41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Kombinasi karagenan dan mucilago amili dengan konsentrasi 5 karagenan
3,5 : mucilago amili 1,5 dapat digunakan sebagai bahan dasar gel pengharum ruangan.
b. Tempat peletakkan mempengaruhi kekuatan wangi minyak mawar oleum
rosae dengan konsentrasi 8.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat pengharum ruangan dengan bentuk sediaan berbeda yaitu cair, padat atau spray.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Gel Pengharum Ruangan
Berdasarkan studi United State Environmental Protection Agency US EPA tentang peluang manusia terpapar polusi malah mengindikasikan bahwa derajat
polusi dalam ruang bisa dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi luar ruang. Lembaga EPA tersebut juga menempatkan polusi udara dalam
ruang sebagai satu dari lima besar polusi yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat modern. Terdapat begitu banyak sumber polusi dalam ruangan,
termasuk bahan pembakaran, seperti oli, gas, batu bara, kayu, serta rokok; bahan bangunan dan perabotan, asbes karpet yang basah atau lembab, furniture atau
kabinet yang terbuat dari kayu, berbagai produk pembersih dan perawatan, sistem pemanasan atau pendingin. Ditambah lagi dirumah kerap kali kita mencium bau
pewangi, tak jarang pula baunya begitu menusuk hidung hingga membuat kepala menjadi pusing. Tak terkecuali pula pembersih dan pewangi telepon, ada juga
pewangi kamar mandi, pewangi lemari, pewangi mobil, pewangi pakaian. Pewangi-pewangi tersebut ternyata penyumbang polusi dalam ruang yang bersifat
kimiawi Utomo, 2005. Di pasaran ada berbagai jenis pewangi. Ada yang padat biasanya pewangi
yang diperuntukkan untuk toilet dan lemari, ada yang cair, gel, dan ada juga yang semprot. Sementara penggunaannya ada yang diletakkan begitu saja, ditempatkan
dibibir AC dan kipas angin. Zat pewangi yang beredar di pasaran, yakni yang berbahan dasar air dan berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar air
Universitas Sumatera Utara
6 umumnya memiliki kestabilan aroma wangi relatif singkat sekitar 3-5 jam.
Itulah mengapa pewangi berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewangi berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar minyak
lebih tahan lama sehingga harga jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini biasanya menggunakan beberapa bahan pelarut atau cairan pembawa, diantaranya
isoparafin, diethyl phthalate atau campurannya. Sementara jenis pewangi yang disemprotkan umumnya mengandung isobutene, n-butane, propane dan
campurannya. Untuk bentuk gel disertai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limonene,
benzyl asetat, linalool, sitronellol, ocimene, dan sebagainya Viktor, 2008. Pengharum ruangan dalam bentuk sedian gel dalam penggunaannya lebih
praktis dan mudah dibandingkan dengan pengharum ruangan dalam bentuk cair karena harus disemprot ke ruangan terlebih dahulu. Selain itu, pengharum ruangan
dalam bentuk sediaan gel ini lebih mudah dalam hal penyimpanan dan pengemasannya Rahmaisni, 2011.
Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Zat pewangi tersebut dapat berasal dari minyak atsiri atau dibuat
secara sintetis. Parfum memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dapat memberikan kesenangan hidup, mempengaruhi kejiwaan dan syaraf
serta mewangikan bahan yang tidak berbau wangi. Disamping itu parfum berfungsi sebagai obat-obatan, misalnya sebagai obat penenang dan sebagai bahan
penolong dalam industri Ketaren, 1985. Zat pewangi dalam parfum merupakan komponen yang sangat penting.
Tidak hanya dalam parfum, hampir setiap produk memiliki komponen pewangi.
Universitas Sumatera Utara
7 Mulai dari produk rumah tangga seperti sabun, shampoo, pengharum ruangan.
Bahkan pada produk-produk yang tidak harus menggunakan pewangi seperti tissue. Hampir semua orang menyukai produk yang memiliki bau wangi karena
terkesan bersih, segar, dan menyenangkan jika menghirupnya. Namun dibalik keuntungannya pada pewangi terdapat bahan kimia yang menjadi dasar
pembuatan wewangian yang bisa meracuni tubuh Iswara, dkk., 2014. Zat pengikat adalah suatu zat alami atau sintesis yang digunakan untuk
mengurangi tingkat penguapan dan meningkatkan stabilitas ketika ditambahkan ke komponen volatil, dengan tujuan memungkinkan produk akhir untuk bertahan
lebih lama dengan menjaga aroma aslinya. Senyawa yang menjadi pengikat parfum diantaranya 1,2-butanediol, 3-etoksi-1-propanol, limonene, dipropilen
glikol, 2-2-hidroksipropoksi-1-propanol, 3,3-oksibis-2-butanol. Selain itu dari data material safety data sheet MSDS juga menyebutkan bahwa dari masing-
masing senyawa tersebut dapat memberikan efek negatif meskipun tidak terlalu berbahaya Iswara, dkk., 2014.
