Klasifikasi Lansia Teori-Teori Proses Penuaan

Selain itu lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada tubuh pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan Maryam et al, 2008. Semua orang yang dikaruniai umur yang panjang, pada suatu saat pasti akan mengalami suatu proses penuaan. Proses penuaan ini tidak hanya terjadi pada suatu bagian-bagian tertentu saja, tetapi seluruh bagian di tubuh kita akan mengalami proses penuaan. Hal ini dapat dilihat misalnya dengan menjadi kisutnya pipi,tumbuhnya uban pada rambut, berkurangnya proses pendengaran, mundurnya dayaingat dan kemampuan berpikir, serta berkurangnya daya penglihatan sehinggamemerlukan bantuan kacamata untuk membaca Gallo, 1998. Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia lansia apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual Efendi, 2009.

2.3.2 Klasifikasi Lansia

Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat tentang klasifikasi umur lansia. Menurut World Health Organization WHO, lanjut usia meliputi: a. Usia pertengahan middle age adalah kelompok usia 45-59 tahun b. Lanjut usia elderly adalah usia antara 60-74 tahun c. Lanjut usia tua old adalah usia antara 75-90 tahun d. Usia sangat tua very old adalah usia diatas 90 tahun Universitas Sumatera Utara Departemen kesehatan RI membagi lansia sebagi berikut: a. Kelompok menjelang usia lanjut 45-54 tahun sebagai masa vibrilitas b. Kelompok lanjut usia 55-64 tahun sebagai masa peresenium c. Kelompok usia lanjut kurang dari 65 tahun sebagai masa senium Jika dilihat dari pembagian umur dari tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang-orang yang telah berumur 65 tahun keatas. Saat ini berlaku UU No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi “ Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas” Nugroho, 2008.

2.3.3 Teori-Teori Proses Penuaan

a. Teori Genetik Lock Menurut teori ini menua telah terprogram secaragenetik untuk spesies spesies tertentu. Setiap spesies di dalam inti sel nya mempunyai suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu Nugroho, 2008. b. Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas kelompok atom mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi Maryam et al, 2008. c. Teori Menua Akibat Metabolisme Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme Darmodjo, 2002. d. Immunology Slow Theory Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh Maryam et al, 2008. e. Mutasi Somatik Teori Error Catastrophe. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor- faktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan Universitas Sumatera Utara yangmenyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari radiasi dan zat kimia yang bersifat toksik dapat memperpanjang umur Nugroho, 2008. f. Teori Stress Teori stress mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-selnya yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai Maryam et al, 2008. g. Teori Rantai Silang Pada teori ini, diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel Maryam et al, 2008.

2.3.4 Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lansia