Di dalam undang-undang ini, koordinasi juga merupakan suatu cara yang ditekankan untuk menciptakan kebersamaan agar terciptanyasinergi atas semua unsur
pelaku, sumber daya, waktu dan tenaga serta pikiran yang dicurahkan.Pihak yang melakukan koordinasi dan pengendalian terhadap UMKM iniadalah Menteri yang
membidangi pemberdayaan
UMKM. Koordinasi dilaksanakan dengan
pengintegrasian kebijakan. Termasuk menciptakan program,pelaksanaan, pemantauan , evaluasi, dan pengendalian umum terhadap pelaksanaan pemberdayaan UMKM.
C. Hambatan dan Kendala Dalam Penerapan Undang-Undang No.20 Tahun
2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pada CV. Karya Makmur Perkasa
Pasal 38 UU Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan; ayat 1 Menteri melaksanakan koordinasi dan pengendalian pemberdayaan UMKM ayat 2
Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan secara nasional dan daerah yang meliputi: penyusunan dan
pengintegrasian kebijakan dan program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta pengendalian umum terhadap pelaksanaan pemberdayaan UMKM, termasuk
penyelenggaraan kemitraan usaha dan pembiayaan UMKM. Ayat 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan koordinasi dan pengendalian pemberdayaan
UMKM diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 21 UU Nomor 20 Tahun 2008, ayat 1 menyatakan bahwa; pemerintah
dan pemerintah daerah menyediakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil. Ayat 2 Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan
Universitas Sumatera Utara
bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. Ayat 3 usaha
besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang dialokasikan kepada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan
pembiayaan lainnya. Ayat 4 pemerintah, pemerintah daerah, dan dunia usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber
pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk usaha mikro dan kecil. Ayat 5 pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk
kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana prasarana, dan bentuk insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada
dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil. Pasal 25 UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, ayat 1 menyatakan bahwa; pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat memfasilitasi, mendukung, dan menstimulasi kegiatan kemitraan,
yang saling membutuhkan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan. Ayat 2 Kemitraan antarusaha mikro, kecil, dan menengah dan kemitraan antara usaha mikro,
kecil, dan menengah dengan usaha besar mencakup proses alih keterampilan di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia, dan
teknologi. Ayat 3 Menteri dan menteri teknis mengatur pemberian insentif kepada usaha besar yang melakukan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah
melalui inovasi dan pengembangan produk berorientasi ekspor, penyerapan tenaga kerja, penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa pada dasarnya UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dan
pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam pemberdayaan UMKM, bahkan untuk aspek perizinan ada penegasan untuk menerapkan sistem layanan satu pintu dan
membebaskan biaya perizinan bagi usaha mikro. UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga menegaskan perlunya peningkatan
perspektif pembangunan UMKM lintas pelaku serta perlunya paradigma dan
kebijakan yang inovatif dalam mengimplementasikannya secara benar dan efektif.
Dalam pengembangkan usahanya, UMKM ini menghadapi berbagai kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal, permasalahan-permasalahan tersebut
antara lain: aksesbilitas, manajemen, permodalan, teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, kemitraan. Dari beragamnya
permasalahan yang dihadapi UMKM, nampaknya permodalan tetap menjadi salah satu kebutuhan penting gunamenjalankan usahanya, baik kebutuhan modal kerja
maupun investasi.
47
Ada beberapa faktor penghambat berkembangnya UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah antara lain kurangnya modal dan kemampuan manajerial yang
rendah. Meskipun permintaan atas usaha mereka meningkat karena terkendala dana maka sering kali tidak bisa untuk memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang tata
47
Hasil wawancara dengan Edwardsyah selaku Direktur CV. Karya Makmur Perkasa Kota Binjai.
Universitas Sumatera Utara
caramendapatkan dana dan keterbasan kemampuan dalam membuat usulan untuk mendapatkan dana.
Beberapa kendala yang dihadapi UMKM, antara lain : 1.
Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UMKM basicproblems, antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya non
formal, sumber daya manusia SDM, pengembangan produk dan akses pemasaran;
2. Permasalahan lanjutan advanced problems, antara lain pengenalan dan penetrasi
pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak
paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan yang berlaku di negara tujuan ekspor;
3. Permasalahan antara intermediate problems, yaitu permasalahan dari instansi
terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu menghadapi persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut antara lain dalam hal
manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam kewirausahaan. Dengan pemahaman atas permasalahan di atas, akan dapat ditengarai berbagai problem
dalam UMKM dalam tingkatan yang berbeda, sehingga solusi dan penanganannya pun seharusnya berbeda pula.
