6
2.1.3 Sistematika
Menurut Hutapea 1994, klasifikasi tumbuhan landoyung sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rhamnales
Suku : Lauraceae
Marga : Litsea
Jenis : Litsea cubeba Lour. Pers.
2.1.4 Sinonim
Sinonim dari Litsea cubeba Lour. Pers. adalah Litsea citrate BL., Theterantera citrate
Ness., dan Theterentera pollyantha Wall Prapti, 2008.
2.1.5 Nama asing
Litsea cubeba Lour. Pers. di China dikenal dengan May Chang Syamsul
dan Rodame, 2015.
2.1.6Nama daerah
Litsea cubeba Lour. Pers. mempunyai nama lain seperti: krangean Jawa
tengah, ki lemo Jawa barat, Attarasa Sumatra utara, sedangkan daerah Kalimantan khususnya pada suku Dayak Kenyan dikenal dengan nama balangla
Marina, dkk., 2015.
2.1.7 Manfaat
Litsea cubeba Lour. Pers. kayu, kulit, buah, daun, cabang dan akarnya
sangat bermanfaat. Menurut Heryati, dkk. 2009, kegunaannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
7 a.
Kulit sebagai bahan minyak atsiri, pembuat parem, obat penurun panas, obat sakit perut, tonikum, dan obat penawar racun.
b. Daun sebagai obat demam, sakit perut, dan penawar racun.
c. Buah sebagai bahan minyak atsiri, buah muda sebagai bahan sambal, bumbu
bandrek, bahan jamu untuk vertigo, dan lemas otot. d.
Batang cabang sebagai alat untuk mengusir binatang berbisa f. Akar dan cabang sebagai obat sakit pencernaan, sakit kepala, sakit otot, sakit
saat menstruasi, dan obat mabuk perjalanan.
2.1.8 Kandungan kimia
Kulit segar kering udara mengandung 1,25 minyak atsiri yang terdiri dari sitronelal dan sitral, serta mengandung 0,4 alkaloid berupa laurotetanin
Heyne, 1987. Buah Litsea mengandung minyak esensial yang biasa disebut may chang oil.
Kulit batang dan daun mengandung saponin, flavonoid dan tanin Hutapea, 1994. Susunan minyak Litsea cubeba asal Indonesia memiliki
konsentrasi Sineol 30, Sitronellal 0,94, Linallol 8,95 dan Sitral 16,02. Penyulingan kulit kayu segar kering angin 2 kg menghasilkan 25 ml minyak atsiri
Penyulingan 100 grambuah l menghasilkan 3,9 ml minyak atsiri Heryati, dkk., 2009.
2.2 Ekstraksi