Penokohan Perwatakan Sudut Pandang

[“ kapan... kejadiannya? Baru saja?” tanyaku, tanpa tahu dari mana suaraku berasal dan apa yang sebenarnya kuucapkan. “ bukan, sudah agak lama. Orang- orang-orang di bar juga sudah selesai mengadakan upacara pemakaman kecil- kecilan. maafkan aku... bagaimanapun aku merasa tidak sanggup menyampaikan berita ini kepadamu.”] [halaman 58-59] Dari cuplikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cerita novel “Kitchen” ini terjadi di sebuah bar di Jepang yaitu Tokyo. Rangkaian peristiwa terjadi di apartemen, bar dan dapur. Di apartemen, bar dan dapur banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang menunjukan nilai-nilai pragmatik yang terkandung didalam novel Kitchen. Nilai-nilai pragmatik itu adalah ketegaran, kesabaran, kepeduliaan dan kasih sayang. Latar sosial-budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan soial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah dan tinggi Nurgiyantoro, 1995: 233-234.

2.2.4 Penokohan Perwatakan

Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana pula perilaku tokoh-tokoh tersebut. Dalam penokohan ada dua hal penting, yaitu pertama berhubungan dengan teknik penyampaian dan yang kedua adalah berhubungan dengan watak atau kepribadian tokoh yang ditampilkan. Kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat karena penampilan dan penggambaran sang tokoh harus mendukung watak tokoh tersebut Aminuddin, 2000:79. Sedangkan tokoh dalam cerita menurut Abram dalam Nurgiyantoro adalah orang-orang yang ditampilakan dalam suatu karya naratif, atau drama yang ditafsirkanpembaca memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan Nurgiyantoro, 1995:165. Melalui tokoh cerita, penulis juga dapat menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang memang ingin disampaikan oleh pembaca Nurgiyantoro, 1995:167. Penokohan dalam novel “Kitchen” adalah sebagai berikut: 1. Mikage Sakurai adalah tokoh utama dalam novel Kitchen yang merupakan seorang anak yang tegar dan penuh kesabaran dalam menjalani hidup. Serta memiliki rasa kasih sayang kepada Yuichi. 2. Yuichi Tanabe adalah seorang pria yang dingin yang punya sifat sangat perhatian dan kepedulian kepada Mikage Sakurai. 3. Eriko adalah seorang ibu transgender yang ramah dan mempunyai kasih sayang yang besar terhadap istri dan anaknya, Yuichi. 4. Chika adalah rekan kerja Eriko yang memiliki sifat peduli terhadap Yuichi dan hubungannya dengan Mikage. Semenjak Eriko meninggal dunia Chika menjadi salah satu orang yang sangat perhatian terhadap hidup Yuichi. 5. Sotaro adalah mantan pacar Mikage yang punya sifat penuh semangat dalam hidup.

2.2.5 Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995: 248 sudut pandang atau view of point menyaran pada cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Menurut Aminuddin 2000 : 96 sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut. Dengan kata lain, posisi pengarang menempatkan dirinya dalam cerita tersebut dan dari titik pandang ini, pembaca mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Ada beberapa jenis sudut pandang point of view: 1. Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut sudut pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri. 2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Disini pengarang ikut melibatkan diri dalam cerita. Akan tetapi, ia mengangkat tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif. 3. Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita. Disini pengarang menceritakan orang lain dalam segala hal. Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Mikage Sakurai dalam novelnya “Kitchen” adalah sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Banana Yoshimoto adalah sebagai pengarang novel dan menceritakan kisahnya sendiri yang menjadi tokoh bawahan atau sampingan.

2.3 Studi Pragmatik dan Pendekatan Semiotik dalam Sastra

2.3.1 Studi Pragmatik

Pendekatan pragmatik yang digunakan dalam menelaah sastra dikemukakan oleh Abrams. Abrams dalam Fannie 2001:100, mengemukakan bahwa dalam menelaah sastra terdapat empat model pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu : 1. Telaah dari sudut pandang karya sastra itu sendiri yang merupakan produk pengarang Pendekatan Objektif 2. Telaah dari sudut pengarangnya Pendekatan Ekspresif 3. Telaah dari keterhubungan ide, perasaan, atau peristiwa-peristiwa yang mendasari karya yang ditelaah, baik secara langsung atau tidak langsung yang secara esensial dasarnya merupakan satu tiruan Pendekatan Mimesis 4. Telaah dari sudut pandang pembaca atau penerima karya sastra Pendekatan Pragmatik Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral, agama dan tujuan pendidikan lainnya. Dengan kata lain, pragmatik sastra bertugas sebagai pengungkap tujuan yang dikemukakan para pengarang untuk mendidik masyarakat pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran dan