75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan pada bab-bab terdahulu, dalam bab V penulis menyimpulkan hasil pembahasan guna menjawab dan mengidentifikasi permasalahan
yang ada diantaranya adalah : 1.
Daripenjelasan tentang CV. Karya Makmur Perkasa dan kriteria UMKM menurut Undang-Undang di atas, Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tentang kriteria pada CV. Karya Makmur Perkasa ini adalah isi akta kelahirannya ini dapat disimpulkan bahwa
CV. Karya Makmur Perkasa Kota Binjaiini adalah unit UMKM yang berbentuk persekutuan komanditer CV yang didaftarkan atas nama 2 orang dimana salah
satu dari seseorang tersebut merupakan sebagai pemberi pinjaman uang yang sesuai dengan KUHD 19 ayat 1 KUHD dan termasuk kedalam kriteria usaha
kecil menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
2. Menurut pendekatan pemberdayaannya CV. Karya makmur Perkasa merupakan
UMKM yang dengan kriteria usaha kecil maka pendekatan untuk pemberdayaannya adalah pendekatan yang berorientasi kepada orientasi
pemotivasian untuk belajar berusaha, mendorong peningkatan investasi sektor riil, mendorong tumbuhnya kemandirian agar mampu berkiprah di area
”pasar” yang sesungguhnya, dan memperluas kapasitas dan jangkauan pasar serta
Universitas Sumatera Utara
telah menjalankannya guna mencapai tujuan pemberdayaan menurut Undang- Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah
3. Hambatan dan kendala di CV. Karya Makmur Perkasa disebabkan oleh
Penerapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah di CV.Karya Makmur Perkasa Kota Binjai yang masih belum
maksimal, meliputi beberapa aspek seperti pengembangan produksi, pengolahan industri, pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia dan
pengembangan desain teknologi industri. Belum maksimalnya penerapan pengembangan UMKM di CV. Karya Makmur Perkasa Kota Binjai dipengaruhi
oleh masih kurangnya komunikasi kepada implementor kebijakan yakni pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada pelaku UMKM selaku target
group kebijakan, minimnya dukungan sumber daya baik SDM, sarana dan prasarana, sumber pendanaan, serta kurangnya komitmendisposisi implementor
kebijakan dan stuktur birokrasi yang belum sesuai dengan tujuan dari diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
B. Saran