Analisa Fungsi Penciuman Lansia

faktor terhadap gangguan penciuman lansia. Berdarkan penelitian Wreksoatmodjo 2013 lansia yang menderita diabetes yang tinggal di panti jompo sebesar 8. Penyakit lain yang ada pada lansia adalah hipertensi sebesar 30. Ini menyatakan bahwa lansia yang tinggal di panti tidak lebih berpenyakit dalam hal ini terhadap diabetes mellitus. Hal yang perlu jadi pertimbangan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan di sekitar panti untuk membantu dalam hal kontrol kesehatan lansia.

5.2.2 Analisa Fungsi Penciuman Lansia

Dari hasil penelitian didapati bahwa sebagian besar lansia memiliki gangguan fungsi penciuman dibanding yang fungsi penciumannya normal. Dari hasil penelitian didapati bahwa jenis gangguan penciuman yang paling sering didapati pada lansia adalah hiposmia. Hasil ini sejalan dengan penelitian Schiffman yang menyatakan gangguan penciuman yang paling sering pada usia di atas 60 tahun pada penelitian tersebut adalah hiposmia. Schiffman, 2000 Kelompok lansia yang mengalami gangguan penciuman dijumpai mulai dari kelompok usia 60-74 tahun dan meningkat pada usia di atasnya dan sering dijumpai pada usia 70 tahun. Menurut penelitian Burling 2014, 60 orang usia 65-80 tahun memiliki gangguan penciuman dan bahkan lebih dari 80 lansia memiliki gangguan penciuman di usia mulai dari 80 tahun. Sejalan dengan penelitian Schiffman 2000 dinyatakan bahwa gangguan penciuman dimulai pada usia 60 tahun dan meningkat puncaknya pada usia 70 tahun. Peningkatan usia menyebabkan banyaknya kemosensori yang hilang sehingga menurunkan fungsi penciuman. Sehingga ini menyebabkan meningkatnya ambang untuk penciuman, menurunkan kemampuan untuk membedakan atau mengenali baud an rasa serta mengurangi intensitas rangsangan yang besarnya di atas batas ambang penciuman. Sedangkan menurut Boyce, 2006 dan Shone 2006 gangguan penciuman pada lansia disebabkan menurunnya bulbus olfaktorius dan banyaknya kematian sel epitel di region penciuman. Gangguan penciuman yang dapat timbul antara lain anosmia hilangnya kemampuan mengenal bau, hyposmia berkurangnya sensitifitas bau dan menerima rangsangan si atas ambang batas penciuman, dan disosmia penyimpangan mengenal bau yang normal Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian didapati bahwa lansia yang memiliki fungsi penciuman baik tidak memiliki masalah nafsu makan sedangkan yang memiliki gangguan penciuman memiliki masalah nafsu makan. Menurut Schiffman 2000 mengungkapkan bahwa hilangnya pengecapan pada lansia berhubungan dengan perubahan kanal ion pada membrane sel pengecap. Sel pengecap dipersarafi oleh nervus 7, 9, dan 10 kemudian dengan perjalaran ke jalur Nukleus Solitarius di medulla pada batang otak menerima impuls dari pengecapan dan luar reseptor visera. Persarafan dari indera pengecap ini bekerjasama dengan persarafan indra penciuman untuk mempersepsikan “rasa”. Sherwood, 2009. Pada lansia karena jaras pembawa pesan bau terganggu akibat kelemahan fungsi bulbus olfaktorius maupun hilangnya kemosensori menyebabkan bau menjadi bermasalah dalam penghantaran ke otak sehingga tidak berkomunikasi dengan baik bersama persarafan dari indera pengecapan sehingga menimbulkan masalah dalam persepsi rasa makanan sehingga mengganggu nafsu makan Boyce, 2006 dan Shone 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Jenis kelamin yang lebih banyak adalah perempuan yang berjumlah 26 orang 65. Sedangkan sampel laki-laki berjumlah 14 orang 35. 2. Sebagian besar lansia berada pada kelompok umur lanjut usia 60-74 tahun berjumlah 32 sampel 80, sebagian kecil berada pada kelompok umur lanjut usia tua 75-90 tahun berjumlah 8 sampel 20. 3. Jumlah sampel yang menderita penyakit lain selain diabetes mellitus maupun trauma kepala yang mungkin berpengaruh pada fungsi penciuman adalah paling banyak dengan jumlah 20 orang 50, sampel yang menderita trauma kepala berjumlah 1 orang 2.5, sampel yang menderita diabetes mellitus berjumlah 5 orang 12.5, dan sampel yang tidak ada riwayat penyakit berjumlah 14 orang 35. 4. Sampel yang mengalami gangguan penciuman lebih banyak dibanding yang normal. Dari berbagai jenis gangguan penciuman, hiposmia adalah yang paling banyak dijumpai dengan jumlah 13 orang 32,5. 5. Kelompok lanjut usia 60-74 tahun sebagian besar memiliki gangguan penciuman yaitu sebanyak 21 65.5 orang sedangkan yang memiliki fungsi penciuman normal sebanyak 11 34.4 orang. Namun hal yang berbeda ditemukan pada kelompok lanjut usia tua 75-90 tahun yang mana semua sampel 8 100 orang mengalami gangguan penciuman. 6. Sampel yang fungsi penciumannya baik normosmia semuanya memiliki selera makan yang baik. Sedangkan dari 29 lansia dengan gangguan fungsi penciuman, sebanyak 25 86.2 orang memiliki selera makan tidak baik dan hanya 4 13.8 orang yang memiliki selera makan baik. Universitas Sumatera Utara