sepuluh dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 maka ada multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih kecil dari sepuluh dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1,maka
tidak ada multikolinearitas.
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
63750.669 36624.305 1.741
.088 Pertumbuhan_
Ekonomi -230002.390 224537.889
-.097 -1.024
.311 .596
1.677
Pendapatan_ Asli_Daerah
.567 .208
.564 2.730
.009 .124
8.049
Dana_Bagi_ Hasil
.184 .076
.298 2.411
.020 .347
2.879
Dana_ Alokasi_
Umum .098
.082 .194
1.186 .242
.197 5.068
a. Dependent Variable: Belanja_Modal
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai Varience Inflaction Factors VIF semua variabel dibawah 10.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variavel independen dalam penelitian.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini untuk mengetahui
masalah autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson dengan ketentuan:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .870
a
.756 .735
47733.05102 1.477
a. Predictors: Constant, Dana_Alokasi_Umum, Dana_Bagi_Hasil, Pertumbuhan_Ekonomi, Pendapatan_Asli_Daerah
b. Dependent Variable: Belanja_Modal
Berdasarkan model summary diatas , dapat dilihat hasil pengujian angka D-W sebesar +1.477 atau -2 1,477 +2, karena angka D-W diantara -2 sampai
+2, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini grafik scatterplot digunakan untuk
mengetahui apakah dalam penelitian terjadi heteroskedastisitas. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heterokedastisitas jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik data menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Titik-titik data tidak hanya mengumpul diatas dan dibawah saja, penyebaran titik- titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan
melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasititas.
3. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, beberapa tahapan dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
63750.669 36624.305
1.741 .088
Pertumbuhan_Ekonomi -230002.390 224537.889
-.097 -1.024 .311
Pendapatan_Asli_Daerah .567
.208 .564
2.730 .009
Dana_Bagi_Hasil .184
.076 .298
2.411 .020
Dana_Alokasi_Umum .098
.082 .194
1.186 .242
a. Dependent Variable: Belanja_Modal
Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat pada tabel diatas pada kolom unstandardized coefficients bagian B, ditunjukan modal persamaan regresi
berganda sebagai berikut :
BM = 63750,669 - 230002,90PE + 0,567PAD
+
0,184DBH + 0,098DAU + e
Keterangan : BM
= Belanja Modal PE
= Pertumbuhan Ekonomi PAD = Pendapatan Asli Daerah
DBH = Dana Bagi Hasil
DAU = Dana Alokasi Umum E = error
Interprestasi dari persamaan regresi linier berganda diatas adalah : a.
Konstanta sebesar 63750,669 menunjukkan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka tingkat Belanja Modal sebesar 63750,669.
b. Koefisien PE -230002,90 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 1 akan menurunkan belanja modal sebesar -230002,90 dengan asumsi variabel lainnnya konstan.
c. Koefisien PAD 0,567 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
variabel pendapatan asli daerah sebesar 1 maka akan menaikkan belanja modal sebesar 0,567 dengan asumsi variabel lainnya konstan.
d. Koefisien DBH 0,184 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
variabel dana bagi hasil sebesar 1 akan menaikkan belanja modal sebesar 0,184 atau dengan asumsi variabel lainnnya konstan.
e. Koefisien DAU 0,098 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
variabel dana alokasi umum sebesar 1 maka akan menurunkan belanja modal sebesar 0,098 atau dengan asumsi variabel lainnya konstan.
f. Standar error e menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.
b. Uji Parsial t-test
Uji statistik t digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis statistik yang
diajukan adalah : H1 : bi
≠ 0 : ada pengaruh
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah: 1.
H1 diterima pada α = 5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05,
2. H1 ditolak apabila pada α = 5 dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05.
Hasil pengujian menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut
Tabel 4.6 Hasil Uji Parsial t-Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
63750.669 36624.305
1.741 .088
Pertumbuhan_Ekonomi -230002.390 224537.889
-.097 -1.024 .311
Pendapatan_Asli_Daerah .567
.208 .564
2.730 .009
Dana_Bagi_Hasil .184
.076 .298
2.411 .020
Dana_Alokasi_Umum .098
.082 .194
1.186 .242
a. Dependent Variable: Belanja_Modal
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut : a.
Pertumbuhan Ekonomi PE mempunyai nilai signifikansi 0.311 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0.05. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa
secara parsial pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.
b. Pendapatan Asli Daerah PAD mempunyai nilai signifikansi 0.009 yang
berarti nilai ini lebih kecil dari 0.05, berdasarkan nilai tersebut disimpulkan
H1 diterima yaitu bahwa secara parsial pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.
c. Dana Bagi Hasil DBH mempunyai nilai signifikansi 0.020 yang berarti nilai
ini lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan H1 diterima yaitu bahwa secara parsial Dana Bagi Hasil berpengaruh signifikan terhadap
belanja modal. d.
Dana Alokasi Umum DAU mempunyai nilai signifikansi 0.242 yang jauh lebih besar dari 0.05, berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa secara
parsial Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.
c. Uji Simultan F-test