Dalam hal ini, penggunaan untuk pemukiman terus bertambah sedangkan lahan sawah dan perkebunan cenderung semakin berkurang.
- Posisi regional dalam pembangunan
Kota binjai berada pada lintasan Jalan Negara antara Banda Aceh dengan Kota Medan dan daerah Wisata Bukit Lawang yang berada pada wilayah
Pembangunan Medan Metropolitan Area yang dikelilingi oleh perkebunan rakyat.
- Potensi masyarakat
Tingkat urbanisasi penduduk dari daerah lain ke Kota Binjai yang membuat masyarakat yang heterogen merupakan potensi pembangunan
dari sumber konflik. Bentuk dan struktur heterogenitas masyarakat Kota Binjai terdiri dari suku yang termasuk : Batak, Melayu, Minang, Aceh,
Jawa, Cina, dan lain lain.
3.1.3 Kondisi Demografis
Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2014, penduduk Kota Binjai berjumlah 285.530 jiwa dimana jumlah perempuan sebesar 140.107
jiwa dan laki – laki 145.423 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara yakni terdiri dari 43.224 jiwa laki – laki dan 41.028 jiwa
perempuan. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Binjai Kota yakni terdiri dari 18.100 jiwa laki – laki dan 18.054 jiwa perempuan. Penduduk
Kota Binjai tahun 2014 menurun sekitar 0,99 dengan ratio jumlah wanita di
Universitas Sumatera Utara
tahun 2014 ini lebih kecil dari pria, jika dilihat dari perkembangannya dapat diuraikan sebagai berikut :
- Perkembangan jumlah jiwa
Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi tahun 1995 dan terendah pada tahun 1997. Pertumbuhan penduduk Kota Binjai dalam tahun 2014 diperkirakan
laki – laki naik dan perempuan kurang. Hal ini disebabkan telah dilakukannya pemutakhiran data kependudukan pada bulan April 2014, dan terdapat data
penduduk ganda, baik itu antar kecamatan dalam satu KabupatenKota, dan ganda antar wilayah dalam satu provinsi.
- Angkatan kerja
Dampak dari pertumbuhan penduduk akan mendorong kenaikan angkatan kerja dan mengakibatkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Namun
demikian, pertambahan angkatan kerja dapat menjadi potensi modal dalam pembangunan daerah, dimana untuk itu penyediaan lapangan kerja sangat
diperlukan bagi mereka agar potensi tersebut tersalurkan sesuai keahliannya masing – masing. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan tersebut sangat
dibutuhkan modal untuk investasi. Tingginya jumlah penduduk yang memasuki angkatan menunjukkan bahwa banyaknya usia sekolah yang tidak melanjutkan
pendidikan tinggi tetapi memasuki pasar kerja untuk membantu kehidupan keluarga. Pertumbuhan angkatan kerja sebesar lebih kurang 2,4 per tahun
mendorong pemerintah kota untuk meningkatkan pembangunan dengan mengundang para investor menanamkan modalnya untuk mengatasi lonjakan
Universitas Sumatera Utara
pengangguran. Tingkat penyerapan teknologi masih rendah yang dimiliki oleh angkatan kerja yang mencari kerja sehingga kurang mampu memasuki pasar kerja.
- Penduduk miskin
Penduduk miskin Kota Binjai setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 sebanyak 9754 KK, tahun 1999 berkurang menjadi 8960 KK dan penurunan
tetap terjadi. Para keluarga miskin ini terdiri dari kalangan yang berpendidikan rendah, keterampilan rendah, tidak ikut keluarga berencana, dan pada umumnya
tidak memiliki modal. -
Sumber daya aparatur Sumber daya aparatur merupakan potensi daerah yang cukup besar dalam
menunjang pembangunan dan pengembangan wilayah. Dalam struktur pemerintah Kota Binjai dan untuk mendukung tugas – tugas Kepala Dinas telah dibentuk
Peraturan Walikota Binjai Nomor 29 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan tata Kerja Dinas Kependudukan dan Kota Binjai sebagai berikut
: Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Binjai dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
3.2 Visi dan Misi Kota Binjai 3.2.1 Visi Kota Binjai