9
2.2.2 Cara panas 2.2.2.1 Refluks
Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik Mohan, 2013.
2.2.2.2 Digesti
Digesti adalah proses penyarian dengan menggunakan air pada temperatur lebih tinggi daripada temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-60°C selama 2-6 jam Cechinel, 2012.
2.2.2.3 Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga menjadi
ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI., 2000. Sampel dan pelarut ditempatkan dalam wadah yang terpisah.
Pelarut akan menguap sesuai dengan tiitik didihnya dan akan membasahi larutan sampel. Hasil sari akan mengisi sifon sampai tercapai satu siklus. Keuntungannya
adalah banyaknya bagian tanaman yang akan terlarut dengan kondisi pemanasan. Kelemahannya tidak dapat digunakan untuk yang tidak tahan pemanasan Nikhal,
et al., 2010.
2.2.2.4 Infudasi
Infudasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit Titiek, dkk., 2011.
2.2.2.5 Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit Supriyatna, dkk., 2014.
Universitas Sumatera Utara
10
2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah
menjurus ke reaksi yang tidak terkontrol, menghasilkan ikatan dengan DNA, protein, lipida, atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada
biomolekul ini. Radikal bebas juga terlibat dan berperan dalam patologi dari berbagai penyakit degeneratif, yakni kanker, aterosklerosis, jantung koroner,
katarak, dan penyakit degeneratif lainnya Silalahi, 2006. Pembentukan radikal bebas dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan
berlangsung sepanjang hidup. Terbentuk akibat hilangnya maupun penambahan elektron dilintasannya pada saat terputusnya ikatan kovalen atom atau molekul
bersangkutan sehingga bersifat amat reaktif. Radikal bebas yang sangat berbahaya dalam makhluk hidup antara lain adalah golongan hidroksil OH-, superoksida
O-2, nitrogen monooksida NO, peroksidal RO-2, peroksinitrit ONOO-, asam hipoklorit HOCl, hidrogen peroksida H
2
O
2
Kosasih, 2004.
2.4 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi
berantai dari radikal bebas. Peran positif dari antioksidan adalah membantu sistem pertahanan tubuh bila ada unsur pembangkit penyakit memasuki dan menyerang
tubuh Winarsi, 2007. Menurut Kosasih 2004, antioksidan tubuh dikelompokkan menjadi 3
yakni:
Universitas Sumatera Utara