21
3.3 Penyiapan Bahan Tanaman
Penyiapan bahan tanaman meliputi pengambilan bahan tanaman identifikasi tanaman, dan pengolahan bahan tanaman.
3.3.1 Pengambilan bahan tanaman
Pengambilan bahan tanaman dilakukan secara purposive. Kulit batang landoyung diambil dari kebun di daerah Gambiri Kecamatan Dolok Pardamean
Kota Pematang Siantar Kabupaten Simalungun Sumatera Utara
3.3.2 Identifikasi tanaman
Identifikasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Cibinong.
3.3.3 Pengolahan bahan tanaman
Kulit batang landoyung diambil dari pohon landoyung, dibersihkan, dipotong kira-kira berukuran 5x9 cm. Kulit batang kemudian dikeringkan hingga
kering, jika simplisia diremas akan patah, kemudian ditimbang.
3.4 Pembuatan Pereaksi 3.4.1 Larutan asam klorida 2N
Sebanyak 17 mL asam klorida pekat diencerkan dengan air suling sampai 100 mL Depkes RI., 1995.
3.4.2 Larutan pereaksi asam sulfat 2 N
Sebanyak 5,5 mL asam sulfat pekat diencerkan dengan air suling hingga diperoleh 100 mL Depkes RI., 1995.
3.4.3 Pereaksi besi III klorida 1
Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling sampai 100 mL Depkes RI., 1995.
Universitas Sumatera Utara
22
3.4.4 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida dilarutkan dalam air suling secukupnya kemudian ditambahkan 2 g iodida sedikit demi sedikit cukupkan dengan air suling
sampai 100 mL Depkes RI., 1995.
3.4.5 Larutan DPPH 0,5 mM Konsentrasi 200 µgmL
Sebanyak 20 mg DPPH ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur, dilarutkan dengan sedikit metanol lalu dicukupkan hingga volume 100
mL Molyneux, 2004.
3.4.6 Pereaksi Dragendorf
Sebanyak 0,8 g bismut nitrat dilarutkan dalam asam nitrat pekat 20 mL kemudian dicampurkan dengan larutan kalium iodida sebanyak 27,2 g dalam 50
mL air suling. Campuran didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan jernih diambil dan diencerkan dengan air suling secukupnya hingga 100 mL Depkes
RI., 1995.
3.4.7 Pereaksi Liebermann-Burchard
Campur secara perlahan 5 mL asam asetat anhidrit dengan 5 mL asam sulfat pekat tambahkan etanol hingga 50 mL Depkes RI., 1995.
3.4.8 Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,4 g raksa II klorida, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga 60 mL. Ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10
mL air suling. Larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes RI., 1995.
3.4.9 Pereaksi Molisch
Sebanyak 3 g α-naftol dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga 100 mL Depkes RI., 1995.
Universitas Sumatera Utara
23
3.4.10 Timbal II asetat 0,4 M
Timbal II asetat sebanyak 15,17 g dilarutkan dalam air suling bebas CO
2
hingga 100 mL Depkes RI., 1995.
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia 3.5.1 Pemeriksaan makroskopik