Dimensi Job Demand JOB DEMAND 1. Definisi Job Demand

21 tinggi, lingkungan kerja yang tidak disukai, dan interaksi yang emosional antara karyawan dengan klien. Job demand tidak selalu bersifat negatif, tetapi ketika usaha yang dituntut melebihi kapabilitas karyawan, energi karyawan akan habis dan mengakibatkan burnout dan masalah kesehatan lainnya Schaufeli Bakker, 2004. Robbins 2007 mengungkapkan bahwa job demand merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang dan dapat memberi tekanan pada orang jika job demand dirasakan berlebihan dan dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Beberapa contoh job demand antara lain: konflik emosional, tekanan waktu, jam kerja shift, beban kerja fisik maupun desain kerja yang buruk. Selain menyebabkan stres dan burnout, job demand juga menyebabkan counter-productive behavior Schaufeli Bakker, 2004. Berdasarkan penjelasan definisi job demand yang telah dijelaskan diatas, maka job demand adalah stimulus yang muncul selama bekerja yang memerlukan perhatian dan respon secara terus menerus dari karyawan sehingga dapat menyebabkan kelelahan fisik atau psikologis.

2. Dimensi Job Demand

Adapun dimensi job demand antara lain: a. Work overload Work overload terdiri atas quantitative overload dan qualitative overload. Quantitative overload terjadi ketika karyawan harus Universitas Sumatera Utara 22 menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak dalam waktu sempit. Qualitative overload terjadi ketika pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan terlalu sulit atau kompleks. Kebalikan work overload adalah work underload. Keduanya mengacu pada tuntutan pekerjaan dalam hal beban kerja, kompleksitas dan tanggung jawab Hill, 1998. Menurut Buckingham 2004, work overload adalah beban waktu kerja, pengorbanan waktu dan perasaan frustrasi dalam menyelesaikan tugas kerja dalam waktu yang diberikan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa work overload adalah jumlah beban yang dialami karyawan saat diberikan kuantitas pekerjaan yang berlebihan dalam waktu yang singkat ataupun kualitas pekerjaan yang lebih kompleks dari kemampuannya. b. Emotional load Beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan reaksi-reaksi emosional seperti mudah marah, merasa terancam, tersinggung dan lain sebagainya. Beban emosional biasanya berawal dari konflik dengan orang lain Van Veldhoven, 2002. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa emotional load adalah beban yang dialami karyawan ketika berada pada situasi kerja yang tidak menyenangkan sehingga berujung pada reaksi emosional yang negatif seperti marah, merasa terancam, tersinggung dan sebagainya. c. Cognitive load Cognitive load adalah jumlah sumber daya mental yang diperlukan untuk memproses informasi Adcock, 2000. Kinerja individu akan menurun Universitas Sumatera Utara 23 seiring peningkatan beban memori pada waktu yang bersamaan, dan peningkatan apapun dari kesulitan proses akan menyebabkan informasi hilang dari memori jangka pendek Barrouilet, 2007. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cognitive load adalah beban yang dialami karyawan karena kerja otak dalam memproses informasi yang melibatkan konsentrasi, ketepatanpresisi memori, atau atensi terus menerus.

C. HUBUNGAN JOB DEMAND DAN CYBERLOAFING