Pemberdayaan UMKM pada CV. Karya Makmur Perkasa Menurut

2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. 3. Modal terbatas. 4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas. 5. Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas. 6. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah.

B. Pemberdayaan UMKM pada CV. Karya Makmur Perkasa Menurut

Undang-Undang no.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dengan disahkannya Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM pada tanggal 4 Juli tahun 2008, kini Indonesia telah memiliki definisi UMKM yang lebih lengkap dan dasar hukum baru yang lebih jelas bagi para pelaku usaha UMKM termasuk pelaku usaha pada CV. Karya Makmur Perkasa dalam upaya untuk mengembangkan dan memberdayakan usaha-nya. Undang-undang ini juga memiliki definisi UMKM yang lebih luas serta spesifik dibanding dengan UU lama yaitu UU No. 5 Tahun 1995dimana UU No. 5 Tahun 1995 yang lama hanya mendefinisikan untuk usaha kecil, Definisi tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu asetkekayaan bersih dan atau omsetpenjualan tahunan tanpa memasukkan adanya penjelasan yang jelas tentang usaha mikro. Bagi BIBank Indonesia sebagai lembaga yang menerbitkan data statistik kredit UMKM, pemberlakuan tentang UU UMKM berdasarkan kriteria usaha yang jelas adalah suatu hal yang perlu bahkan menjadi keharusan untuk mensosialisasikannya karena berdampak kepada data statistik kredit UMKM yang selama ini menggunakan kriteria Universitas Sumatera Utara kredit UMKM berdasarkan plafon kredit Mikro, Kecil dan Menengah Kredit MKM sejak tahun 2003. 46 Dikarenakan undang-undang ini unsurnya adalah pemberdayaan yang bersifat menyeluruh dan umum terhadap para pelaku usaha UMKM termasuk pelaku usaha pada CV. Karya Makmur Perkasa ini maka secara tidak langsung undang-undang ini menjadi suatu landasan hukum dalam pemberdayaan CV. Karya Makmur Perkasa dikarenakan UMKM ini sesuai dan telah memenuhi syarat untuk dapat dikatakan sebagai suatu UMKM di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Tidak hanya definisi yang lebih jelas namun undang-undang ini juga mangandung pasal-pasal tentang pengembangan dan pemberdayaan di dalamnya dengan menekankan pentingnya sinergi yang berkesinambungan antara pemerintah, daerah serta para pelaku usaha. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008, tentang UMKM ini terdiri dari 11 bab, 44 Pasal, dan 45 ayat. Diantara pasal-pasal tersebut terdapat 5 Pasal yang mendelegasikan secara tegas pengaturan beberapa substansi secara lebih detail dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP. Pertama, Pasal 12 ayat 2, tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Usaha bagi UMKM. Kedua, Pasal 16 ayat 3 tentang Tata Cara Pengembangan UMKM. Ketiga, Pasal 37, tentang Kemitraan. Keempat, Pasal 38 ayat 3, tentang Penyelenggaraan Koordinasi dan Pengendalian Pemberdayaan UMKM. Kelima, Pasal 39 ayat 3, tentang Tata Cara Pemberian Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran Dalam Hubungan Kemitraan Usaha. 46 http:www.rmol.coread2011113047385Implikasi-Pemberlakuan-UU-No.-202008- Terhadap-Data-Kredit-UMKM diakses tanggal 21 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara Mikro, Kecil, dan Menengah untuk selanjutnya agar dapat dikembangkan dan diberdayakan sesuai dengan isi dari pada undang-undang tersebut. Esensi dari pemberdayaan yang dimaksud dalam undang-undang ini sendiri adalah unsur penciptaan iklim usaha serta pembinaan dan pengembangan. Penciptaaniklimusaha merupakan refleksidari tugas Pemerintah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kebijakan, peraturan dan perundangan yang mengarahkan untuk mengatasi permasalahan ekternal yang dihadapi UMKM dan memfasilitasi terbukanya peluang berusaha secara berkeadilan. Pada undang-undang ini penciptaan iklim usaha mencakup aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, perijinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan. Pendekatan pemberdayaan yangditekankan di undang-undang ini adalahcara yang sangat penting untuk dilakukan agar proses dan dinamika pemberdayaan itu sendiri mencapai tujuan secara tepat, terukur dan dapat diterima sebagai suatu wujud capaian guna mencapai tujuan dari pada permberdayaan UMKM itu sendiri, adapun tujuan pemberdayaan menurut Pasal 5 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah sebagai berikut; 1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,berkembang,danberkeadilan. 