Ekonomi penghasilan Karakteristik Pasien

Lubis 2010 menyebutkan bahwa, ekonomi dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Ekonomi mikro Merupakan sesuatu yang spesifik dan merupakan sesuatu yang didefenisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi menganalisis bagian-bagian yang kecil dari seluruh kegiatan perekonomian. Hal ini yang dianalisis adalah bagian dari sistem ekonomi seperti : perilaku konsumen, supply, demand, elastisitas, supply and demand, pasar dan sebagainya. 2. Ekonomi makro Merupakan sesuatu yang bersifat agregat dan merupakan analisis atau seluruh perekonomian. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Menganalisis kajian sektor-sektor kesehatan dan hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang di dalamnya anatara lain: fiskal dan moneter terhadap pembiayaan kesehatan, kebijakan kesehatan. Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder Soetjiningsih, 2004 dalam Suparyanto, 2010. Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok Kartono, 2006 dalam Suparyanto, 2010. Tingkat ekonomi menurut Friedman 2004 dalam Suparyanto, 2010 membagi keluarga terdiri dari 4 tingkat ekonomi: 1. Adekuat Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab kedua orang tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya secara relisitis. 2. Marginal Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran. 3. Miskin Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri. Pengaturan keuangan yang buruk akan menyebabkan didahulukannya kemewahan. Diatas kebutuhan pokok, manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak membahayakan kesejahteraan anak, tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi penghasilan. 4. Sangat Miskin Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan dasar. Aristoteles 1999 dalam Suparyanto, 2010 membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas atau golongan terdiri atas: 1. Golongan sangat kaya: merupakan kelompok kecil dalam masyarakat, terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan. 2. Golongan kaya: merupakan golongan yang cukup banyak terdapat dalam masyarakat, terdiri dari para pedagang dan sebagainya. 3. Golongan miskin: merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat, kebanyakan dari rakyat biasa Pembagian kelas sosial ekonomi berdasarkan status ekonomi terdiri dari: a. Friedman 2004 dalam Suparyanto, 2010 status ekonomi seseorang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Penghasilan tipe kelas atas Rp 1.000.000, 2. Penghasilan tipe kelas menengah = Rp 500.000 – Rp 1.000.000 3. Penghasilan tipe kelas bawah Rp 500.000 b. Status ekonomi menurut Saraswati 2009 dalam Suparyanto, 2010 1. Tipe Kelas Atas Rp 2.000.000. 2. Tipe Kelas Menengah Rp 1.000.000 -2.000.000. 3. Tipe Kelas Bawah Rp 1.000.000 Menurut Friedman 2004 dalam Suparyanto, 2010 faktor yang mempengaruhi status ekonomi seseorang yaitu: 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. 2. Pekerjaan Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. 3. Keadaan Ekonomi Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong seseorang untuk tidak teratur melakukan pemeriksaan. 4. Latar Belakang Budaya Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 5. Pendapatan Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah misalnya lebih konsumtif karena mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan keluarga yang kelas ekonominya kebawah. Ekonomi mempengaruhi cara reaksi klien terhadap sakit, oleh karena halangan ekonomi, seseorang dapat menunda terapi dan meneruskan aktivitas hariannya Potter Perry, 2009. Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial ekonomi. Khusus menyangkut sosial ekonomi, sebagai contoh individu yang status sosial ekonominya berkecukupan akan mampu menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, individu yang status sosial ekonominya rendah akan mengalami kesulitan di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Sunaryo, 2004. Penelitian Depkes 2007 dalam Notoatmodjo, 2010 tentang propil kesehatan Indonesia mengatakan bahwa, dari segi status sosial ekonomi tidak nampak adanya perbedaan perilaku merokok yang bermakna antara orang yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi dengan yang status ekonominya rendah. Depkes 2007 dalam Notoatmodjo, 2010 melakukan survei tentang melakukan aktivitas fisik secara cukup berdasarkan latar belakang atau karakteristik individu. Ternyata dilihat dari strata ekonomi, kolompok dari strata ekonomi rendah presentasinya lebih tinggi melakukan akitvitas fisik, dibandingkan dengan strata menengah.

2.3. Kualitas Hidup

2.3.1. Pengertian Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah kondisi dimana pasien kendati penyakit yang dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik, psikologis, sosia maupun spiritual serta secara optimal memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun orang lain. Kualitas hidup tidak terkait dengan lamanya seseorang akan hidup karena bukan domain manusia untuk menentukannya. Untuk dapat mencapai kualitas hidup perlu perubahan secara fundamental atas cara pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal kronik terminal itu sendiri Suhud, 2009 dalam Lase, 2011. University of Toronto 2004 menyebutkan bahwa kualitas hidup adalah sejauh mana seseorang menikmati kemungkianan penting dalam hidupnya. Kemungkinan hasil dari peluang dan keterbatasan setiap orang yang dimiliki dalam hidupnya dan mencerminkan interaksi dari faktor pribadi dan lingkungan. Kenikmatan memiliki dua komponen yaitu pengalaman kepuasan dan kepemilikan. Menurut WHO 1994 kualitas hidup adalah sebagai persepsi individu sebagai laki-laki ataupun perempuan dalam hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, hubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan hubungan kepada karakteristik lingkungan mereka WHOQOL, 2004.

2.3.2. Aspek Kualitas Hidup

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa Di RSUP Haji Adam Malik Medan

26 150 99

Hubungan Peran Perawat Pelaksana dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan

13 98 111

Koping Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan

18 79 79

Tingkat Kepuasan Pasien yang Menjalani Hemodialisa Dalam Pelayanan Keperawatan di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

22 153 64

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan

12 119 95

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Karakteristik - Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 38

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 2 10

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Karakteristik - Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 38