, kemudian mencapai minimum dan beberapa minggu kemudian pH akan meningkat lagi secara
asimtot untuk mencapai nilai pH yang stabil yaitu sekitar 6,7 – 7,2. Penurunan awal disebabkan akumulasi CO
2
dan juga terbentuknya asam organik. Kenaikan berikutnya bersamaan dengan reduksi tanah dan
ditentukan oleh : a pH awal dari tanah; b macam dan kandungan komponen tanah teroksidasi terutama besi dan mangan; serta c macam
dan kandungan bahan organik.
commit to user 44
Pada perlakuan D1 dengan dosis kebiasaan petani 400 kg urea, 100 SP36, 100 kg KCl dan D2 dengan dosis pupuk rekomendasi 250
kg urea, 75 kg SP36, 100 kg KCl menurut Balai Penelitian Tanah, 2005 , menunjukkan adanya kenaikan pH tanah dari pH tanah sebelum
perlakuan, yaitu pH tanah awal sebesar 5,5 naik menjadi kisaran 6,4 – 6,5 setelah adanya perlakuan tersebut, hal ini mengindikasikan bahwa adanya
pupuk anorganik Urea, SP36 dan KCl dapat menaikkan pH, karena sifat pupuk KCl dapat melarut dan membebaskan ion K
+
sebagai kation basa, dan sifat pupuk ini bereaksi netral mendekati pH 7,0 . Ion ini
akan menukar ion Al
3+
, dimana ion Al
3+
ini merupakan salah satu sumber kemasaman tanah Tan, 2001 . Adanya ion K
+
sebagai kation basa, maka akan timbul ion OH
-
dalam tanah, dengan demikian kelarutan Al dalam tanah makin menurun karena terbentuk Al OH
3
Tisdale et al., 1990 . Selain itu ion K
+
juga dapat bereaksi dengan ion OH
-
membentuk KOH yang menyebabkan pH meningkat. Menurut Tan 2001 KOH merupakan senyawa yang bersifat basa kuat sehingga
mampu meningkatkan pH tanah. Pemberian pupuk SP36 juga mampu meningkatkan pH dari keadaan semula, karena sebagai sumber pupuk P
dapat meningkatkan pH karena ortofosfat akan mengadsorbsi Fe dan Al dalam tanah sehingga Fe dan Al sukar larut dan pH tanah meningkat.
Selanjutnya Tisdale et al., 1990 mengemukakan bahwa pemupukan K dan P dapat menaikkan kelarutan Al, akan tetapi karena dalam larutan
terdapat OH
-
, maka Al akan bereaksi membentuk Al OH
3
yang sukar larut. Pengendapan Al tersebut berarti aktivitas Al
3+
berkurang, hidrolisis Al berkurang, sehingga pH meningkat.
Dalam hal ini perbedaan komposisi bahan organik pupuk organik, pupuk kandang sapi dan seresah tanaman gamal yang diberikan pada
saat masa tanam akan mempengaruhi penurunan maupun peningkatan pH tanah. Menurut Sanchez 1993, kuatnya proses reduksi bergantung pada
jumlah bahan organik yang mudah melapuk. Makin tinggi kandungan bahan
organik tanahnya
makin besar
kekuatan reduksinya.
commit to user 45
Yoshida 1981, menyatakan bahwa proses reduksi merupakan proses yang mengkonsumsi elektron sehingga terjadi penurunan Eh dan
menghasilkan ion OH
-
sehingga pH meningkat. Sehingga pemberian bahan organik dapat mempengaruhi proses reduksi yang selanjutnya
dapat meningkatkan pH. Peningkatan pH tanah disebabkan oleh reaksi reduksi di dalam
tanah yang mengambil ion H
+
sehingga mengurangi kemasaman tanah. Peningkatan pH juga dapat disebabkan oleh dilepaskan ion OH akibat
reduksi besi ferri menjadi besi ferro, kestabilan tercapai apabila telah terjadi keseimbangan antara Fe
2-
dan Mn
2+
diendapkan dan terjadi keseimbangan di dalam tanah Ponnamperuma et al., 1966.
D. Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Ca dan Mg Tanaman Padi