2.2 Karagenan
Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida hasil ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium,
magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Karagenan banyak digunakan pada sediaan
makanan, farmasi, serta kosmetik sebagai bahan pembuat gel dan pengental atau penstabil. Karagenan dapat digunakan dalam industri pangan karena
karakteristiknya yang dapat berbentuk gel, bersifat mengentalkan, dan
Universitas Sumatera Utara
8 menstabilkan material sebagai fungsi utamanya. Polisakarida tersebut digunakan
dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat mengendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya, mengendalikan tekstur, dan
menstabilkan makanan Rosmawaty, dkk., 2013.
Karagenan adalah campuran yang kompleks dari beberapa polisakarida. Ada 3 jenis karagenan, yaitu lambda, kappa daniota. Pada Industri, karaginan dipakai
sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan ataupun minuman, farmasi,
kosmetik dan lain-lain. Sebagian besar karagenan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa
dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Rumput laut diketahui kaya akan essential seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A,
B, C, D, E dan K. Rumput laut sea weeds atau yang biasa jugadisebut ganggang algae merupakan tumbuhanberklorofil dimana seluruh bagian tanaman
dapatmenyerupai akar, batang, daun, atau buah semuanya disebut talus. Keadaan basa sangat diperlukan dalam prosesekstraksi rumput laut menjadi karaginan
untukmeningkatkan daya larut karaginan dalam air danmencegah terjadinya reaksi hidrolisis ikatan glikosidikpada molekul karaginan yang menyebabkan
karaginankehilangan sifat-sifat fisiknya, seperti kelarutannyadalam air. Dan keadaan basa yang diijinkan dalamproses ekstraksi adalah pH 8
– 10 Hudha,
dkk., 2012.
Karagenan adalah nama umum dari golongan polisakarida pembentuk gel dan pengental yang diperoleh secara komersial melalui proses ekstraksi dari
spesies alga merah Rhodopyceae tertentu. Karagenan mempunyai sifat unik
Universitas Sumatera Utara
9 yang tidak dapat digantikan dengan jenis gum lainnya. Kegunaan karagenan
dinilai dari dua kunci utama, yakni kemampuannya untuk membentuk gel yang kuat dengan garam tertentu atau jenis gum lain dan kemampuannya berinteraksi
dengan protein tertentu. Penggunaan karagenan dalam pembuatan pengharum ruangan berbentuk gel umumnya menggunakan konsentrasi antara 1-3. Saat ini,
pemanfaatan karagenan tidak hanya terbatas pada industri makanan saja, tetapi juga pada industri-industri lain seperti farmasi, kosmetika, bioteknologi, tekstil,
dan lain sebagainya. Pada industri farmasi, karagenan digunakan sebagai bahan pengental suspensi, emulsi, dan stabilizer pada proses pembuatan pasta gigi,
obat-obatan, minyak mineral, dan lain-lain. Selain itu, karagenan juga digunakan dalam industri tekstil, cat, dan keramik. Industri pasta gigi merupakan industri
terbesar di Indonesia yang menggunakan karagenan. Hal ini dikarenakan kemampuan karagenan sebagai pengental dalam pasta gigi untuk mengikat air
secara efektif dan membentuk gel yang lunak. Dalam industri kosmetik karagenan dapat digunakan pada gel, cream, lotion, hair care, skin and body product. Gel
karagenan meningkatkan kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan
mencegah pemisahan bahan yang tidak larut Rahmaisni, 2011.
Gel dapat dibuat dari bahan dasar yang berasal dari Indonesia dan alami, seperti karagenan, kitosan, gelatin, gum, dan pektin. Kappa karagenan merupakan
salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan gel, berasal dari Eucheuma cottonii atau yang sering dikenal dengan nama Kappahycus alvarezii.
Kappa karagenan memiliki sifat yang rapuh jika dibuat menjadi gel. Untuk meningkatkan elastisitas dan kekuatannya, kappa karagenan dapat dicampur
dengan jenis gum atau pati Nurfitrah, 2013.
Universitas Sumatera Utara
10
2.3 Amilum Manihot