5.1.3.2 Rata-Rata Usia Lansia yang Mengalami Mangguan Penciuman
Dari kedua kelompok umur lansia ditentukan pada kelompok umur mana yang paling banyak mengalami gangguan penciuman dan rata-rata pada usia
berapa yang paling banyak ditemui gangguan penciuman.
Tabel 5.5 Rata-Rata Usia Lansia Yang Mengalami Gangguan Penciuman
Kelompok Umur Kelompok Penciuman
Total Normal
Terganggu Lanjut usia 60-74 tahun
11 34.4 21 65.6 32 100 Lanjut usia tua 75-90 tahun
0 0 8 100
8 100 Usia sangat tua 90 ke atas
0 0 0 0
0 0 Jumlah
11 27.5 29 72.5 40 100 Rata-rata usia yang mengalami
gangguan penciuman 70 69.79
Berdasarkan tabel 5.5 di atas didapatkan pada kelompok lanjut usia 60-74 tahun sebagian besar memiliki gangguan penciuman yaitu sebanyak 21 65.6
orang sedangkan yang memiliki fungsi penciuman normal sebanyak 11 34.4 orang. Namun hal yang berbeda ditemukan pada kelompok lanjut usia tua 75-90
tahun yang mana semua sampel 100 mengalami gangguan penciuman. Rata- rata usia sampel terbanyak yang mengalami gangguan penciuman dari 29 sampel
yang mengalami gangguan penciuman berada pada usia 70 tahun. Pada tabel di atas ditemukan bahwa rata-rata lansia yang mengalami gangguan penciuman pada
usia 70 tahun 69.79 yang berada pada kelompok lanjut usia.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.3 Gambaran Nafsu Makan pada Lansia yang Mengalami Gangguan Penciuman
Pada lansia yang mengalami gangguan penciuman, dinilai apakah terdapat gangguan selera makan pada lansia dengan jumlah yang signifikan. Hasil yang
didapatkan ditampilkan pada tabel berikut ini :
Tabel 5.6 Analisa Selera Makan Lansia yang mengalami Gangguan Penciuman Fungsi Penciuman lansia
Selera makan lansia Baik
Tidak baik Fungsi Penciuman Baik normosmia
11 100 0 0
Gangguan Fungsi Penciuman :
4 13.8 25 86.2
Anosmia 0 0
6 100 Hiposmia
1 7.7 12 92.3
Disosmia 2 40
3 60 Agnosmia
1 20 4 80
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa sampel yang fungsi penciumannya baik normosmia semuanya memiliki selera makan yang baik.
Sedangkan dari 29 orang lansia dengan gangguan fungsi penciuman, sebanyak 25 orang 86.2 orang memiliki selera makan tidak baik dan hanya 4 orang 13.8
orang yang memiliki selera makan baik. Dari beberapa jenis gangguan penciuman yang ada pada lansia, pada jenis anosmia 100 lansia memiliki selera makan
tidak baik yang mana kita ketahui bahwa anosmia berarti tidak dapat mencium bau sama sekali. Pada kelompok hiposmia 12 orang 92.3 lansia memiliki
selera makan tidak baik dan 1 orang 7.7 memiliki selera makan baik, yang mana hiposmia juga memiiki fungsi penciuman yang buruk namun tidak seburuk
anosmia. Pada jenis disosmia yang merupakan gangguan persepsi bau didapati
Universitas Sumatera Utara
sampel yang memiliki selera makan tidak baik sebanyak 3 orang 60 sedikit lebih tinggi dibanding yang memiliki selera makan yang baik yaitu 2 orang
40. Pada jenis agnosmia yang sulit mengenal satu macam bau didapati lansia yang memiliki selera makan tidak baik jumlahnya besar yaitu 4 orang 80
sedangkan yang memiliki selera makan baik sebagian kecil yaitu 1 orang 20.
5.2 Pembahasan 5.2.1 Karakteristik Sampel
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar sampel berada pada kelompok umur lanjut usia 60-74 tahun berjumlah 32 sampel 80. Menurut
Charlotte 2009, kelompok usia pada lansia yang ditemukan di Indonesia sebagian besar berada pada kelompok 60-75 tahun yaitu sebesar 70.
Ditambahkan pada penelitian Wreksoatmodjo 2013 bahwa 47 lansia usia 60- 70 tahun di penelitiannya tinggal di panti dan 60 lansia usia di atas 70 tahun
tinggal di panti. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sampel yang paling banyak adalah
perempuan. Sampel laki-laki berjumlah 14 orang 35, dan sampel perempuan berjumlah 26 orang 65. Menurut
Rustika 2000, sebagian besar lansia di
Indonesia berjenis kelamin perempuan sebesar 52. Menurut data tersebut dinyatakan bahwa banyaknya lansia perempuan dibanding laki-laki disebabkan
perbedaan hormonal antara perempuan dan laki-laki. Perempuan memiliki hormone estrogen yang memiliki efek protektif terhadap penyakit kardiovaskuler
bagi wanita sebelum usia menopause yang sering terjadi pada pria. Sedangkan sebagian besar pria memiliki beban kerja yang berat dan pola hidup yang kurang
sehat seperti merokok dan meminum alkohol yang lebih banyak dijumpai pada wanita.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah sampel yang menderita penyakit lain adalah paling banyak dengan jumlah 20 orang 50, sampel yang
menderita trauma kepala berjumlah 1 orang 2.5, sampel yang menderita diabetes mellitus berjumlah 5 orang 12.5, dan sampel yang tidak ada riwayat
penyakit berjumlah 14 orang 35. Diabetes dan trauma kepala dicurigai sebagai
Universitas Sumatera Utara