2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri 3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,penciptaan lapangan kerja,pemerataan pendapatan,pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan kemisikinan. Universitas Sumatera Utara Dalam konteks undang-undang ini arah pendekatan yang ini arah pendekatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Pendekatan pemberdayaan usaha mikro berorientasi terhadap: 1 Penanggulangan pengangguran dengan penciptaan lapangan kerja sendiri; 2 Pro pengurangan kemiskinan 3 Gender; 4 Penyeimbang celah gap atas kesenjangan dan keadilan. b. Pemberdayaan Usaha Kecil, pendekatannya berorientasi kepada: 1 Orientasi pemotivasian untuk belajar berusaha; 2 Mendorong peningkatan investasi sektor riil; 3 Mendorong tumbuhnya kemandirian agar mampu berkiprah di area ”pasar” yang sesungguhnya; 4. Memperluas kapasitas dan jangkauan pasar. c. Pemberdayaan usaha menengah, pendekatannya berorientasi kepada upaya untuk: 1 Mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan usaha; 2 Meningkatkan kapasitas dan nilai tambah produksi; 3 Mendorong perluasan pasar domestik dan ekspor; 4 Meningkatkan kapasitas daya serap kredit dan pemanfaatan pasar modal sebagai alternatif pendanaan usaha. Dikarenakan CV. Karya makmur Perkasa merupakan UMKM yang dengan kriteria usaha kecil maka pendekatan untuk pemberdayaannya adalah pendekatan yang berorientasi kepadaorientasi pemotivasian untuk belajar berusaha, mendorong Universitas Sumatera Utara peningkatan investasi sektor riil, mendorong tumbuhnya kemandirian agar mampu berkiprah di area ”pasar” yang sesungguhnya, dan memperluas kapasitas dan jangkauan pasar. Sesuai dengan pemberdayaan usaha kecil yang berorientasi seperti yang disebutkan tadi, CV. Karya Makmur Perkasa melakukan kegiatan yang sesuai untuk mengembangkan usahanya tersebut seperti; a. Terus berusaha dan memotivasi untuk terus maju dan melakukan yang terbaik demi berkembangnya usaha. b. Meningkatkan mutu dan kualitas produksi, c. Memandirikan usaha ini agar tidak bergantung kepada dana bantuan pemerintah walaupun dibutuhkan. d. Serta memperluas relasi dengan UMKM yang terkait untuk memperluas jangkauan pasar. Selain soal pemberdayaan tadi, undang-undang ini juga telah memberikan porsi pengaturan bersifat umum untuk semua pelaku UMKM namun ada pula bagian pengaturan yang bersifat khusus hanya untuk pelaku usaha tertentu, yaitu usaha mikro dan kecil saja dan atau bagi usaha menengah saja, hal Ini disebabkan dasar kebutuhan dari ketiga rumpun bisnis UMKM itu memang dalam tingkatan kemampuan yang berbeda sehingga perlu diatur secara berbeda. Kemudian undang- Undang ini juga memiliki pengaturan tentang pembiayaan dan penjaminan yang diberlakukan berbeda antara pembiayaan dan penjaminan bagi usaha mikro dan usaha kecil dengan pembiayaan dan penjaminan untuk usaha menengah sehingga perbedaanya lebih jelas dan tampak di antara keduanya. Universitas Sumatera Utara Di dalam undang-undang ini, koordinasi juga merupakan suatu cara yang ditekankan untuk menciptakan kebersamaan agar terciptanyasinergi atas semua unsur pelaku, sumber daya, waktu dan tenaga serta pikiran yang dicurahkan.Pihak yang melakukan koordinasi dan pengendalian terhadap UMKM iniadalah Menteri yang membidangi pemberdayaan UMKM. Koordinasi dilaksanakan dengan pengintegrasian kebijakan. Termasuk menciptakan program,pelaksanaan, pemantauan , evaluasi, dan pengendalian umum terhadap pelaksanaan pemberdayaan UMKM.

C. Hambatan dan Kendala Dalam Penerapan Undang-Undang No.20 Tahun