hubungan yang signifikan antara skor item dengan skor dimensi r = 0,409 – 0,850, sehingga dapat dinyatakan bahwa alat ukur WHOQOL –BREF adalah alat
ukur yang valid dalam mengukur kualitas hidup. 4.6.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan Nursalam, 2009. Test reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama Notoadmodjo, 2005.
Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang responden yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria sampel dan diluar sampel penelitian,
kemudian peneliti menilai responnya. Instrumen yang akan diuji yaitu kuesioner kualitas hidup 26 pertanyaan. Kuesioner tersebut akan diuji reliabilitasnya
dengan menggunakan uji reliabilitas internal dimana menganalisis datanya dari satu kali hasil pengetesan. Penilaian kuesioner menggunakan komputerisasi
dengan analisis Cronbach Alpa karena kuesioner tersebut menggunakan skor dalam rentangan tertentu Arikunto, 2010.
Hasil uji reabilitas dengan menggunakan formula Cronbach Alpa dalam program SPSS 11.5 terhadap kuesoiner kualitas hidup adalah 0.8973. Menurut
Purwanto 2008 suatu instrumen dikatakan reliabel bila koefisiennya 0.70 atau lebih. Dengan demikikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner kualitas hidup
mengenai gagal ginjal kronik yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.7. Pengumpulan Data
Tahap awal peneliti mengirimkan izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. Peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian setelah mendapat izin dan kemudian menentukan responden sesuai dengan kriteria yang
telah dibuat sebelumnya yang nantinya diambil menjadi subjek penelitian.
Peneliti selanjutnya menjelaskan pada responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuisioner, kemudian responden yang bersedia
diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Penelitian ini dilakukan setelah pasien melakukan terapi hemodialisa dengan terlebih dahulu membuat kontrak
dengan pasien, kemudian peneliti bertanya kepada pasien terkait dengan isi kuesioner. Interaksi antara peneliti dan pasien berlangsung selama 20 menit.
Setelah semua kueisioner diisi, kemudian data dikumpulkan untuk diolah. 4.8.
Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan analisa univariat dan bivariat.
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian umumnya analisa ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel Notoatmodjo, 2005. Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat akan digunakan untuk menganalisis variabel independen dan
variable dependen. Analisa univariat akan ditampilkan berupa tabel persentase dan distribusi frekuensi.
Analisa data bivariat yang dilakukan antara variabel independen dan variabel dependen dapat dilakukan dengan uji Chi square. Analisa uji bivariat ini
akan ditampilkan dalam bentuk tabel korelasi dimana dalam tabel ini akan ditampilkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel independen
karakteristik pasien dengan variabel dependen kualitas hidup. Hasil uji chi square hanya dapat menyimpulkan adatidaknya hubungan dua variabel
kategorik. Dengan demikian uji chi square tidak dapat menjelaskan derajat hubungan, dalam hal ini uji chi square tidak dapat mengetahui kelompok mana
yang memiliki resiko lebih besar dibandingkan kelompok lain. Menginterpretasikan nilai signifikan p untuk uji satu arah, jika nilai p
kurang dari nilai alpa 0,05 berarti terdapat hubungan sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesa alternatif Ha diterima dan dapat diinterpretasikan
sebagai adanya hubungan karakteristik pasien dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP H. Adam Malik Medan
dan jika p lebih dari nilai alpa 0,05 berarti hubungan yang tidak signifikan, maka hipotesa alternatif Ha ditolak dan otomatis menerima hipotesa nol Ho. Hal ini
dapat diinterpretasikan sebagai tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik pasien dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani terapi hemodialisa di RSUP H. Adam Malik Medan.