Sinopsis cerita novel “Kitchen”

BAB III ANALISIS NILAI PRAGMATIK DAN NILAI KONFUSIONISME DALAM

NOVEL “KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO

3.1 Sinopsis cerita novel “Kitchen”

Kitchen bercerita tentang seorang gadis muda di Tokyo, Mikage, yang ditinggalkan oleh kematian neneknya. Ia sebatang kara, hingga ia bertemu dengan Yuichi Tanabe di pemakaman neneknya. Yuichi adalah seorang pekerja paruh waktu di toko bunga favorit neneknya. Pemuda itu sangat mengenal nenek Mikage, dan ia mengajak Mikage ke rumahnya. Mikage terpesona dengan rumah Yuichi, terlebih pada dapurnya yang bersih. Selain itu ia menyukai sofa rumah keluarga itu. Yuichi tinggal bersama orangtua tunggalnya ibuayah nya bernama ErikoYuji. sesungguhnya adalah Ayahnya, yang menjadi waria sepeninggal ibu Yuichi, dan bekerja di sebuah klub malam di Tokyo. Eriko digambarkan sebagai wanita yang cantik. Mikage sangat mengaguminya, karena kecantikan dan bijaknya. Suatu kesempatan Eriko berkata pada Mikage, “kurasa siapapun yang sungguh-sungguh ingin mandiri sebaiknya mencoba merawat sesuatu, entah anak atau tanaman. Soalnya, kita jadi mengerti keterbatasan yang kita miliki. Dari situlah hidup bermula’.Halaman 53. Mikage tinggal bersama keluarga itu, dan tempat favoritnya di rumah itu adalah dapur dan sofa. Baginya itulah sedikit pengganti rasa kehilangan yang membuat hidupnya sejenak lebih bersemangat. Yuichi memberikan komentar akan kebiasaan Mikage yang suka tidur di sofa, “...sejak dulu aku senang kalau ada orang yang menginap tidur di sofa ini. Meski berada di rumah sendiri, aku merasa seperti orang yang sedang melakukan perjalanan jauh...” Halaman 85. Ternyata satu kebersamaan mengancam hubungan lain, seorang perempuan muda lain merasa terganggu dengan kehadiran Mikage di rumah Yuichi. Suatu ketika, ia melabrak Mikage, “Kamu hanya suka mencicipi bagian yang menyenangkan dari percintaan, terus menerus memamerkan keperempuananmu di hadapannya. Akibatnya Tanabe menjadi orang yang tanggung. Memang praktis kan, kalau kamu tetap menempel padanya dalam hubungan tanpa status? Tapi bukankah yang disebut dengan percintaan adalah ketika kedua belah pihak saling mengurus satu sama lain? Sementara kamu mangkir dari semua beban berat itu, memasang ekspresi tenang, dan bersikap seolah-olah memahami semuanya..” Halaman 97. Bagaimana memaknai kehilangan? mungkin sesuatu yang tidak bisa dikembalikan lagi seraya berharap bahwa ada keajaiban seperti yang ada di film- film dimana ada penundaan kematian. Sesuatu yang tampaknya tidak masuk akal, namun punya pemaknaan yang berbeda bagi tiap orang, termasuk kehilangan dari versi sang Ayah Ibu Yuichi yang mengingat kematian istrinya, “...Sambil memeluk tanaman ini, tubuhku gemetar. Dalam hati aku berpikir; di dunia ini,tidak ada lagi makhluk yang bisa saling memahami selain aku dan nanas ini. Sambil memejamkan mata seolah-olah berusaha menahan gempuran angin dingin, aku merasa aku dan nanas itu merasakan kesepian yang sama...Istri yang selama ini menjadi tempat berbagi telah akrab dengan kematian , dibandingkan aku dan nanas itu”. Halaman 109. Suatu kejadiaan, Eriko dibunuh oleh seorang pelanggan bar. Tidak hanya Yuichi dan Mikage yang ikut bersedih, tetapi juga, Chika, teman Eriko di bar. Penyampaian luapan-luapan emosi pada karakter Chika menunjukkan sisi kemanusiaan yang rasional, “Aku kesepian Mikage. Kenapa semua menjadi begini? Tuhan ada atau tidak sih? Aku tak akan pernah bisa bertemu Eriko lagi .“ Halaman 116. Yoshimoto memilih kalimat-kalimat yang bijak, yang saya rasa bersumber dari pemikiran yang dalam atau mengutip dari seseorang. Saya memilih beberapa kalimat ini dari Mikage: ..Menurutku, manusia tidak dikalahkan oleh situasi atau kekuatan dari luar. Kekalahan justru menggerogoti dari dalam. Halaman 125. Manusia bisa memilih satu di antara begitu banyak jalan. “Mungkin akan lebih tepat jika dikatakan bahwa momen untuk memilih jalan itu tak ubahnya seperti menyaksikan mimpi. Aku pun mengalami itu. Namun sekarang aku mengerti sehingga bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Halaman 132. Aku tahu. Kristal bercahaya yang berisi masa-masa menyenangkan tiba-tiba terbangun dari tidur panjang di dasar ingatan, dan kini mendorong kami. Bagaikan embusan angin baru, kesegaran hari-hari yang harum itu terlahir kembali di dalam hatiku dan aku menghirupnya. Aku punya kenangan tentang keluarga. Halaman 135. dan akhirnya, kalimat inilah yang menjadi kata-kata pembakar semangat serta meraih mimpi bersama: ...Hei, Yuichi.Aku tidak mau kehilangan kamu. Selama ini kita selalu kesepian, tapi tak pernah kita hiraukan perasaan kita. Kematian adalah sesuatu yang berat. Kita masih muda dan seharusnya belum perlu tahu tentang hal itu, tapi mau tidak mau kita harus begitu...Dan nanti jika masih bersama-sama denganku, mungkin kau akan menyaksikan hal-hal yang menyedihkan, menyebalkan, buruk. Tapi kalau kau tidak keberatan, kita bisa bersama-sama menghadapi apa saja, baik yang jauh lebih menyusahkan maupun menyenangkan. Aku ingin kau memutuskan itu setelah perasaanmu lebih baik. Pikirkan masak-masak dan manfaatkan waktumu, ya?...Halaman 137.

3.2 NilaiPragmatik dalam Novel“Kitchen” karya Banana Yoshimoto