Studi Pragmatik Studi Pragmatik dan Pendekatan Semiotik dalam Sastra

adalah sebagai pengarang novel dan menceritakan kisahnya sendiri yang menjadi tokoh bawahan atau sampingan.

2.3 Studi Pragmatik dan Pendekatan Semiotik dalam Sastra

2.3.1 Studi Pragmatik

Pendekatan pragmatik yang digunakan dalam menelaah sastra dikemukakan oleh Abrams. Abrams dalam Fannie 2001:100, mengemukakan bahwa dalam menelaah sastra terdapat empat model pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu : 1. Telaah dari sudut pandang karya sastra itu sendiri yang merupakan produk pengarang Pendekatan Objektif 2. Telaah dari sudut pengarangnya Pendekatan Ekspresif 3. Telaah dari keterhubungan ide, perasaan, atau peristiwa-peristiwa yang mendasari karya yang ditelaah, baik secara langsung atau tidak langsung yang secara esensial dasarnya merupakan satu tiruan Pendekatan Mimesis 4. Telaah dari sudut pandang pembaca atau penerima karya sastra Pendekatan Pragmatik Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral, agama dan tujuan pendidikan lainnya. Dengan kata lain, pragmatik sastra bertugas sebagai pengungkap tujuan yang dikemukakan para pengarang untuk mendidik masyarakat pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang diberikan kepada pembaca, maka semakin baik dan bernilai tinggi karya sastra tersebut Abrams dalam Pradopo, 2002:67. Menurut Teeuw dalam Endraswara 2008:71 kajian pragmatik selalu memunculkan persoalan yang berkaitan dengan masalah pembaca, yaitu apa yang dilakukan pembaca dengan karya sastra, apa yang dilakukan karya sastra dengan pembacanya serta apakah tugas dan batas kemungkinan pembaca sebagai pemberi makna. Hal ini berhubungan dengan manfaat pragmatik sastra terhadap fungsi- fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasannya sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan melalui peranan pembaca dalam memahami karya sastra. Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatik adalah memberikan manfaat terhadap pembaca. Dengan mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca, maka masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik diantaranya adalah berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra. Jika dikaitkan oleh pandangan Wellek dan Warren dalam Siswanto 2008:30, yang mengatakan bahwa fungsi sastra adalah gabungan dari Dulce “manis, menyenangkan” dan Utile “berguna,bermanfaat”, penelitian terhadap tujuan atau fungsi sastra mengarah kepada fungsi Utile bukan Dulce. Hal ini didasari oleh anggapan karya sastra mengandung tujuan atau manfaat, yaitu membina, mendidik pribadi pembaca.

2.3.2 Pendekatan Semiotik