Kendala yang dihadapi CV. Karya Makmur Perkasa, dalam penerapan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 antara lain:
48
1. Teknologi
48
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Penelusuran studi mengatakan bahwa komoditi yang dihasilkan CV. Karya Makmur Perkasa masih mempergunakan teknologi relatif rendah.Sementara negara
maju lainnya pengembangannya berorientasi kepada teknologi maju.Berangkat darisituasi tersebut daya saing produknya didaerah relatif kalah bersaing dibanding
produk-produk dari negara-negara yang sudah berorientasi pada teknologi maju.Kendala penggunaan teknologi terbesar adalah biayanya yang cukup
besar.Sering terjadi peluang pasar meningkat tetapi tak mampu memanfaatkannya karena tidak tersedianya teknologi yang memungkinkan peningkatan produktivitas.
2. Sumber Daya Manusia SDM
Selama ini sebagian besar tenaga kerja yang bergerak dalam usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi bukan merupakan tenaga kerja yang profesional, yang
mampu mengelola usaha dengan baik. 3.
Manajemen Manajemen Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu faktor
daya saing yang sangat penting. Banyak perusahaan yang punya teknologi, sumber daya manusia dengan skill yang memadai dan modal yang cukup, namun kinerja
masih belum memenuhi harapan. 4.
Permodalan Perkembangan permodalan para pengusaha mikro, kecil dan menengah hingga
kini masih relatif lambat, dan karenanya masih sering memerlukan bantuan baik dari pemerintah maupun dari pengusaha besar.Modal adalah bagian yang tak terpisahkan
dalam usaha pengembangan suatu bisnis, karena itu akses modal baik yang berwujud kredit, barang produksi merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan daya saing pengusaha mikro, kecil dan menengah.Kalangan perbankan masih sering menilai para pengusaha mikro, kecil dan menengah belum dapat
berorientasi pada bank. 5.
Organisasi dan Kelembagaan Masih banyak terjadi bahwa perusahaan-perusahaan yang termasuk UMKM
belum menunjukkan kejelasan prinsip-prinsip organisasi seperti kejelasan tujuan, kejelasan misi, kejelasan aktivitas, kejelasan rentang kendali.Adalah kenyataan pada
umumnya para Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah sering menggunakan tipe organisasi yang sangat sederhana yang akibatnya berpengaruh terhadap
perkembangan dan peningkatan daya saing. Permasalahan yang sering dihadapi UMKM khusus CV. Karya Makmur
Perkasa antara lain:
49
1. Kesulitan pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan UMKM.Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran
adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar domestik dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor.
2. Keterbatasan finansial
UMKM, khususnya di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial: mobilisasi modal awal start-up capital dan akseske modal kerja dan
finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan
49
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber dari modal
tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi.
3. Keterbatasan sumber daya manusia SDM
Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyak usaha mikro dan kecil, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering
design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing,teknik pemasaran, dan penelitian pasar.
4. Masalah bahan baku
Keterbatasan bahan baku dan input-input lainnya juga sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak
usaha mikro dan kecil di Indonesia. Hal ini dikarenakan jumlah ketersediaan bahan baku yang terbatas serta harga bahan baku yang tinggi.
5. Keterbatasan teknologi
Keterbatasan teknologi khususnya usaha-usaha rumah tangga mikro, disebabkan oleh banyak faktor di antaranya, keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-
mesin baru atau untuk menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi atau mesin-mesin dan alat-alat produksi baru, dan
keterbatasan SDM yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru atau melakukan inovasi-inovasi dalam produk maupun proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
Penerapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah di CV.Karya Makmur Perkasa Kota Binjai masih belum
maksimal, meliputi beberapa aspek seperti pengembangan produksi, pengolahan industri, pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia dan
pengembangan desain teknologi industri. Belum maksimalnya penerapan pengembangan industri kecil di CV. Karya Makmur Perkasa Kota Binjai dipengaruhi
oleh masih kurangnya komunikasi kepada implementor kebijakan yakni pemerintah pusat maupun daerah serta pelaku industri kecil selaku target group kebijakan.
minimnya dukungan sumber daya baik SDM, sarana dan prasarana, sumber pendanaan, serta kurangnya komitmendisposisi implementor kebijakan dan stuktur
birokrasi yang belum sesuai dengan tujuan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 ini terlihat pada kondisi usaha CV. Karya Makmur Perkasa di Kota
Binjai.
50
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan